Ulasan Buku Tak Masalah Menjadi Orang yang Berbeda, Kisah Inspiratif Para Ibu

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Ulasan Buku Tak Masalah Menjadi Orang yang Berbeda, Kisah Inspiratif Para Ibu
Sampul Buku Tak Masalah Menjadi Orang yang Berbeda (ipusnas)

Saya mengira bahwa 'Tak Masalah Menjadi Orang yang Berbeda' karya Kim Doo Eung adalah buku self-help yang isinya membahas kiat-kiat agar percaya diri atau semacamnya, dengan pendekatan psikologi atau kesehatan mental.

Namun setelah membaca isinya, ternyata buku ini tidak sekadar membahas rasa percaya diri secara umum, tapi secara khusus membahas kisah inspiratif para ibu dalam membesarkan anak-anak yang jenius. 

Jadi bisa dibilang, buku ini lebih mendekati pembahasan parenting dibanding kesehatan mental. Saya rupanya terkecoh dengan judulnya. 

Tapi tak apa. Sebab Kim Doo Eung membahas cerita-cerita mengenai para ibu hebat yang bisa menghadirkan banyak insight dalam membesarkan anak. 

Tentu kita sudah mengenal bagaimana kejeniusan tokoh-tokoh seperti Thomas Alva Edison, Albert Einstein, Bill Gates, hingga Beethoven yang sudah melahirkan karya yang berpengaruh bagi banyak orang.

Namun, di balik nama besar mereka, ternyata ada sosok ibu yang mendukung penuh dan bekerja di balik layar. 

Misalnya bagaimana telatennya Swaroop Rani, yang selalu membacakan buku agama tradisional India sejak dini kepada Jawaharhal Nehru.

Dengan berbagai kebijaksanaan yang diajarkan oleh ibunya, Nehru kemudian dikenal sebagai Bapak Perdamaian dan Kemerdekaan asal India. 

Lain lagi dengan Kate Adams, yang telah begitu sabar menghadapi Helen Keller yang buta dan tuli sejak bayi.

Meskipun ia tidak memasang ekspektasi yang tinggi terhadap anaknya, ia tak patah semangat untuk memberikan pendidikan terbaik untuk Helen Keller.

Sadar akan keterbatasannya dalam menghadapi 'anak spesial', Kate Adams lantas begitu gigih dalam mencari sekolah maupun guru yang bisa menerima anaknya.

Akhirnya, berkat kesabarannya, ia bertemu dengan sosok guru yang akhirnya bisa mengajarkan Helen Keller banyak hal.

Hingga di kemudian hari, perempuan bisu dan tuli tersebut bisa menyelesaikan pendidikan tinggi di Harvard University dengan gelar cum laude.  

Begitu pun dengan Pauline, ibu dari Einstein yang menjadi satu-satunya orang yang menyadari potensi besar dari anaknya.

Kala kemampuan Einstein kecil diragukan, bahkan dikeluarkan dari sekolah karena guru-gurunya telah menyerah, namun Pauline tetap teguh memberi semangat untuk anaknya agar terus mengembangkan hal-hal yang menjadi passion dari Einstein. 

Dari banyak kisah orang jenius yang saya baca di buku ini, satu benang merah yang bisa saya simpulkan adalah keberadaan sosok ibu yang selalu memberi kepercayaan kepada anaknya.  

Jadi, terkadang kita menemukan keterbatasan dalam diri yang membuat kita berbeda dengan orang-orang kebanyakan.

Namun perbedaan tersebut justru bisa menjadi keistimewaan tatkala kita bisa memandangnya dari kacamata yang positif. Hadirnya ibu yang paling memahami kondisi anaknya adalah sosok yang bisa membangun keterbatasan itu menjadi sesuatu yang istimewa.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak