Sejak awal berdirinya, TNI telah menggunakan beragam jenis helikopter yang diperuntukan untuk berbagai misi hingga hari ini. Penggunaan helikopter dalam tubuh TNI tidak hanya terbatas yang berasal dari blok barat maupun blok timur saja, akan tetapi merupakan perpaduan dari kedua kubu tersebut.
Jika blok timur diwakili oleh helikopter Mil Mi-4 dan Mil Mi-6 sebagai helikopter angkut, maka dari blok barat terdapat nama Bell-47G dan Hiller 360 sebagai helikopter angkut yang pernah digunakan TNI sejak masa orde lama.
Namun, ternyata terdapat helikopter lain buatan pabrikan barat yang pernah digunakan oleh TNI sejak masa orde lama. Akan tetapi, helikopter ini justru mulai dikenal saat memasuki awal masa orde baru. Helikopter tersebut dikenal dengan nama Sikorsky UH-34 atau yang memiliki kode lain S-58.
BACA JUGA: Rekam Jejak Mil Mi-1, Helikopter Ringan dari Masa Orde Lama
1. Datang Sebagai Simbol Hubungan Indonesia-Amerika Serikat
Awal mula kedatangan helikopter Sikorsky S-58 terjadi pada awal dekade 60-an. Dilansir dari situs tni-au.mil.id, helikopter Sikorsy S-58 datang ke Indonesia sebagai bentuk relasi Indonesia-Amerika pasca kontroversi kasus Allan Lawrence Pope. Sejak saat itu, Indonesia mulai menjajaki hubungan dengan Amerika Serikat, khususnya dalam bidang pertahanan.
Pada tahun 1961 pihak Amerika Serikat menghibahkan helikopter Sikorsky S-58 kepada pihak militer Indonesia sebagai simbol persahabatan kedua pihak.
Akan tetapi, tidak jelaskan jumlah pasti unit yang dihibahkan pihak Amerika Serikat tersebut kepada Indonesia. Helikopter S-58 tersebut kemudian digunakan sebagai helikopter angkut VIP atau helikopter angkut kepresidenan.
2. Dari Helikopter Anti Kapal Selam Hingga Menjadi Helikopter Serbaguna
Sikorsky S-58 atau UH-34 pada awalnya dikembangkan untuk mengakomodisi kemampuan anti kapal selam yang diinginkan oleh pihak Angkatan laut Amerika Serikat.
Namun, dalam perjalannya helikopter ini kemudian menjadi helikopter serbaguna, baik untuk keperluan angkut militer, helikopter SAR maupun helikopter serang ringan. Helikopter ini seringkali pula digunakan untuk membantu dukungan bantuan bencana dan helikopter medis.
Helikopter dengan ukuran cukup besar tersebut ditenagai oleh sebuah mesin Wright R-1820-84 Cyclone yang mampu membuat helikopter ini terbang dengan kecepatan 196 km/jam dan dapat menempuh jarak sekitar 300 km. Helikopter ini dapat membawa pasukan atau penumpang sebanyak 12-16 orang.
Dilansir dari wikipedia.com, sistem persenjataan yang mampu dibawa oleh helikopter ini mulai dari senapan mesin ringan maupun berat yang terpasang di sisi pintu samping (door-gun), peluncur roket, sistem sonar, bahkan bisa pula membawa rudal serang darat semacam AGM-12 Bullpup.
Selain digunakan oleh Amerika Serikat dan Indonesia, helikopter ini juga digunakan oleh Thailand, Belanda, Laos, Vietnam dan banyak negara lain.
BACA JUGA: Sejarah Hari Ini: Rekam Jejak Bell 47-G, Helikopter Latih Generasi Awal TNI
3. Dijuluki “Codot” oleh pihak TNI
Meskipun telah dioperasikan sejak dekade 60-an, akan tetapi helikopter ini mulai sering terlihat memasuki dekade 70-an. Hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan arah politik Indonesia pada masa orde baru yang membuat beberapa alutsista buatan blok timur mulai dipensiunkan karena beragam alasan.
Helikopter yang dalam tubuh TNI dijuluki sebagai “Codot” yang memiliki arti kelelawar ini mulai dipergunakan untuk mendukung kegiatan operasi militer di Kalimantan.
Kemudian, Indonesia mendapatkan beberapa unit S-58T yang merupakan varian baru dari helikopter tersebut pada tahun 1975. Dilansir dari situs indomiliter.com, helikopter ini datang ke Indonesia sebanyak 12 unit dan dioperasikan oleh Skuadron Udara 6.
Helikopter ini tercatat sudah cukup banyak ikut serta dalam beragam operasi militer di Indonesia. Mulai dari operasi militer di pedalaman Kalimantan, operasi Seroja di Timor-Timur, operasi di Papua/Irian barat, serta diterjunkan pula saat operasi militer di Aceh.
Helikopter ini kemudian dipensiunkan pada tahun 2008 akibat dari usianya yang menua dan mulai sering terjadi kecelakaan yang melibatkan helikopter tersebut. Kini helikopter yang dikenal memiliki bentuk yang unik tersebut beberapa tersimpan di dalam museum dan beberapa lagi dijadikan monumen di beberapa tempat.