Pelajaran tentang Budi Pekerti dalam Buku "Empat Kata Ajaib"

Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Pelajaran tentang Budi Pekerti dalam Buku "Empat Kata Ajaib"
Ilustrasi Buku 'Empat Kata Ajaib'.[gramedia.com]

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua untuk mendidik putra-putrinya agar memiliki budi pekerti yang mulia. Selain lewat nasihat bijak dan keteladanan, anak juga bisa diajari cara berperilaku yang baik lewat buku-buku cerita.

Salah satu buku cerita yang layak dijadikan sebagai bacaan menghibur sekaligus mendidik berjudul ‘Empat Kata Ajaib’ karya Cikie Wahab, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (edisi digital, 2023). 

Dalam buku yang dilengkapi dengan ilustrasi berwarna ini, dikisahkan sebuah keluarga yang berusaha mendidik kedua anaknya agar membiasakan diri mengucapkan empat kata ajaib, yakni: terima kasih, permisi, tolong, dan maaf.

Kata ‘terima kasih’ digunakan ketika kita baru mendapatkan hadiah dari ayah, ibu, saudara, teman, dan orang-orang yang telah berjasa bagi kehidupan kita. Misalnya, dalam buku ini dikisahkan, ketika ayah pulang membawa sekeranjang apel dan diberikan kepada Timi, salah satu putrinya, maka Timi pun segera mengucapkan kata terima kasih pada ayahnya. 

Kata ajaib selanjutnya adalah ‘permisi’. Kata ini digunakan ketika misalnya kita hendak lewat di depan orang lain, terlebih orang tersebut usianya lebih tua dari kita. Ucapan ‘permisi’ termasuk dari budi pekerti yang baik, biasanya sambil menundukkan wajah dan sedikit membungkuk. Jangan lupa saat mengucapkannya sambil tersenyum ramah.

Saya ambil contoh, suatu hari kita akan melewati depan rumah tetangga dan di sana ada tetangga yang sedang duduk di teras. Maka sambil ketika berada di depan tetangga, ucapkanlah kata ‘permisi’ sebagai bentuk sopan santun kita kepada orang lain. 

Kata ajaib berikutnya adalah ‘tolong’. Kata ini biasa digunakan ketika kita ingin meminta bantuan kepada orang lain. Jadi, ketika hendak meminta bantuan, biasakanlah untuk mengawali dengan kata ‘tolong’.

Dalam buku ini dikisahkan, ketika Timi merasa gerah alias kepanasan, ia berusaha menyalakan kipas angin yang menempel di tembok rumahnya. Sayangnya, ia tak bisa menjangkaunya karena tubuhnya yang kecil, sementara keberadaan kipas angin tersebut cukup tinggi.

Akhirnya, Timi pun meminta bantuan pada ibu. Timi berkata pada ibunya, “Bu, bisakah aku minta tolong menyalakan kipas angin?”.

Kata ajaib terakhir yang perlu kita praktikkan dalam berinteraksi dengan orang lain yang dibahas dalam buku ini adalah ‘maaf’. Kata ini biasa digunakan ketika kita baru berbuat salah kepada orang lain. Berusahalah meminta maaf dengan penuh ketulusan, sebagai bentuk penyesalan atas kesalahan yang telah kita lakukan. 

Terbitnya buku ini dapat dijadikan sebagai sarana membentuk karakter anak-anak. Harapannya, anak dapat memiliki budi pekerti yang baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak