Ulasan Film Surga di Bawah Langit, Kisah Hidup Anak-Anak di Wilayah Kumuh

Sekar Anindyah Lamase | Ulasan Film
Ulasan Film Surga di Bawah Langit, Kisah Hidup Anak-Anak di Wilayah Kumuh
Surga di Bawah Langit (IMDb)

Jarang sekali sineas kita menggarap film musikal, terlebih dengan tokoh anak-anak. Dalam setahun, mungkin hanya ada beberapa film yang berani mengambil tema ini. Berdasarkan ide cerita dari Rio Silaen, lahirlah film Surga di Bawah Langit

Rio tidak hanya bertindak sebagai produser, tetapi juga menjadi salah satu pemain dan ikut menulis naskah bersama Rien Al Anshari dan Pritagita Arianegara, yang juga menyutradarai film ini. Pemeran film ini termasuk Muzakki Ramdhan, Anodya Shula Neona, Keira Vanaya, Reza Rahadian, Acha Septriasa, dan Andien Aisyah.

Sinopsis Surga di Bawah Langit

Agus (Muzakki), Ayu (Anodya), dan Laras (Keira) adalah tiga sahabat yang tinggal di daerah kumuh dekat tempat pembuangan sampah akhir. Meskipun mereka hidup dalam kekurangan, mereka tetap memiliki mimpi dan harapan. 

Hari-hari mereka dipenuhi dengan kebahagiaan, meskipun masing-masing memiliki masalah pribadi. Ayu dengan masalah ibunya, Laras dengan kelas paduan suaranya, dan Agus dengan pekerjaannya. 

Suatu hari, mereka harus berpisah tanpa tahu kapan bisa bertemu lagi.

Ulasan Surga di Bawah Langit

Surga di Bawah Langit memiliki cerita yang menarik tetapi agak klise, dengan fokus pada kehidupan anak-anak di sekitar tempat pembuangan sampah akhir. Naskahnya didominasi oleh profesi salah satu penulisnya sebagai musisi, yang membuat beberapa segmen cerita terkesan dipaksakan. 

Misalnya, penutupan film dengan konser paduan suara yang tidak berhubungan dengan cerita utama. Bagian ini terasa tidak perlu dan seharusnya film berakhir di adegan terakhir di tempat pembuangan sampah.

Beberapa logika dalam cerita juga terabaikan. Misalnya, pekerjaan Laras sebagai penyewa payung tidak dijelaskan dengan jelas, begitu pula kotak yang selalu dibawa Ayu saat mengamen tidak pernah diketahui pemiliknya. 

Peran Agus sebagai kernet traktor juga tidak dijelaskan secara mendetail. Cerita ini tampaknya lebih banyak berfokus pada kelompok paduan suara, yang merupakan bidang dari penulis ide.

Namun demikian, film ini tetap menawarkan tontonan yang ramah anak dengan musik yang menginspirasi. Semangat penulis untuk menyebarkan motivasi dalam setiap lagu terasa jelas. 

Meskipun demikian, ada beberapa adegan musikal yang dieksekusi kurang tepat, seperti perubahan set dari aula latihan biasa ke panggung dengan pencahayaan penuh hanya untuk memberikan nasihat tentang kedisiplinan.

Eksplorasi set di tempat pembuangan sampah menjadi salah satu daya tarik film ini, meskipun ada beberapa keteledoran artistik, seperti sofa panjang, pohon, dan ban bekas yang tetap sama setelah 16 tahun. 

Secara keseluruhan, Surga di Bawah Langit adalah film yang ringan, menghibur, dan cocok untuk anak-anak, namun kurang dalam hal logika cerita dan eksekusi beberapa adegannya. Film ini memiliki semangat dalam setiap lagunya, tetapi beberapa bagian yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan untuk menjaga alur cerita yang lebih baik.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak