Review Film Dokumenter 'Can I Tell You a Secret?' Kejahatan Cyberstalking

Sekar Anindyah Lamase | Athar Farha
Review Film Dokumenter 'Can I Tell You a Secret?' Kejahatan Cyberstalking
Foto Film Dokumenter Can I Tell You a Secret? (Netflix)

"Can I Tell You a Secret?" Dokumenter sepanjang dua episode yang tayang 21 Februari di Netflix, bikin penonton meletup-letup berkat arahan sutradara Natasha Gaunt dan Lisa Williams yang tepat sasaran.

Ini adalah sebuah perjalanan yang mengungkap kebusukan cyberstalking melalui lensa kecermatan dan kepekaan kedua sutradara tersebut.

Dengan sinematografi yang mendalam, mereka berhasil membawa penonton terlibat dalam ketegangan dan kehancuran yang dirasakan oleh para korban.

"Can I Tell You a Secret?" Merupakan kesaksian nyata dari teror cyberstalking yang membelit tiga wanita: Abby, Zoe, dan Lia.

Kisahnya membeberkan kebusukan Matthew Hardy, penguntit cyber yang merajalela selama bertahun-tahun.

Film ini juga mengeksplorasi dampak psikologis dan emosional yang merusak dari luar dan dalam, juga membuka masa lalu Hardy yang gelap (rupanya Hardy mengidap autisme, tetapi sempat nggak terdiagnosis).

Dengan kehadiran sosok nyata: Abby, Zoe, dan Lia, dokumenter ini cukup merepresentasikan narasi perihal wanita tangguh yang nggak hanya menjadi korban tetapi juga ‘penyelamat’’ dalam perlawanan mereka.

Namun, agak miris dengan kenyataan yang dibeberkan, terkait perjuangan mencari keadilan melalui sistem hukum, yang ‘tampak begitu nyata’ gagal melindungi korban.

Ulasan

Sutradara Natasha Gaunt dan Lisa Williams berhasil memberikan sentuhan pribadi pada "Can I Tell You a Secret?" dengan kemampuan mereka merinci setiap lapisan kisah.

Mereka menghindari jebakan menjadikan pelaku sebagai pusat perhatian, dan sebaliknya, membawa fokus pada keberanian dan ketahanan wanita-wanita yang menjadi korban.

Dokumenter ini juga berhasil menghadirkan kengerian cyberstalking melalui narasi yang kuat dan gambar-gambar yang mengguncang hati penonton.

Dengan membimbing penonton melalui perjalanan penuh tekanan psikologis, Gaunt dan Williams menggambarkan dampak yang merusak dari kejahatan daring ini.

Sutradara bahkan memberikan ruang yang luas bagi narasi para korban, untuk menegaskan kejahatan semacam itu benar-benar ada.

Aku lumayan suka dengan scene yang mencoba menggali psikologi pelaku, Matthew Hardy. Pemahaman atas masa lalu dan kondisi psikologisnya memberikan konteks yang dalam pada perilaku kejahatan dirinya yang meresahkan.

Duo sutradara itu juga cukup cermat merinci kegagalan sistem hukum dalam menanggapi kekerasan daring.

Melalui penggambaran PC Kevin Anderson, petugas polisi yang mengambil serius kasus cyberstalking yang melibatkan Matthew Hardy.

PC Kevin Anderson memulai penyelidikan dan menemukan bahwa Hardy telah melakukan pengejaran daring selama bertahun-tahun.

Namun, perjuangan dirinya ternyata tanpa hasil. Hal ini terjadi dikarenakan lebih pada ketidakmampuan hukum dalam mengatasi ancaman daring. 

Skor dariku: 8/10. "Can I Tell You a Secret?” Benar-benar berhasil menyampaikan pesannya kepada penonton.

Ya, ini bukan hanya sekadar dokumenter, tetapi juga panggilan hati untuk peduli pada kejahatan seperti ini dan tentunya agar lebih waspada pada segala jenis kejahatan.

Dokumenter ini menjadi bukti bahwa kekerasan daring adalah masalah yang perlu mendapat sorotan lebih lanjut di era digital ini. 

Luangkanlah waktu menonton film ini karena selain mendapat kesaksian nyata, juga mengajarkan pada kita untuk membentengi diri dari segala sesuatu yang janggal. Selamat menonton, ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak