Pada masa orde lama, Indonesia telah mengoperasikan beragam jenis helikopter yang dipergunakan untuk mendukung beragam pengoperasian militer. Helikopter yang dioperasikan TNI pada saat itu didominasi oleh helikopter buatan blok timur semacam Mil Mi-1, Mil Mi-4 dan helikopter raksasa Mil Mi-6. Hal ini wajar karena kedekatan Indonesia dengan negara-negara blok timur saat itu terbilang cukup baik, khususnya menjelang kampanye operasi Trikora di Irian barat.
Namun, ternyata helikopter pertama yang dimiliki oleh Indonesia justru buata negara barat seperti Hiller 360 yang merupakan helikopter pertama yang dioperasikan oleh Indonesia. Ada salah satu helikopter lain yang diketahui pernah memperkuat skuadron helikopter Indonesia sejak masa orde lama. Helikopter tersebut dikenal dengan nama Bell 47-G.
1. Helikopter Sipil Pertama
Jika dirunut dari sejarahnya, Bell 47 merupakan keluarga helikopter pertama yang digunakan untuk kepentingan sipil. Tercatat helikopter ini telah memasuki layanan sejak tahun 1948 di Amerika Serikat. Bersama dengan Hiller 360, helikopter ini menjadi helikopter generasi awal yang dipergunakan untuk kepentingan sipil selain tentunya untuk kepentingan militer pada umumnya.
Helikopter yang merupakan buatan pabrikan Bell Aircraft ini telah diproduksi sebanyak sekitar 5.600 unit sejak tahun 1946 hingga 1974. Pengguna utama helikopter jenis ini tentunya adalah Amerika Serikat dan Inggris yang didominasi untuk penggunaan militer dan sipil. Bahkan, hingga hari ini helikopter tersebut masih terlihat dipergunakan untuk kepentingan sipil dan kepolisisan di Amerika Serikat.
2. Menjadi Helikopter Latih Generasi Awal TNI
Dilansir dari situs tni-au.mil.id, helikopter ini tercatat pernah dioperasikan AURI pada tahun 1957. Varian yang dimiliki saat itu adalah Bell 47-G-2 yang digunakan oleg skuadron udara 6, akan tetapi tidak diketahui secara rinci berapa unit helikopter Bell 47-G yang dioperasikan pihak AURI kala itu.
Helikopter jenis ini kemudian hadir kembali pada dekade 70-an, pemerintah Australia pada saat itu menghibangkan 12 unit helikopter Bell 47-GB-1 atau yang memiliki julukan “Sioux” atau “Soloy” ini kepada pihak Indonesia.
Bantuan kerjasama di bidang militer ini tentunya merupakan pemulihan kerjasama pasca renggangnya hubungan kedua negara pada dekade 60-an. Di Indonesia, helikopter ini masuk menjadi helikopter latih karena kehandalannya dan kemudahan dalam pengoperasiannya.
BACA JUGA: Deschamps Bicara Peluang Karim Benzema Kembali ke Skuad Prancis untuk Final Piala Dunia 2022
3. Memiliki Usia Pengabdian yang panjang di tubuh TNI
Sejak datang pada dekade 70-an, tercata helikopter ini merupakan salah satu alutsista tua yang dioperasikan oleh TNI. Helikopter yang ditenagai sebuah mesin Lycoming TVO-435-F1A ini mampu terbang dengan kecepatan 169 km/jam dan memiliki jarak operasional sekitar 396 km. Dilansir dari situs indomiliter.com, helikopter ini sangat mudah untuk dirawat dan dioperasikan sehingga digunakan sebagai helikopter latih bagi TNI.
Bahkan, meskipun telah mendatangkan helikopter sejenis yang jauh lebih modern seperti EC120B Colibri buatan Airbus Helicopters, Bell 47-G yang dimiliki oleh TNI masih terlihat dioperasikan hingga tahun 2011. Namun, helikopter ini harus digrounded pada periode 2011 hingga 2015 karena usianya yang sudah semakin menua dan sering mengalami malfungsi serta kecelakaan. Helikopter ini kini beberapa unitnya tersimpan di dalam museum yang tersebar di Indonesia.
Video yang Mungkin Anda Suka.