Ulasan Buku 'Mari Mendongeng': Panduan Belajar Mendongeng

Candra Kartiko | Sam Edy
Ulasan Buku 'Mari Mendongeng': Panduan Belajar Mendongeng
Ilustrasi Buku 'Mari Mendongeng'. (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Mendongeng ternyata dapat dijadikan sebagai sarana yang sangat bagus dan efektif untuk mendidik anak. Tak heran bila orangtua zaman dulu memiliki kebiasaan mendongengi anak-anaknya. 

Misalnya ketika anak hendak tidur, orangtua menyampaikan dongeng yang memikat dan memiliki nilai atau pesan moral kepada anak-anak. Oleh karenanya, penting bagi para orang tua zaman sekarang, untuk membekali diri dengan ilmu tentang cara mendongeng yang baik dan memikat. 

Dengan bekal mendongeng inilah, diharapkan para orang tua mampu menyelipkan nasihat atau pesan-pesan berharga dalam setiap dongeng yang hendak disampaikan kepada anak-anaknya.  

BACA JUGA: Buku 'Mendampingi Anak Belajar': Bebaskan Anak dari Stres dan Depresi Belajar

Salah satu buku yang dapat dijadikan sebagai panduan mendongeng berjudul “Mari Mendongeng” karya Kak Wees Ibnoe Say. Dalam buku ini dituturkan bahwa selama berabad-abad manusia tumbuh bersama cerita. Kini, ketika kita mendengar kata mendongeng, orang biasanya lebih banyak menghubungkannya dengan dunia anak-anak. 

Padahal sesungguhnya mendongeng atau story telling adalah seni bercerita dan berkomunikasi yang bisa digunakan untuk dan oleh siapa saja, baik itu orang dewasa ataupun anak-anak. Bagi orang dewasa mendongeng bisa digunakan untuk membangun relasi, mempengaruhi orang, mengajar, seni terapi dan banyak hal lain manfaat mendongeng bagi orang dewasa (hlm. 3).

Salah satu manfaat mendongeng bagi anak adalah menanamkan budi pekerti yang baik. Dalam buku ini dijelaskan, lewat dongeng, berbagai nilai juga dapat ditanamkan pada anak. Hubungan batin antar manusia dalam keluarga pun dipelihara. Cara memeliharanya adalah dengan komunikasi. 

BACA JUGA: Buku 'Kecil-Kecil Belajar Bisnis': Menggali Jiwa Bisnis sejak Dini

Media komunikasi yang paling efektif bagi orang tua kepada anaknya adalah dengan mendongeng. Namun sayangnya, entah karena sibuk atau merasa tidak bisa mendongeng, banyak orang tua yang akhirnya tidak terlalu memprioritaskan kegiatan mendongeng ini sebagai bagian penting dari pola pengasuhannya. Alhasil, mendongeng pun kalah populer dibanding televisi yang tayangannya belum tentu sesuai untuk anak-anak. Padahal, kenyataannya televisi telah menjadi menu wajib bagi keseharian anak (hlm. 8).

Hal yang perlu digarisbawahi bahwa dongeng juga bisa menjadi terapi yang baik bagi anak. Kak Wees Ibnoe menjelaskan, bagi anak-anak yang baru saja mengalami trauma atau sedang sakit, dongeng juga bisa jadi ajang pelepasan ekspresi, penyembuhan luka hati, dan hiburan. Di banyak negara, dongeng digunakan terapi atas trauma yang dialami oleh anak-anak korban kekerasan, perang, dan bencana alam.

Menarik sekali membaca buku terbitan Zora Book (Yogyakarta, 2016) ini. Sebuah buku yang layak dibaca oleh para orang tua, guru PAUD/TK/SD atau para pemerhati anak, sebagai bekal untuk memahami seputar dunia dongeng yang memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak