Bicara soal pertanyaan “Kapan kawin?” pasti banyak yang langsung bete. Bukan cuma karena rasanya nggak enak di telinga, tapi juga karena itu jadi semacam pressure dari orang-orang sekitar.
Nah, Film Kapan Kawin? hadir dengan premis yang familier, tapi dikemas dengan cara yang beda banget. Bukan sekadar cerita romansa yang bisa ditebak, film ini lebih fokus pada perjalanan emosi dan dinamika yang bikin penonton nggak cuma ketawa, tapi juga mikir tentang apa yang sebenarnya penting dalam sebuah hubungan.
Sinopsis Film Kapan Kawin?
Cerita dimulai dengan Dinda (Adinia Wirasti), perempuan berusia 33 tahun yang sukses di karirnya, tapi masih belum bisa memenuhi harapan orangtuanya untuk segera menikah. Demi menghindari pertanyaan-pertanyaan awkward dari keluarga, Dinda nekat menyewa Satrio (Reza Rahadian), si aktor idealis, untuk berpura-pura jadi pacarnya. Mereka pun berangkat ke Jogja, tempat orangtua Dinda tinggal.
Review Film Kapan Kawin?
Meskipun premisnya terasa klasik banget—pacar pura-pura yang akhirnya jadi beneran—apa yang ditawarkan ‘’Film Kapan Kawin?’ bukanlah sekadar kisah yang bisa ditebak dari awal. Film ini lebih fokus ke perjalanan emosi para karakternya, terutama Dinda dan Satrio, yang membuat penonton bukan hanya tertawa, tapi juga merasa terhubung dengan konfliknya.
Di bagian awal, film ini benar-benar ngasih kita komedi segar yang bikin ketawa ngakak. Satrio yang diperankan Reza Rahadian punya gaya humor yang nggak biasa. Lewat ekspresi konyol, gerakan aneh, bahkan bahasa Inggris yang ngawur, dia sukses bikin suasana jadi hidup. Adinia Wirasti, di sisi lain, tampil dengan ekspresi bingung dan kegeraman yang jadi pelengkap sempurna. Kombinasi keduanya menciptakan chemistry yang nggak hanya lucu, tapi juga terasa sangat natural.
Namun, film ini nggak berhenti di situ. Di paruh kedua, ketika konflik mulai muncul, komedinya sedikit berkurang, digantikan dengan drama yang cukup bergejolak. Meski begitu, unsur komedi masih tetap ada untuk meringankan suasana, jadi penonton nggak merasa terlalu tegang. Kejutan datang ketika karakter ayah Dinda, Gatot (Adi Kurdi), yang sebelumnya menghibur dengan kelucuannya, tiba-tiba berubah jadi sosok yang penuh amarah. Perubahan tone yang drastis itu justru memperkuat kesan, film ini nggak hanya romansa ringan.
Akhirnya, setelah segala tawa dan konflik yang muncul, kita bisa melihat bagaimana Dinda dan Satrio benar-benar saling mendukung meskipun awalnya hanya berpura-pura. Dan di akhir cerita, kita diajak untuk berpikir lebih dalam tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam sebuah hubungan.
Monty Tiwa, yang ikutan menulis skripnya, membuktikan dirinya juga ahli dalam mengangkat isu sehari-hari jadi cerita yang menghibur sekaligus penuh makna. Sementara itu, Ody C. Harahap sebagai sutradara berhasil memadukan komedi dan drama dengan sangat baik, membuat film ini terasa segar dan nggak cuma sekadar hiburan ringan.
Buatmu yang mau kepoin film lucu tapi seru ini, bisa kamu tonton di Netflix ya.