Ngeri! Inilah 13 Macam Perilaku Menyimpang Seksual, Termasuk Frotteurisme

Candra Kartiko | Wahyu Astungkara
Ngeri! Inilah 13 Macam Perilaku Menyimpang Seksual, Termasuk Frotteurisme
Ilustrasi tangan mengepal (Pexels/NEOSiAM 2021)

Perilaku menyimpang seksual merujuk pada tindakan-tindakan seksual yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Meskipun seksualitas adalah bagian alami dari kehidupan manusia, ada beberapa bentuk perilaku menyimpang yang memiliki dampak negatif secara psikologis, emosional, dan sosial.

BACA JUGA: Kode Rahasia di Plat Nomor Kendaraan, Gak Sembarangan!

Yuk, disimak 13 macam perilaku menyimpang seksual beserta urgensi untuk memahaminya dan upaya-upaya untuk mengatasinya. 

  1. Pedofilia: Ketertarikan seksual pada anak di bawah umur.
  2. Nekrofilia: Ketertarikan seksual pada mayat.
  3. Zoofilia: Ketertarikan seksual pada hewan.
  4. Voyeurisme: Keinginan untuk mengamati orang lain dalam keadaan telanjang atau sedang berhubungan seks.
  5. Ekshibisionisme: Kecenderungan untuk memperlihatkan organ genital kepada orang lain tanpa seizin mereka.
  6. Frotteurisme: Kebiasaan meraba atau menggesekkan diri pada orang asing di tempat umum.
  7. Sadisme: Kepuasan seksual dari menyebabkan penderitaan fisik atau psikologis pada orang lain.
  8. Masokisme: Kepuasan seksual dari menerima penderitaan fisik atau psikologis.
  9. Fetisisme: Ketergantungan pada objek tertentu atau bagian tubuh tertentu untuk membangkitkan gairah seksual.
  10. Transvestitisme: Kebiasaan berpakaian sebagai lawan jenis untuk merasakan kepuasan seksual.
  11. Kleptofilia: Keinginan seksual dari mencuri barang-benda.
  12. Urofilia: Ketertarikan seksual pada urin atau tindakan berkemih.
  13. Koprofilia: Ketertarikan seksual pada tinja atau tindakan buang air besar.

Perilaku-perilaku di atas tentu bisa merugikan individu-individu, serta masyarakat di sekitarnya. Kebanyakan dari perilaku ini dikaitkan dengan gangguan mental atau riwayat traumatis masa lalu. Oleh karena itu, bagi individu yang teridentifikasi mengalami perilaku menyimpang hendaknya segera mencari bantuan terapis, seperti psikolog atau psikiater, guna memperoleh penanganan yang sesuai.

BACA JUGA: Asal Usul Huruf 'K' jadi Singkatan Ribu, Berasal dari Bahasa Yunani?

Masyarakat juga perlu turut berperan dalam pencegahan. Pendidikan seksual yang komprehensif dan inklusif dapat membantu individu memahami seksualitas secara sehat dan mengurangi kemungkinan perilaku menyimpang. Selain itu, perlu adanya dukungan dan edukasi tentang pengertian batasan antara perilaku normal dan menyimpang, agar masyarakat lebih waspada terhadap tanda-tanda bahaya.

Dalam mengatasi perilaku menyimpang seksual, pendekatan holistik yang melibatkan dukungan keluarga, teman, dan profesional sangat penting. Terapi kognitif perilaku, terapi seksual, dan dukungan psikososial dapat membantu individu meraih pemulihan dan menghindari perilaku menyimpang di masa depan. Hal ini sebagaimana dirangkum dari sumber W. L. Marshall, D. R. Laws, H. E. Barbaree. Handbook of Sexual Assault. Issues, Theories, and Treatment of the Offender.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak