Cara Elegan Membalas Sakit Hati Lewat Buku 'Balas Dendam yang Sangat Manis'

Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Cara Elegan Membalas Sakit Hati Lewat Buku 'Balas Dendam yang Sangat Manis'
Buku 'Balas Dendam yang Sangat Manis'.[Dok. pribadi/ Sam Edy]

Saya merasa yakin jika setiap orang pernah mengalami yang namanya sakit hati atas perlakuan orang lain. Tak hanya sakit hati, sebagian orang bahkan mengalami sakit fisik akibat kekerasan yang dilakukan pada mereka. Bila sudah melakukan kekerasan, mungkin kita bisa melaporkannya kepada pihak yang berwajib. 

Memang sangat menyakitkan ketika ada orang yang menyakiti kita. Terlebih orang tersebut adalah orang dekat kita semisal teman, tetangga, atau anggota keluarga. Mereka yang kita kenal baik selama ini tiba-tiba karena ada kesalahpahaman misalnya, tiba-tiba berubah menjadi orang yang tidak baik bagi kita.

Sakit hati bisa menyebabkan seseorang menjadi pendendam. Padahal yang namanya dendam itu sebenarnya tidak perlu dan tidak usah kita lampiaskan. Ada kok cara-cara yang lebih elegan dan berkelas untuk menanggulangi dan membalas sakit hati dan dendam dengan lebih baik. 

Di buku ‘Balas Dendam yang Sangat Manis’ karya penulis yang hanya menggunakan inisial A.K. ini, akan dipaparkan cara menggiring rasa dendammu ke arah yang lebih baik. Balaslah dendammu dengan manis! Buatlah agar mereka menyesal telah menyakitimu.

Hal yang harus kita pahami bahwa sakit hati dan dendam itu adalah hal yang berbahaya bila terus dipiara dalam jiwa manusia. Dalam buku ini diterangkan, sakit hati itu seperti sebuah benih yang dilempar tiba-tiba ke dalam hatimu dan begitu cepat tumbuh dan membesar, menjalar ke mana-mana.

Sakit hati itu akan menjadi sebuah pohon raksasa yang tumbuh melingkar-lingkar di seluruh hati dan pikiranmu. Pohon raksasa itu akan membesar dan membesar. Pohon raksasa itu bernama: dendam. Dan dendam itu akan menggelayuti pikiranmu, menggelapi matamu, membakar darahmu, memenuhi sendi-sendi hidupmu (hlm. 21).

Jangan sampai jiwa ragamu dirusak oleh amarah dan kebencian karena itu hanya akan membuat dirimu hancur sendiri. Tenangkan dirimu. Tarik napas dalam-dalam. Kendalikan seluruh hidupmu. Bersabarlah. Kita akan membalas dendam, tetapi dengan kepala yang dingin (hlm. 33).

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah: bagaimana cara kita membalas dendam dengan kepala yang dingin, atau dengan cara-cara yang elegan, manis, dan tidak membuat kita mengalami kerugian lahir dan batin? Salah satu caranya adalah dengan membuang pikiran-pikiran negatif yang ada pada diri kita.

Kuatkanlah hatimu jika sedang sakit hati. Jangan sampai dipengaruhi oleh pikiran-pikiran buruk. Kuatkanlah dirimu, karena sesungguhnya di saat ini kau sedang diberi ujian oleh Allah. Jika kau lemah, kau akan membalaskan dendammu dengan keburukan pula. Tetapi jika kau kuat, kau akan bisa berpikir lebih jernih, untuk dapat melakukan pembalasan dendam dengan manis (hlm. 81).

Hidupmu masih panjang. Jalanmu masih terbentang. Jadilah orang yang pintar. Abaikan mereka. Abaikan orang-orang yang tidak peduli kepadamu. Abaikan orang-orang yang tidak menghargaimu. Abaikan orang-orang yang menyakitimu. Tinggalkan mereka. Hidupmu jauh lebih berharga. Pikirkan saja dirimu sendiri. Jangan pikirkan mereka (hlm. 85).

Sungguh menarik membaca buku motivasi terbitan Gramedia (2014) ini. Sebuah buku yang bisa membuat kita tersadar untuk menghargai diri sendiri. Biarkan semesta atau Allah yang akan membalas orang yang telah berbuat jahat pada kita. Karena setiap kejahatan akan mendapatkan balasan dari-Nya. Jadi, tak perlu kita sibuk dan repot membalas kejahatan dengan kejahatan serupa. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak