Ulasan Buku 'Orang Pelit Pantatnya Item', Jangan Pelit Memuji Pasangan

Fathorrozi 🖊️
Ulasan Buku 'Orang Pelit Pantatnya Item', Jangan Pelit Memuji Pasangan
Buku Orang Pelit Pantatnya Item karya Edi Mulyono (Dok. Pribadi/Fathorrozi)

Secara naluri kemanusiaan, tak hanya wanita, laki-laki pun juga butuh pujian. Jika seorang suami yang membelikan kado ulang tahun istrinya berupa cincin emas, lalu istrinya bersyukur dan memuji suaminya sebagai suami yang setia dan romantis, maka bisa jadi keesokan harinya si suami akan belikan hadiah kalung emas sebagai hadiah susulan untuk istrinya.

Begitu pula dengan wanita. Jika hasil masakannya dimakan lahap oleh suami dan setelah itu dipuji sebagai masakan paling sedap sedunia, maka boleh jadi esok harinya si istri akan masak menu spesial kesukaan suaminya. Dan begitulah seterusnya. Jadi, suka dipuji itu bukan hanya karakter khas wanita, namun juga laki-laki.

BACA JUGA: Ulasan Buku 'Hanya untuk Satu Nama', Bencana yang Terekam dalam Cerita

Pujian selalu mampu mengalirkan hangatnya kebermaknaan diri dalam hidup ini. Hadirnya rasa kebermaknaan diri itulah yang memicu diri menjadi percaya diri, ceria, senang dan bahagia.

Salah satu bahasan dalam buku Orang Pelit Pantatnya Item ini adalah ajakan agar kita selaku suami tidak pelit memuji istri. Sebab, kaum wanita lebih sering butuh pujian orang sekitarnya, terlebih dari suaminya untuk sekadar meyakinkan diri bahwa bedaknya sudah benar, pakaiannya sudah oke, sandalnya sudah keren, rambutnya sudang wangi, bekas jerawatnya sudah hilang, betisnya sudah bening, dan lain sebagainya.

Jika kita sebagai laki-laki kurang begitu peka dalam memberi pujian terhadap pasangan kita maka kita akan divonis tidak sayang dan tidak peduli. Dari itu, sebaiknya kaum laki-laki mau mengerti kondisi alamiah tersebut dan tidak pelit untuk memuji wanitanya. 

BACA JUGA: 3 Pelajaran Hidup dari Drama Korea 'Dr. Cha', Nyalakan Ambisi Mengejar Cita

Lebih lanjut, penulis buku ini menyarankan dalam memuji pasangan tidak perlu mendaki-kaki, sewajarnya saja dan tidak terlalu lebay. Misalnya dengan perkataan, "Aku yakin pasti di sekitar rumahmu ada pabrik genting ya, sebab wajahmu semanis Ayu Ting Ting." Atau dengan kata seperti ini, "Kamu cewek dengan tahi lalat terindah yang pernah kukenal. Seandainya diadakan festival tahi lalat indah sekabupaten ini, pastilah kamu juaranya."

Di bagian akhir pembahasan ini, penulis bernasihat buat kaum wanita dan kaum laki-laki. Buat kaum wanita: bolehlah jika ingin dipuji, tapi jangan sampai terbuai dan buta mata. Buat kaum laki-laki: jangan pelit memuji, tapi bukan pujian gombal, sebab itu tidak ada perkembangan positif bagi wanitamu.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Candra Kartiko

Tampilkan lebih banyak