David and Goliath adalah buku self-improvement yang ditulis oleh Malcolm Gladwell. Sebelumnya, Gladwell yang juga merupakan seorang jurnalis ini juga sudah menerbitkan beberapa buku bestseller. Mulai dari The Tipping Point, Blink, Outliers, What the Dog Saw, dan buku David and Goliath ini.
Salah satu poin yang saya sukai dari buku-buku Gladwell adalah dia sangat lihai mengangkat sebuah sudut pandang yang fresh dalam mempelajari fenomena tertentu terkait motivasi, produktivitas, hingga kesuksesan. Ide-ide yang ia gagaskan selalu anti-mainstream, yang amat jarang saya temukan di buku self-improvement lainnya.
Termasuk di buku yang berjudul David and Goliath ini. Buku ini menceritakan tentang bagaimana si lemah bisa menang melawan raksasa, dengan mengangkat outline dari kisah dari agama samawi mengenai David (Daud) yang merupakan orang Israel, melawan Goliath yang berasal dari Palestina.
Goliath yang ditakuti oleh orang-orang karena terkenal berbadan tinggi, besar, dan kuat, dengan persenjaan yang lengkap, bertarung dengan David yang hanya bermodalkan tekad dan keberaniannya.
Namun di luar ekspektasi, ternyata pertarungan tersebut dimenangkan oleh David yang sebelumnya adalah pihak yang sama sekali tidak diunggulkan.
Nah kisah ini kemudian menjadi inspirasi bagi Gladwell tentang kekuatan dalam kelemahan, dan kelemahan yang ada di balik kekuatan.
Dari kisah David dan Goliath, dijelaskan bahwa privilege yang dimiliki Goliath berupa kekuatan dan postur tubuhnya ternyata bisa menjadi boomerang yang menghambatnya untuk menang.
David yang bisa melihat peluang lambatnya pergerakan Golliath serta penglihatannya yang buram memanfaatkan momentum ini untuk menyerang balik.
Dari kemenangan David ini, penulis mencoba menyampaikan kepada pembaca bahwa privilege itu bukan penentu dari kemenangan dan kesuksesan seseorang.
Jika kita adalah orang yang biasa-biasa saja dan ingin bersaing dengan mereka yang punya lebih banyak sumber daya, maka kita masih punya kesempatan dengan menggunakan pikiran yang kreatif, pandai mencari peluang, bahkan memanfaatkan kelemahan lawan.
Buku ini memberikan banyak contoh terkait hal tersebut. Misalnya bagaimana seseorang yang bersekolah atau kuliah dengan beragam fasilitas ternyata tidak menjadi faktor yang menentukan dia bisa sukses. Karena terkadang, fasilitas yang berlebihan justru menghambat orang tersebut untuk bekerja keras dan berpikir kreatif.
Berbeda dengan seseorang yang tidak punya banyak pilihan. Ia terpaksa harus all out dalam bekerja. Berada dalam situasi terhimpit dan terdesak membuatnya bisa melakukan loncatan dan terobosan yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang lain yang tidak pernah berada dalam posisinya.
Jadi pada intinya, Gladwell berpesan kepada kita agar berhenti mengeluh dengan semua hal yang menghalangi pergerakan kita. Karena ternyata, beberapa fakta dalam buku ini menunjukkan bahwa yang kuat tidak selalu benar-benar kuat. Begitupun sebaliknya.
Bagi kamu yang saat ini sedang pesimis dalam mengejar tujuan hidup, barangkali buku yang berjudul David and Goliath ini bisa memberimu inspirasi agar tidak lagi terkungkung dalam banyaknya keterbatasan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS