Ulasan Revenger, Film Korea Super Brutal tapi Kok Hambar?

Hernawan | Lena Weni
Ulasan Revenger, Film Korea Super Brutal tapi Kok Hambar?
Poster Film Revenger (Netflix)

Revenger, film asal Korea yang dibintangi Khan Bruce, Park Hee Soon, sampai Yoon Jin Seo. Film ini berkisah tentang Tuan Yool (Khan Bruce), mantan polisi yang dikirim ke Pulau Sura sebagai tahanan. Pulau Sura adalah pulau yang digunakan untuk membuang dan memenjarakan para pelaku kriminal tingkat berat. Pulau tersebut dikuasai oleh Carlos Kuhn (Park Hee Soon), penjahat berbahaya yang menghabisi nyawa anak dan istri Tuan Yool. Kedatangan Tuan Yool di sana menjadi ajang baginya untuk membalasakan dendam. 

Ulasan Film Revenger

Berasa dapat suprise sih di menit-menit awal film ini, gimana gak, kalau pohon sawit dan dialog dalam bahasa Indonesia mendadak nongol di film Korea. Yup, sesudah menamatkan kisahnya, saya sempat cari-cari sedikit info tentang film ini, dan ternyata benar, beberapa adegan film ini diambil di Indonesia! Lantas, seberapa jauh film ini berunsurkan Indonesia? Ternyata cuma sebatas itu! Oke, deh gak masalah! 

Bagi saya Revenger adalah film action murni! Sepanjang film berasa nonton pertandingan bela diri, soalnya gak ada unsur drama yang benar-benar menggugah perasaan. Motivasi tokoh protagonisnya memang di-spill di awal, kilas balik kenangan pahit yang jadi pemicu tindakan si karakter utama juga ditampilkan, tapi mungkin karena narasi dan eksekusinya yang kurang matang, saya selaku penonton gagal untuk bersimpati dengan tokoh protagonis satu ini. 

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, narasi film ini kurang matang, dan malah gak berkembang. Setelah motivasi tokoh protagonisnya ditampilkan, cerita bergerak ke deretan adegan pertarungan, di mana si tokoh utama hanya digiring untuk bertarung dan bertarung, melawan anak buah targetnya, sebelum menghadapi duel yang sesungguhnya. Sungguh, penataan plot yang umum dan gak menggugah! 

Film ini kurang kronologis! Paling gak suka dengan cara sutradara menampilkan tokoh-tokohnya ke layar. Pada tokoh utama misalnya, kemunculan pertamanya macam didatangkan lewat teleportasi. Mendadak nimbrung dalam keributan tanpa dijelaskan datang karena diantarkan sipir atau bagaimana? 

Mengingat film ini berlatarkan pulau penjara, harusnya dua-tiga petugas penjara diperlihatkan wujud dan aktivitasnya. Dan sayangnya hal tersebut nihil, lho! Beberapa karakter yang cukup sering muncul di layar pun gak jelas asal muasalnya. Alasan mereka berada di pulau terkutuk itu pun tak jelas kronologisnya. 

Film ini memang membius lewat adegan action-nya, koreografi pertarungan yang dipakai detail dan brutal, set latarnya juga mendukung. Tapi ya itu, karena terlalu fokus pada adegan pertarungannya, elemen drama yang harusnya ada untuk variasi suasana malah ditiadakan. Alhasil, kesan yang saya dapat dari film ini adalah brutal tapi hambar! 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak