Kisah Anak Kecil yang Hidup Sendiri dalam Anime 'Kotaro Lives Alone'

Sekar Anindyah Lamase | Inggrid Tiana
Kisah Anak Kecil yang Hidup Sendiri dalam Anime 'Kotaro Lives Alone'
Poster serial anime Kotaro Lives Alone (Netflix)

Serial anime "Kotaro Lives Alone" yang tayang di Netflix pada tahun 2022 berjumlah 10 episode ini, mengisahkan tentang Kotaro yang hidup sendirian di usianya yang masih anak-anak.

Anime ini berawal dari Shin Karino yang mengira bahwa ia harus menghadapi masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh orang berusia tiga puluh tahunan yang ingin menjadi seniman manga. Dengan tenggat waktu yang semakin menipis, sering sakit punggung, dan sebagainya.

Namun, hidupnya berubah menjadi aneh ketika ia bertemu dengan Kotaro, seorang anak berusia empat tahun yang sangat dewasa sebelum waktunya yang tinggal sendirian di kompleks apartemen Shin.

Kotaro membayar tagihannya sendiri, membuat makanannya sendiri, dan jauh lebih mampu daripada anak TK pada umumnya.

Meskipun begitu, dia tetaplah seorang anak kecil, dan segera Shin dan para penghuni lainnya menemukan diri mereka menjadi keluarga yang benar-benar dibutuhkan Kotaro.

Karakter Kotaro Sato, seorang bocah berusia empat tahun, memperlihatkan perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan teman sebayanya. Ciri paling mencolok adalah matanya yang mengadopsi gaya anime dengan iris berbentuk vertikal, memberikan kesan unik dengan dua persegi panjang tebal.

Meskipun terlihat menggemaskan, elemen ini menambah nuansa kebingungan pada penampilannya.

Kotaro sering mengenakan kaus merah-putih bertuliskan "GOD" dan selalu membawa pedang mainan di pinggangnya, yang merujuk pada tokoh favoritnya, Tonosaman, seorang samurai penghadang jamur jahat dalam dunia anime.

Kehidupan Kotaro yang tinggal sendirian membentuk latar belakang utama dari seluruh adaptasi anime ini. Dalam 10 episode yang diadaptasi dari manga Mami Tsumura, cerita ini mengeksplorasi kehidupan sehari-hari dan humor yang dipilih dari perspektif anak kecil yang tinggal sendirian.

Meski versi live-action sebelumnya kurang sukses, animasi dalam cerita ini memberikan dimensi yang lebih dalam, yang memungkinkan penonton merasakan kompleksitas karakter Kotaro.

Pertemuan pertama Kotaro dengan penonton terjadi di supermarket, di mana ia menolak tisu merek anak-anak dengan gambar dinosaurus, yang menunjukkan pemikiran matang untuk usianya.

Interaksi awal membawa penonton mengenal tetangga Kotaro, Karino, seorang seniman manga yang berjuang. Ini menciptakan perpaduan karakter klasik namun tak terduga.

Visual animasi Kotaro terlihat sederhana, yang menciptakan atmosfer cerah dan berani sesuai dengan pandangan dunia jujur Kotaro.

Meski tetap mempertahankan unsur kekanak-kanakan, kesan ini menciptakan pengalaman menarik yang menyelami momen-momen kecil dan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang kehilangan serta cara anak-anak menenangkan diri.

Kehadiran Karino, tetangga sebelah Kotaro, menambah dimensi kedewasaan pada cerita. Meski berbeda dalam banyak hal, keduanya membentuk pasangan yang unik dengan interaksi mendalam.

Melalui proses ini, Kotaro menjadi inti yang menghubungkan penghuni gedungnya, membentuk komunitas sementara yang menjadikannya pusat perhatian.

Setiap episode mengikuti ritme kehidupan sehari-hari dengan sketsa-sketsa pendek, seperti adegan di minimarket atau ketika Kotaro mendapatkan balon gratis, yang menambah sentuhan kehidupan yang sederhana namun berarti.

Dalam kesederhanaannya, "Kotaro Lives Alone" menggambarkan kehidupan anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tua mereka, baik secara harfiah maupun simbolis.

Melalui karakter Kotaro, anime ini mendorong penonton untuk merenungkan makna keluarga, persahabatan, dan bagaimana kehidupan sehari-hari dapat memiliki makna yang mendalam meskipun terkesan sederhana.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak