Saat Dua Dunia Berbeda Bertemu dalam Cinta: Review Novel 'Hello, Cello.'

Sekar Anindyah Lamase | Sabit Dyuta
Saat Dua Dunia Berbeda Bertemu dalam Cinta: Review Novel 'Hello, Cello.'
Sampul Novel 'Hello, Cello.' (Goodreads)

"Hello, Cello" merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Nadia Ristivani yang membawa pembaca pada sebuah perjalanan yang penuh warna, seolah-olah kita sedang diajak untuk mengikuti cerita dua karakter yang awalnya tak mungkin bersatu, namun akhirnya menemukan cara untuk saling melengkapi.

Helga dan Cello adalah dua sosok yang sepertinya datang dari dunia yang sangat berbeda. Helga, dengan segala kecerdasannya dan keunikan yang mencolok, hampir selalu terjebak dalam dunia tulisannya. Sementara itu, Cello adalah sosok yang hidup di tengah sorotan, populer dan penuh dengan sikap ceria yang tak jarang membuat hati para wanita berbunga-bunga.

Tapi siapa sangka, pertemuan mereka justru tidak berpusat pada Una, sahabat Helga yang diincar Cello, melainkan pada Helga sendiri.

Baca kisah ini, dan kamu bisa merasakan bagaimana perasaan bingung, canggung, dan kadang bahkan sedikit lucu, bisa menjadi bahan bakar yang menggerakkan cerita.

Cello yang awalnya terlihat seperti pria idaman yang tak akan pernah serius, malah menemukan dirinya semakin terjerat dalam kekacauan yang ditimbulkan oleh Helga yang penuh kejutan. Dan Helga, meskipun mencoba untuk menjaga jarak, tak bisa menghindari pesona yang dimiliki Cello.

Alur mereka berkembang dengan cara yang begitu alami, terasa seperti kita sedang berada di sisi mereka, melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang mungkin kita pernah alami.

Ada momen yang penuh dengan tawa, dan ada juga saat-saat yang membuat hati sedikit tersentuh. Misalnya, bagaimana Helga yang sangat berhati-hati dalam membuka diri, akhirnya mulai mempercayai Cello yang selama ini hanya dipandang sebagai "pria main-main."

Dan Cello, meskipun sering kali tertarik untuk menunjukkan sisi 'playboy' nya, perlahan mengungkapkan sisi lembut dan perhatian yang jarang ia tunjukkan pada orang lain.

Perjalanan mereka untuk saling memahami dan mencintai benar-benar menyentuh, dan mungkin mengingatkan kita pada saat-saat di mana kita merasa ragu akan sebuah hubungan, namun tetap bertahan untuk mencari tahu apa yang mungkin tersembunyi di baliknya.

Namun, novel ini bukan hanya tentang kisah cinta yang manis. Di balik tawa dan kejutan-kejutan itu, ada perjuangan.

Helga yang pernah terluka oleh cinta, dan Cello yang merasa hidupnya sudah cukup penuh dengan petualangan, keduanya harus berhadapan dengan kenyataan bahwa mungkin cinta yang mereka cari selama ini ternyata lebih dekat daripada yang mereka kira.

Setiap langkah mereka mengarah pada satu kesimpulan: bahwa tak ada yang benar-benar bisa memprediksi bagaimana sebuah hubungan bisa tumbuh, apalagi jika dua orang yang sangat berbeda berusaha untuk saling menemukan.

Jadi, kesimpulannya, “Hello, Cello” merupakan kisah romansa yang menyegarkan, mengundang tawa, namun tak pernah lepas dari kesan mendalam.

Ia mengingatkan kita bahwa cinta tidak selalu datang dalam bentuk yang kita harapkan, dan terkadang, kejutannya bisa menjadi yang paling berharga.

Keduanya, Helga dan Cello, mengajarkan kita untuk tetap terbuka pada kemungkinan yang tak terduga, dan untuk menghargai setiap momen yang membawa kita lebih dekat kepada diri kita sendiri dan orang lain.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak