Review Novel ILY Tere Liye: Tanpa Ali, Petualangan Raib dan Seli Makin Menegangkan!

Sekar Anindyah Lamase | Rizky Melinda Sari
Review Novel ILY Tere Liye: Tanpa Ali, Petualangan Raib dan Seli Makin Menegangkan!
Novel ILY milik Tere Liye (Dok. Pribadi/rizkymelinda)

Petualangan Raib dan Seli kali ini semakin berat karena mereka dihadapkan pada pilihan yang sulit. Persahabatan atau perasaan sendiri yang harus dipilih? 

Identitas Buku

Judul Buku: ILY

Penulis: Tere Liye

Penerbit: SABAKGRIP

Jumlah Halaman: 380 Halaman

Sinopsis Buku

Petualangan Raib dan Seli di klan Matahari Minor semakin genting. Petualangan ini adalah jawaban. Atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Juga tentang kehilangan dan menemukan. Tentang memilih dan pengorbanan.

Petualangan ini juga adalah persimpangan. Apakah Raib dan Seli akan memilih jalan terbaik? Apakah mereka akan terus menjadi sahabat, atau membenci satu sama lain?

Lantas bagaimana dengan Ali? Apakah dia tidak ingin bergegas pulang ke klan Bumi bertemu dengan jutaan fans-nya? Buku ini adalah buku ke-15 dari serial BUMI.

Ulasan Buku

Kisah menggantung yang menjadi ending di buku ke-14, Matahari Minor, dilanjutkan di buku ILY ini. Para pembaca setia Tere Liye pasti sudah sangat menantikan kelanjutan cerita mengenai tokoh Ily yang di akhir novel sebelumnya tiba-tiba kembali muncul.

Cerita petualangan Raib dan Seli kali ini diceritakan dari sudut pandang Seli. Cukup berbeda dengan sudut pandang Raib yang agak kaku, karena memang pembawaannya yang serius, sudut pandang Seli cukup seru dan ada beberapa humor terselip.

Masih sama seperti petualangan-petualangan yang ada di buku sebelumnya, kali ini Raib dan Seli kembali menghadapi berbagai macam musuh yang tentu tidak mudah dikalahkan. Bedanya, kali ini si Biang Kerok alias Ali tidak membersamai mereka berdua karena ia masih betah tinggal di SagaraS bersama sang ibu.

Pada awal cerita, Seli mengatakan bahwa dirinya seringkali bermimpi buruk tentang Penguasa Hutan Gelap berhari-hari ketika ia melakukan perjalanan di Matahari Minor tersebut. Hal ini tentu memegang peranan penting dalam keseluruhan isi cerita.

Bagiku yang telah membaca series Bumi ini dari buku pertamanya, pertarungan Raib dan Seli dalam melawan para musuh cukup sedikit membosankan karena polanya yang mirip: bertarung mati-matian, sempat berada di atas angin dan hampir mengalahkan lawan, ternyata lawan berhasil mengungguli. Raib dan Seli hampir kalah, sampai akhirnya melalui berbagai hal tidak terduga, nyatanya Raib dan Seli tetap memenangkan pertarungan.

Hingga akhirnya menjelang ending, muncul permasalahan baru yang cukup menarik. Seli dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, melibatkan persahabatan dan perasaannya sendiri. Seli harus bisa memutuskan pilihan harus mengorbankan yang mana.

Poin tersebut menurutku cukup bisa mengobati perasaan bosan yang muncul di tengah-tengah. Meski demikian, aku tetap excited dan menantikan buku ke-16 yang berjudul Aldebaran Part 1.

Rasa bosan yang muncul juga teratasi dengan bab bonus yang memperlihatkan adegan ketika Ali berada di SagaraS yang tengah merayakan ‘Hari Raya’ klan tersebut. Ternyata semua ibu-ibu di seluruh klan sama saja, sama-sama kepo dan ingin tahu kehidupan pribadi orang lain!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak