Review Novel 'Pachinko', Sejarah Korea dari Cerita Keluarga di Jepang

Hernawan | Sherly Azizah
Review Novel 'Pachinko', Sejarah Korea dari Cerita Keluarga di Jepang
Novel Pachinko (twitter/ @anotheralis)

Akhir-akhir ini, banyak sekali novel terjemahan dari Korea Selatan yang beredar di beberapa toko buku di Indonesia. Novel tersebut di antaranya berhasil mencuri perhatian pembaca hingga masuk ke jajaran best seller. Pachinko merupakan salah satu novel yang mendapat banyak perhatian pembaca, di mana novel tersebut telah dijadikan sebagai serial drama korea terbaru dengan judul yang sama, yang diperankan oleh aktor kondang Lee Mun Ho.

Novel pachinko adalah karya dari Min Jin Lee, yang terbit pada tahun 2017, dan novel tersebut berfokus untuk mengangkat sebuah isu terkait diskriminasi, stereotip, dan kekuatan yang dialami oleh setiap karakternya. Menariknya, novel tersebut juga sukses meraih gelar sebagai A New York Times Best Seller, dan menuai banyak sekali komentar positif dari berbagai media di belahan dunia.

Selain itu, yang membuat novel Pachinko tampil lebih keren adalah, novel tersebut telah menjadi finalis untuk The National Book Award for Fiction. Wow! Luar biasa sekali, bukan? Siapa yang tidak tertarik untuk membaca novel tersebut setelah mengetahui berbagai penghargaan yang diraih novel pachinko?

Selanjutnya, jalan cerita novel pachinko juga sangat menarik, di mana novel tersebut pada bagian awal bercerita tentang sepasang suami istri yang bernama Sunja dan Baek Isak yang harus bermigrasi dari negara Korea ke Jepang. Sebelum mereka berdua menikah, Sunja ini adalah seorang gadis desa polos yang menjalin sebuah cinta dengan Hansu. Setelah itu mereka hamil di luar nikah. Tapi, ternyata Hansu sudah memiliki keluarga di Jepang, alhasil Hansu tidak bisa menikahi Sunja meskipun ia telah berniat untuk bertanggung jawab.

Hingga pada akhirnya, hadirlah Baek Isak, seorang pastor yang sakit-sakitan. Baek Isak bersedia menikahi Sunja dan ia mengajak Sunja untuk pindah ke Jepang. Tak lama setelahnya, lahirlah anak yang bernama Moa pada 1933, enam tahun kemudian disusul oleh anak keduanya yaitu Mozasu. Jadi, tidak hanya berfokus menceritakan tentang Sunja dan Baek Isak, novel pachinko juga mengisahkan secara detail mengenai anak-anaknya yaitu Noa dan Mozasu.

Ternyata, kehidupan mereka di Jepang sama sekali tidak mudah. Mereka diterpa banyak masalah silih berganti. Dimulai dari Baek Isak yang masuk ke dalam penjara karena dianggap telah menyebarkan sebuah ajaran sesat, terlilit hutang, masalah ekonomi yang sulit, hingga diskriminasi. Tidak hanya mereka yang mengalami hal tak mengenakkan seperti itu, keluarga Korea yang lain juga merasakan hal yang sama dikarekanan status sosial mereka yang rendah.

Namun, singkat cerita, novel tersebut digambarkan bahwa Noa, anak dari Sunja sebagai tokoh yang ingin menjadi mayoritas dan berusaha keras untuk membuatnya layak menjadi orang Jepang. Tapi, nyatanya Noa justru memutuskan untuk menggantung diri karena tidak mampu bergelayut dengan dirinya sendiri, meskipun ia sudah berhasil memiliki nama Jepang dan memiliki keluarga. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak