Review Film Godzilla Minus One, Perjuangan dan Harapan di Tengah Kehancuran

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Godzilla Minus One, Perjuangan dan Harapan di Tengah Kehancuran
Foto Film Godzilla Minus One (Toho Studios)

Film Godzilla Minus One yang disutradarai oleh maestro sinema Jepang, Takashi Yamazaki, menjadi film paling dinanti selama ini oleh para sinefil.

Diproduksi oleh Toho Studios dan Robot Communications, film ini menandai perayaan ulang tahun ke-70 dari franchise Godzilla yang legendaris. Dengan biaya produksi yang relatif rendah, tapi berhasil bikin takjub melalui efek visualnya yang gila banget. 

Film Godzilla Minus One dibintangi oleh Ryunosuke Kamiki sebagai Koichi Shikishima, mantan pilot kamikaze yang dihantui oleh kegagalannya di masa lalu.

Minami Hamabe memerankan Noriko Oishi, pacar setia Shikishima yang menjadi penyelamat dan pendampingnya dalam perjalanan penuh bahaya ini.

Yuki Yamada sebagai Shiro Mizushima, awak kapal muda penuh semangat, dan Munetaka Aoki sebagai Sosaku Tachibana, mantan teknisi Angkatan Laut yang terampil.

Nggak cuma mereka, film ini juga menghadirkan Hidetaka Yoshioka sebagai Kenji Noda, insinyur senjata yang cerdas. Lalu Sakura Ando sebagai Sumiko Ota, si tetangga setia Shikishima, dan masih banyak lagi bintang pendukung lainnya. 

Film ini tayang perdana di Gedung Shinjuku Toho (28 Oktober 2023) dan dirilis serentak di Jepang (3 November 2023). Nggak lama kemudian tayang di Amerika Utara pada 1 Desember 2023.

Setelah itu, film ini cukup sulit tayang di Indonesia karena berbagai alasan, yang pada akhirnya tayang di Netflix sejak 1 Juni 2024. Yeay!

Kisah Film Godzilla Minus One singkatnya begini: Pada tahun 1945, di penghujung Perang Dunia II, pilot kamikaze Koichi Shikishima gagal menghentikan serangan Godzilla di Pulau Odo, menyisakan hanya mekanik Sosaku Tachibana sebagai penyintas.

Pascaperang, Shikishima kembali ke Tokyo dan menemukan orang tuanya tewas akibat pemboman. Shikishima pun dilanda rasa bersalah. 

Suatu ketika, Godzilla bermutasi akibat uji coba nuklir Amerika. Godzilla kembali menyerang dan menghancurkan Tokyo. Shikishima dan kru kapal penyapu ranjau merencanakan serangan balasan dengan menjebak Godzilla di Teluk Sagami dan menggunakan barotrauma untuk menenggelamkannya.

Rencana awal gagal, tapi dalam aksi terakhir yang heroik, Shikishima menabrakkan pesawatnya ke mulut Godzilla, dan kamu bisa nonton full filmnya agar nggak terganggu spoiler ya. 

Review Film Godzilla Minus One

Sejak berbulan-bulan lamanya, aku sangat ingin mengulas film ini, tapi apalah daya, baru bisa kutonton, itu pun karena tayang di Netflix. Ups. 

Boleh ya kubilang, Yamazaki sangat cerdik menyusun cerita yang mencerminkan trauma kolektif Jepang pasca-perang, dengan menggunakan Godzilla sebagai metafora untuk kehancuran dan regenerasi. 

Melalui karakter-karakter seperti Noriko Oishi, wanita muda yang juga kehilangan segalanya dalam perang, dan Akiko, bayi yatim piatu yang diselamatkan Noriko Oishi, film ini justru mengeksplorasi tema-tema seperti rasa bersalah, penebusan kesalahan, dan harapan. Pokoknya, dramanya di sepanjang film sangat ngena di hati. 

"Godzilla Minus One" punya efek visual yang cakep. Dari adegan serangan Godzilla yang menghancurkan kota, hingga pemandangan Tokyo yang porak-poranda, setiap frame dipenuhi dengan detail yang luar biasa.

Teknologi CGI-nya, digunakan dengan sangat efektif dalam menciptakan sosok Godzilla yang menakutkan dan bikin ngeri. Aku benar-benar dapat merasakan skala dan kekuatan monster ini, terutama dalam adegan-adegan pertarungan epiknya. 

Ryunosuke Kamiki yang memerankan Koichi Shikishima memberikan penampilan yang oke banget. Dia berhasil menangkap kompleksitas emosional karakter yang dipenuhi rasa bersalah dan ketakutan, tapi berusaha menemukan keberanian dan tujuan hidup baru.

Minami Hamabe sebagai Noriko Oishi juga tampil memikat, memberikan kekuatan dan kehangatan yang sangat dibutuhkan dalam narasi yang penuh dengan tragedi.

Asli ya, scoring musik dari "Godzilla Minus One" terdengar dan terasa dramatis. Salah satu kekuatan terbesar film ini adalah kemampuannya untuk menggabungkan aksi dan drama dengan komentar sosial yang mendalam.

Ya, "Godzilla Minus One" mengeksplorasi dampak perang, trauma kolektif, dan usaha untuk membangun kembali kehidupan di tengah kehancuran.

Yamazaki dengan cerdas menggunakan Godzilla sebagai simbol dari kekuatan destruktif nggak terhentikan, yang mencerminkan ancaman nuklir dan ketakutan yang dirasakan oleh masyarakat Jepang pada masa itu.

Pada akhirnya, "Godzilla Minus One" bisa dibilang, bukan hanya sebuah film monster. Takashi Yamazaki telah berhasil menciptakan sebuah film yang nggak hanya menghormati warisan franchise Godzilla, tapi juga membawa sesuatu yang baru dan relevan untuk penonton masa kini.

Dengan efek visual yang ‘oke pake banget’, akting kuat para bintang, metafora dan pesan-pesannya yang masuk banget, "Godzilla Minus One" termasuk film terbaik yang wajib kamu tonton. 

Skor dariku: 9/10. Jika kamu mencari tontonan monster yang isinya baku hantam tiada hentinya, ini bukan yang kamu cari. Selamat nonton ya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak