Review Film Catatan Harian Menantu Sinting, Lucu tapi Kurang Sinting

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Catatan Harian Menantu Sinting, Lucu tapi Kurang Sinting
Foto Film Catatan Harian Menantu Sinting (IMDb)

Pernah terpikirkan nggak, Ariel Tatum bakal main film komedi? Ya, semua kekocakannya dapat kamu lihat dalam Film Catatan Harian Menantu Sinting. Film arahan Sunil Soraya ini adalah adaptasi dari novel populer karya Rosi L. Simamora, yang rilis di bioskop pada 18 Juli 2024.

Film Catatan Harian Menantu Sinting berlatar kehidupan keluarga Batak. Kisahnya tentang Minar (Ariel Tatum) yang harus tinggal bersama mertua bareng suaminya, Sahat (Raditya Dika)—karena mereka belum punya rumah. Kehidupan sehari-hari mereka jadi penuh warna dan rasa oleh ulah sang mertua yang sangat campur tangan dalam urusan pribadi Minar dan Sahat yang belum punya anak. 

Ulasan:

Jarang ada film layar lebar yang memadukan komedi dengan sentuhan budaya sekocak ini. Begitulah, bahasa dan istilah-istilah Batak, terus pesta adat Batak, tiap-tiap detailnya terbilang niat. Pokoknya, pesta adat yang digambarkan terlihat meyakinkan, alias mirip dengan aslinya. 

Film ini memang komedi, tapi satu hal, konflik utama tentang tekanan mertua yang ingin cepat-cepat memiliki cucu, itu related banget dengan banyak kehidupan rumtang di dunia nyata. Untungnya, konflik itu digambarkan dengan nggak berlebihan dan ‘ngalir gitu aja’. Bahkan, hampir sepanjang durasi, nggak terlihat ekspresi berlebihan dari pemain, pokoknya senatural itu. Dan oleh karena itu, setiap momen komedi jadi terasa segar dan menyenangkan. 

Dan untuk urusan akting, Ariel Tatum dan Raditya Dika cocok duet bareng sebagai pasangan suami istri. Namun, pencuri perhatian utama dalam film ini tentunya Lina Marpaung si pemeran ibu Sahat. Lina Marpaung berhasil memerankan karakter mamak-mamak Batak yang kolot. Pokoknya tingkah karakter yang dibawakan Lina Marpaung begitu mencuri perhatian. 

Terlepas durasi film mencapai ± 2 jam lebih dikit, tapi tetap terasa seimbang kok; konflik dan penyelesaian pas gitu. Dan, jujurly pace-nya terjaga dengan baik. Meskipun di trailer terlihat bahwa keluarga Sahat penuh dengan interaksi antar anggota keluarga, tapi dalam film nggak ya. Kenapa begitu? Ini karena dalam film sebenarnya fokus lebih diarahkan pada hubungan mertua dan menantu, jadi bila kamu berharap ada lebih banyak interaksi antar anggota keluarga, turunkan ekspektasimu ya. 

Bahkan ya, prediktabilitas beberapa adegan jadi agak melemahkan film ini. Intinya ada beberapa momen mudah ditebak. Agak disayangkan, sih. Dan meskipun sebagian besar pemain mampu berdialek Batak dengan baik dan terdengar meyakinkan, tapi ada satu karakter yang kurang berhasil menghidupkan dialeknya, terlepas cuma muncul sebentar. Siapa, tuh? Cari tahu sendiri saja ya. Kamu bakal langsung ‘ngeh’ pas nonton kok. Tapi hal itu nggak merusak keseluruhan performa filmnya kok. 

Pada akhirnya, Film Catatan Harian Menantu Sinting bisa dikatakan berhasil menggabungkan komedi dengan elemen kebudayaan Batak-nya. Kekurangan film jelas ada tapi bukan sesuatu yang bisa bikin mood nontonmu hilang. Skor: 6,5/10. Ini film menarik asalkan kamu nggak berharap lebih. Selamat nonton ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak