Mengungkap Sisi Kelam Kehidupan Calon Praja Lewat Buku Sang Guru Pamong

Ayu Nabila | Mulyana Wirianata
Mengungkap Sisi Kelam Kehidupan Calon Praja Lewat Buku Sang Guru Pamong
Ilustrasi cover buku Sang Guru Pamong karya Indrarto dan Jose Rizal (Penerbit Republika)

“Hadirnya buku Sang Guru Pamong yang tentunya akan menggugah semangat seluruh pamong praja Indonesia agar senantiasa menunjukkan totalitas, integritas, kualitas, dan loyalitas dalam pengabdian, memajukan daerah, dan NKRI,” —Prof, Dr. M. Ryass Rasyid, M.A, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001).

Identitas Buku

Judul: Sang Guru Pamong, Kehidupan di Sekolah Pamong (IPDN)

Penulis: Indrarto dan Jose Rizal

Penulis: Republika Penerbit

Dimeni: 15 × 23 cm

Ketebalan: 504 hlm

Ulasan Buku

‘Sang Guru Pamong: Kehidupan di Sekolah Pamong (IPDN),’ karya Indrarto dan Jose Rizal, adalah kisah yang memaparkan realitas kehidupan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Buku ini menghadirkan pandangan dalam kehidupan sehari-hari di lembaga pendidikan khusus yang menjadi tempat pembentukan para calon pamong praja.

Buku ini membawa pembaca ke dalam kompleksitas dan dinamika kehidupan di IPDN, sebuah lembaga pendidikan tinggi yang memiliki peran penting dalam menyiapkan para calon pamong praja. Penulis, Indrarto dan Jose Rizal, menyajikan gambaran yang jujur dan mendalam mengenai tantangan, harapan, dan pengalaman unik yang dialami oleh para mahasiswa dan pendidik di sekolah ini.

Salah satu nilai tambah buku ini adalah pendekatan naratifnya yang menggabungkan pengalaman pribadi dengan fakta-fakta kehidupan di IPDN. Dengan cara ini, pembaca tidak hanya diberikan informasi faktual, tetapi juga dapat merasakan emosi dan perjuangan yang dihadapi oleh para calon pamong praja selama proses pembelajaran.

BACA JUGA: Membicarakan Feminisme, Eksplorasi Kritis Terhadap Kaum Feminis Bersama Nadya Karima Melati

Buku ini mengungkapkan berbagai aspek kehidupan di IPDN, mulai dari kurikulum yang ketat, dinamika hubungan antar mahasiswa, hingga tantangan dan tekanan psikologis yang dihadapi oleh para mahasiswa. Para penulis menghadirkan gambaran yang mendalam mengenai bagaimana IPDN menjadi suatu laboratorium sosial yang menciptakan karakter dan profesionalisme calon pamong praja.

Selain itu, ‘Sang Guru Pamong’ juga memberikan wawasan mengenai peran dan tugas dosen di IPDN, yang tidak hanya berfungsi sebagai pendidik tetapi juga sebagai pembimbing dan teladan bagi para mahasiswa. Buku ini memberikan apresiasi terhadap kompleksitas peran guru dan mahasiswa dalam mencapai tujuan bersama.

Keberhasilan buku ini juga terletak pada penggunaan bahasa yang lugas dan narasi yang mengalir. Pembaca tidak akan kesulitan untuk memahami informasi dan meresapi setiap cerita yang disajikan. Kejelasan penyampaian pesan membuat buku ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, tidak hanya mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi.

Tidak hanya sekadar mendokumentasikan kehidupan di IPDN, buku ini juga memberikan ruang untuk refleksi dan diskusi. Para penulis dengan bijak mengeksplorasi berbagai isu sosial dan pendidikan yang muncul dari realitas di IPDN, mengajak pembaca untuk berpikir lebih jauh mengenai peran lembaga pendidikan seperti ini dalam membentuk karakter dan kepemimpinan.

‘Sang Guru Pamong’ adalah suatu kontribusi berharga dalam memahami dunia pendidikan tinggi, terutama di konteks IPDN yang memiliki karakteristik unik. Indrarto dan Jose Rizal berhasil membuka jendela ke dalam kehidupan di lembaga ini, menyoroti tantangan dan potensi yang dapat membentuk generasi pemimpin di masa depan. Dengan tulus dan jujur, buku ini mengajak kita untuk melihat IPDN lebih dari sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai laboratorium pembentukan karakter dan kearifan lokal.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak