Ulasan Novel 'The School For Good And Evil 1', Murid yang Tertukar

Candra Kartiko | Tuan Typo
Ulasan Novel 'The School For Good And Evil 1', Murid yang Tertukar
Cover The School For Good And Evil. (Dok. Pribadi/sonangambarita)

Novel bergenre fantasi karya Soman Chainani ini sudah diadaptasi menjadi serial film di Netflix. Novel ini sendiri bercerita tentang seorang anak remaja bernama Sophie yang sangat ingin diculik Sang Guru dan dibawa ke Sekolah Kebaikan untuk dilatih menjadi seorang putri.

Sophie berusaha melakukan kebaikan sembari menunggu hari penculikan tiba. Sementara itu, sahabatnya, Agatha yang tinggal di hutan, tidak mempercayai adanya Sekolah Kebaikan dan Kejahatan yang selalu dibaca anak-anak dalam buku dongeng mereka.

Baca Juga: 3 Nama Tokoh Antagonis di Dunia Pewayangan Jawa, Jahatnya Nggak Ada Obat!

Sampai pada suatu malam, Sang Guru datang menculik Sophie dan Agatha ikut terbawa saat mencoba menyelamatkan Sophie. Mereka dijatuhkan ke sekolah itu. Namun, Sophie malah jatuh ke lumpur bau busuk di Sekolah Kejahatan dan Agatha yang tidak menyukai orang luar dijatuhkan di taman bunga di Sekolah Kebaikan.

Selama awal sekolah, mereka mencoba menginterupsi kekeliruan itu. Bahwa seharusnya Sophie yang ada di Sekolah Kebaikan dan suatu saat akan bertemu dengan pangerannya. Sementara itu seharusnya Agatha ada di Sekolah Kejahatan dan menjadi penyihir. Namun, sekeras apa pun berusaha, mereka tidak bisa menentang takdir itu.

Baca Juga: Yemens Dirty War, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Agatha yang membenci cermin terpaksa menjalani hidupnya dengan gaun berwarna pink. Setiap hari ia berusaha menghindari cermin agar tidak melihat wajahnya yang jelek dan sangat mustahil untuk tersenyum. Sedangkan Sophie yang baik diajarkan menjadi penyihir jahat.

Awalnya, hubungan mereka tetap baik. Agatha dengan semua yang ia bisa, mencoba bertukar tempat dengan Sophie agar temannya itu bisa mengenakan gaun pink dan bertemu dengan pangerannya. Namun, semua usaha mereka gagal karena takdir tidak berjalan sesuai kemauan mereka. Persahabatan mereka mulai retak dan terjadi pertengkaran hebat. Namun, akhirnya mereka kembali bersatu setelah Sang Guru berhasil dikalahkan.

Baca Juga: Inilah 5 Negara Termuda di Dunia, Ada yang Baru Berumur 3 Tahun!

Aku suka kisah yang disajikan dalam novel ini. Gaya berceritanya ringan dan nyaman untuk diikuti. Meski jumlah halamannya cukup tebal, tetapi aku menyelesaikan buku ini kurang dari dua hari. Deskripsi latar digambarkan dengan sangat baik sehingga aku dapat membayangkan bagaimana situasi dan keadaan di dalam novel ini.

Novel ini juga mengandung banyak nilai positif yang bisa diambil. Meski bergenre fantasi, tetapi novel ini tidak sulit untuk dipahami. Apakah kamu sudah membacanya? Bagaimana menurutmu?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak