Ulasan Film Home Sweet Loan, Perjuangan Sandwich Generation Meraih Impian

Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Ulasan Film Home Sweet Loan, Perjuangan Sandwich Generation Meraih Impian
Poster Film Home Sweet Loan (IMDb)

Home Sweet Loan adalah film drama yang diadaptasi dari novel karya Almira Bastari, dengan cerita menyentuh tentang perjuangan seorang wanita bernama Kaluna untuk mendapatkan rumah impiannya.

Sebagai anak bungsu yang tinggal bersama orang tua dan keluarga kakak-kakaknya, Kaluna sering merasa terganggu dan tidak nyaman dengan kondisi rumah yang selalu ramai.

Meskipun tinggal di rumah orang tua, hampir seluruh kebutuhan rumah tangga ditanggung sendiri oleh Kaluna tanpa bantuan kakak-kakaknya, membuatnya merasa seperti "menumpang" di rumah keluarganya.

Penasaran dengan film Home Sweet Loan? Berikut ulasannya.

Ulasan Film Home Sweet Loan

Ketika menonton Home Sweet Loan, rasanya ceritanya sangat menggambarkan perasaan generasi sandwich yang banyak dialami remaja dan orang dewasa muda, yang terjebak di antara tanggung jawab terhadap keluarga dan keinginan untuk mandiri.

Kaluna, yang merasa jenuh dan terjebak di rumah keluarganya, menggambarkan keresahan yang dialami banyak orang dalam situasi serupa.

Konfliknya mungkin sederhana, tetapi sangat mengena karena banyak orang bisa merasakan beban tanggung jawab finansial dan emosional kepada keluarga, sementara di sisi lain, mereka memiliki impian dan harapan pribadi yang harus diperjuangkan.

Dalam film ini, penonton diajak merasakan bagaimana keinginan Kaluna untuk memiliki tempat yang ia sebut "rumah" terus tumbuh, terutama karena ia ingin mendapatkan ruang pribadi dan kebebasan.

Namun, tantangan finansial dan masalah keluarga menjadi hambatan yang membuat impian tersebut sulit tercapai. Film ini menggambarkan bagaimana Kaluna harus berjuang antara kewajibannya terhadap keluarga dan mimpinya untuk mandiri.

Penggambaran Kaluna yang detail dalam Home Sweet Loan benar-benar menambah kedalaman karakternya, terutama dengan gaya hidup sederhana yang berbeda dari teman-temannya.

Yunita Siregar berhasil membawa karakter ini dengan ekspresi yang kuat, sehingga penonton bisa merasakan kelelahan emosional yang dialami Kaluna di tengah tekanan hidup. Totalitas aktingnya membuat cerita semakin hidup dan terasa dekat dengan realitas banyak orang.

Home Sweet Loan juga menawarkan lebih dari sekadar kisah perjuangan Kaluna, dengan tambahan drama persahabatan dan romantisme yang halus namun sukses membuat penonton terbawa perasaan.

Sentuhan komedi juga hadir untuk mencairkan suasana, memberikan keseimbangan antara momen-momen sedih dan humor.

Menariknya, film ini dapat menangkap dengan baik bagaimana kehidupan pekerja Jakarta yang lelah menggunakan transportasi umum setiap hari, berkat pergerakan kamera dan framing yang efektif.

Namun, kekurangan film ini terletak pada bagian akhirnya yang terasa terburu-buru, terutama dalam penyelesaian kehidupan percintaan Kaluna yang tiba-tiba berjalan mulus.

Meskipun begitu, hal ini tidak terlalu mengurangi daya tarik keseluruhan film. Home Sweet Loan tetap menjadi tontonan yang menarik, terutama bagi mereka yang sedang merasa lelah menjalani hidup, sambil memberikan edukasi tentang proses pembelian rumah.

Dengan cerita yang penuh emosi, Home Sweet Loan menawarkan kisah tentang pentingnya kemandirian, pengorbanan, dan arti rumah bagi setiap orang.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak