Bisa dibilang, anak adalah harta yang paling berharga dalam sebuah rumah tangga. Kehadiran anak dapat memberi warna yang sangat indah. Ketika dirawat dan dididik dengan benar, seorang anak akan menjadi ladang pahala dan berkah bagi kedua orang tuanya.
Perihal mendidik anak, orang tua tentunya harus membekali diri dengan ilmu seputar parenting. Terlebih ilmu agama yang menjadi fondasi atau dasar dalam menapaki hidup yang diwarnai suka-duka ini.
Anak yang tak mendapat pendidikan yang layak dari kedua orang tuanya, kelak akan tumbuh menjadi anak yang kurang mampu membedakan hal-hal positif dan hal-hal negatif.
Inilah mengapa, pendidikan anak sangatlah penting dan tak boleh diabaikan begitu saja oleh para orang tua. Tak cukup anak hanya dimanjakan dengan beragam fasilitas atau kemewahan.
Salah satu kunci penting dalam mendidik anak adalah sabar. Sabar ketika menghadapi perilaku anak yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan ayah dan ibu kepadanya. Intinya, setiap orang tua harus berusaha sabar, legawa, dan mampu menerima segala kelebihan dan kekurangan anak.
Ingatlah bahwa anak kita memiliki akal, rasa, dan kehendaknya sendiri. Ia bukanlah miniatur kita. Anak bukan robot yang tidak punya pilihan atas perintah pembuatnya. Anak bukan boneka yang selalu imut dan lucu sepanjang masa. Jadi, apa pun yang terjadi, berusahalah menerima ketika anak-anak kita mengundang masalah. Terimalah, agar keberadaan masalah tak pernah membuat kita lupa bagaimana bahagianya menjadi orang tua (hlm. 4).
Sungguh, kehadiran anak memang untuk membuat kita bahagia, sudah sejak pertama kali ia tiba di dunia. Maka jangan pernah lupa merasakan bahagianya menjadi orang tua. Terima apa pun konsekuensi yang hadir dari rasa cinta itu. Terima bahwa bahagia itu bukan hidup tanpa air mata. Bahagia adalah menerima episode suka dan duka dengan jiwa selapang angkasa (hlm. 6).
Namun perlu dipahami bahwa menerima kondisi anak yang sedang bermasalah bukan berarti kita diam saja. Menerima di sini dapat dimaknai bahwa hal yang sudah terjadi jangan terus-terusan disesali. Selanjutnya, berusaha mencari jalan keluar terbaik dari persoalan yang tengah menimpa anak kita.
Jadi intinya menerima ketika anak bermasalah, bukan berarti pasrah atau menyerah. Sering kali kita sebagai orang tua, fokus kepada masalahnya saja. Lupa akan makna di baliknya. Bahwa sejatinya, kehadiran masalah merupakan kesempatan belajar bagi kita. Ketika anak punya masalah, kita diberi kesempatan untuk membuktikan cinta. Kita akan menerima konsekuensi cinta itu, sebab bagaimana pun, kehadirannya telah membuat kita bahagia (hlm. 7).
Buku berjudul ‘Parenting Tanpa Pusing, Cara Asyik Mengasuh Anak dengan Bahagia’ karya Yunda Fitrian yang terbit di Elex Media Komputindo ini sangat cocok dijadikan sebagai salah satu buku panduan bagi para orang tua dalam mendidik putra-putrinya di rumah.
Terbitnya buku ini akan membantu Anda untuk mengasuh anak dengan cara asyik dan bahagia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS