Kematian seorang anak mungkin merupakan cobaan terberat yang harus dihadapi sebuah keluarga. Namun, bagaimana jika kematian tersebut masihlah merupakan tanda tanya? Tak ada satu pun jejak yang bisa membuktikan, bahwa kepergian tiba-tiba seorang anak berakhir pada sebuah kematian.
Seperti kisah yang terdapat dalam sebuah novel berjudul Pretty Girls yang ditulis oleh Karin Slaughter. Berikut akan saya sarikan ceritanya untuk Anda, para pembaca.
Kisah bermula dari hilangnya seorang gadis cantik bernama Anna Kilpatrick. Hal ini membangkitkan ingatan keluarga Carroll, khususnya bagi Lydia dan Claire, tentang hilangnya kakak mereka, Julia Carroll, di usianya yang ke-19 tahun. Tak ada satu pun jejak dari kepergian Julia meski dua dekade telah terlewati.
Hilangnya Julia berdampak besar pada keluarga. Orang tuanya bercerai karena tak tahan melihat kesedihan di diri satu sama lain. Ayahnya, Sam Carroll, bunuh diri setelah perjuangannya bertahun-tahun menemukan putrinya gagal.
Sang ibu memilih menarik diri. Lydia, putrinya, menjadi pecandu narkoba. Sebuah tuduhan percobaan pemerkosaan yang pernah Lydia layangkan pada Paul Scott—saat itu masih sebagai calon suami Claire—membuat kedua saudari itu tak lagi saling bicara selama delapan belas tahun.
Sampai ketika Paul Scott dibunuh dalam usaha perampokan di suatu gang, membuat Claire akhirnya menghubungi Lidya. Claire menemukan sejumlah video dalam komputer Paul yang mengungkapkan sisi gelap suaminya tersebut.
Video berisi adegan pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan pria bertopeng pada gadis-gadis, yang salah satunya mirip Anna Kilpatrick.
Claire tak menyangka suaminya yang selama ini terlihat 'lurus', ternyata memiliki perilaku menyimpang dengan mengoleksi film-film berbentuk kekerasan seksual; penyiksaan brutal berujung pembunuhan.
Claire berpikir, jika sisi lain Paul ini nyata, bisa jadi percobaan pemerkosaan yang dulu dilakukannya pada Lydia adalah benar!
Bersama Lidya, Claire mengungkap satu demi satu kebohongan Paul. Sejumlah link video yang Claire tunjukkan pada Kepala Polisi Mayhew, tak mendapatkan tanggapan yang diharapkan.
Kelak, Claire menyadari bahwa tak ada yang bisa ia percaya karena banyak pihak terlibat: polisi, FBI, politikus, dan jaringan yang lebih luas yang tak pernah ia bayangkan.
Penulis novel ini, Karin Slaughter, dengan piawai menyebar petunjuk sedikit demi sedikit melalui narasi dalam surat-surat Sam, pikiran-pikiran Claire dan Lidya. Butuh melewati 15 bab dan beberapa sub bab sebelum akhirnya tiba di bab-bab gore. Banyak sekali aneka bentuk penyiksaan dan kekerasan fisik yang terlalu brutal untuk diceritakan.
Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama ini menyuguhkan banyak intrik. Fakta-fakta yang terkuak, akan dipatahkan oleh fakta baru yang datang kemudian. Kejutan muncul di sana sini membuat pembaca harus terus menahan napas, karena tak ada jalan keluar! Kalian hanya harus terus membacanya dan bernapas lega di akhir cerita.