Boy group ONEUS paling cocok dinobatkan sebagai pionir jika sedang membahas tentang perpaduan budaya tradisional Korea Selatan dan musik pop.
Grup yang debut pada tahun 2019 di bawah naungan agensi RBW Entertainment ini menjadi perbincangan warganet setelah memberikan penampilan spektakuler dalam survival show rilisan MNET yang berjudul "Road to Kingdom: Ace of Ace". Dalam acara ini, ONEUS bersaing dengan enam grup Kpop lain untuk menjadi juara pertama.
Penampilan ronde ketiga dalam Road to Kingdom memiliki tema 'no limit'; para peserta boleh menampilkan lagu apa saja tanpa batasan dan persyaratan di atas panggung. Berbeda dengan grup-grup lain yang memilih membawakan lagu dari senior-senior mereka dalam ranah Kpop, ONEUS dengan berani membawakan lagu mereka sendiri yang berjudul 'LUNA'. Sebelumnya, lagu ini sudah pernah mereka rilis pada tahun 2021 silam. Seoho, anggota tertua ONEUS, didapuk sebagai ace atau pemeran utama dalam panggung ini.
Berdasarkan laporan dari Allkpop, hasil dari penampilan ronde ketiga berhasil membawa ONEUS beserta empat grup lain menunju babak final. Sementara itu, Tempest menyusul grup The New Six sebagai grup yang tereliminasi dari acara.
Salah satu poin unik dalam aransemen penampilan ini adalah bagian pembuka awal lagu. Bagian pembukanya sebenarnya adalah bridge dalam rilisan 'LUNA' yang dinyanyikan oleh Hwanwoong.
Sebagai hal pertama yang didengar para penonton, lirik yang kemudian diikuti oleh narasi berbahasa Korea menjadi rekap yang sempurna untuk menggambarkan jalan cerita yang ingin dibawakan ONEUS; yaitu kisah cinta mengenai manusia setengah siluman yang tidak bisa mati dengan seorang gadis yang sudah meninggal.
Meskipun lagu aslinya sudah memiliki unsur budaya Korea Selatan yang kental, rupanya inovasi ini semakin diperkaya untuk penampilan mereka dalam Road to Kingdom. Pertama-tama, paruh awal lagu memiliki nuansa yang tenang dan melankolis karena didominasi oleh suara-suara instrumen tradisional seperti buk dan janggu (perkusi tradisional Korea).
Alunan yang seharusnya dimainkan oleh bass diganti oleh petikan gayageum yang suaranya terasa tebal dan penuh. Jika didengarkan dengan seksama, lagu ini juga dipenuhi oleh harmonisasi piri (seruling tradisional) di beberapa bagian, menjadikan lagu ini terasa lebih lengkap.
Barulah ketika masuk ke paruh kedua chorus hingga ke bagian akhir, unsur modern seperti bass elektronik, synth keyboard, dan drum equalizer dipadankan ke dalam penampilan. Meskipun begitu, unsur tradisionalnya tidak sepenuhnya hilang karena bisa membaur dengan apik sepanjang lagu.
Keberanian boy group beranggotakan lima orang ini patut diapresiasi. Pasalnya, berbeda dengan grup-grup lain yang memilih melakukan rearansemen dan cover song, ONEUS justru memilih lagu milik mereka sendiri untuk ditampilkan. Artinya ONEUS benar-benar berjuang untuk mendapatkan views dan dukungan tanpa bantuan dari fandom grup Kpop lain.
Selain itu, mengutip dari Soompi, lagu 'LUNA' sendiri adalah sebuah karya bermakna dalam karir ONEUS. Berkat rilisan ini, ONEUS berhasil meraih tropi peringkat pertama mereka dalam acara musik Show Champion pada tahun 2021.
Estetika budaya tradisional Korea yang trendi dan memanjakan mata
Estetika konsep yang diusung ONEUS juga tidak luput dari pujian warganet. Media Single List menulis bahwa penampilan 'LUNA' memiliki komposisi budaya yang indah dan menawan dari segi properti dan penataan panggung. Jika dilihat dengan seksama, penonton disuguhkan berbagai unsur budaya tradisional Korea Selatan dari awal hingga akhir.
Pertama-tama, ONEUS memberikan pernyataan tegas mengenai alur cerita yang ingin mereka bawakan melalui narasi dan visualisasi lukisan yang jelas. Kisah mengenai manusia siluman yang hidup dalam era kuno Korea ini terlihat jelas dari berbagai macam variasi apik hanbok (baju tradisional) yang dikenakan oleh anggota ONEUS dan para penari.
Properti yang dipakai pun kental dengan unsur tradisional: kipas tombak, topeng siluman, serta kelopak bunga. Simbolisasi yang dibawa oleh benda-benda yang digabungkan ke dalam koreografi ini membuat penonton enggan memalingkan pandangan agar tidak tertinggal oleh kisah yang berusaha disampaikan melalui 'LUNA'. Unsur-unsur tradisional ini bisa disulap menjadi konsep yang segar, trendi, dan nyaman untuk ditonton.
Keunikan panggung 'LUNA' tidak sampai di situ saja. Di laman X, warganet Korea juga menyadari bahwa video penampilan ini diunggah pada tanggal 21 Oktober, bertepatan dengan peringatan hari hanbok nasional di Korea Selatan. Peringatan hari bersejarah ini sangat cocok dengan konsep 'LUNA' yang dipenuhi oleh unsur budaya tradisional; dibawakan oleh sebuah grup Kpop yang semuanya berkewarganegaraan Korea Selatan; serta dinyanyikan dengan lirik yang sepenuhnya menggunakan hangeul (tulisan dan bahasa Korea) tanpa ada penggunaan kata asing.
Bahkan warganet Korea pun memiliki rasa bangga karena jiwa patriotisme mereka tergelitik berkat panggung yang sangat kental dengan unsur budaya ini.
Sudahkah kamu menonton penampilan ONEUS yang legendaris ini? Apakah kamu juga bisa merasakan kesedihan dan pahitnya kisah cinta tragis yang diceritakan dalam lagu 'LUNA' ini? Coba berikan pendapatmu dan mari dukung terus ONEUS dan karya-karya mereka!