Review Film Hati Ketiga: Drama Perselingkuhan Penuh Intrik, Emosi, dan Kejutan

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Hati Ketiga: Drama Perselingkuhan Penuh Intrik, Emosi, dan Kejutan
Poster Series Hati Ketiga (Stro TV)

Selalu ada tempat khusus buat drama yang menyelami sisi gelap hubungan manusia, terutama yang mengangkat tema perselingkuhan.

Bukan karena (penonton) mendukung perselingkuhan, ya, tapi karena konflik seperti ini biasanya menghadirkan cerita yang kompleks, penuh emosi, dan dekat dengan realita. Nah, ‘Hati Ketiga’ adalah salah satu series terbaru yang mengangkat kisah semacam itu. 

Dengan arahan Harris Nizam sebagai sutradara, ternyata cerita mampu mengaduk-aduk emosi deh. Kalau kamu sering nonton film Indonesia, mungkin nama Harris Nizam sudah nggak asing.

Dia pernah menggarap film-film seperti Film Surat Kecil Untuk Tuhan dan Surat Untukmu. Jelas ya dari film-film yang dibuatnya, dia tuh sudah punya pengalaman dalam merajut cerita yang emosional dan relatable.

Sementara itu, naskah Hati Ketiga ditulis sama Dewi Fita, Rosy Winda Lubis, dan Ardianto Agung. Nah, sekarang pertanyaannya: Apakah Series Hati Ketiga berhasil membangun drama perselingkuhan yang kuat, atau cuma sekadar drama klise yang gampang ditebak? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Cerita Klise tapi Punya Potensi

Di awal cerita, kita diperkenalkan dengan Olivia (diperankan Hanisah Halim), dia tuh istri yang tampak bahagia dengan suaminya, Regan (Fendy Chow).

Namun, seperti kebanyakan cerita perselingkuhan, kebahagiaan itu ternyata cuma di permukaan. Perlahan, Olivia mulai menyadari ada sesuatu nggak beres dalam hubungannya.

Kecurigaannya makin kuat setelah Olivia membantu menyelesaikan masalah adiknya, Naomi. Dari sini, Olivia mulai menggali lebih dalam, hingga akhirnya menemukan kenyataan pahit: Regan ternyata nggak setia.

Namun, yang bikin cerita ini lebih menarik adalah kehadiran Renata (Adelia Rasya). Dia bukan cuma orang ketiga biasa yang masuk dalam hubungan Olivia dan Regan.

Renata ternyata punya peran lebih besar dalam mengungkap siapa sebenarnya Regan. Kehadirannya bukan cuma pemanis konflik, justru jadi salah satu elemen utama yang mendorong cerita ke arah yang lebih kompleks.

Kalau dilihat dari premisnya, cerita ini memang terasa familier, apalagi kalau kamu sering nonton drama bertema perselingkuhan. Jadi, apakah series ini se-monoton dan se-murahan itu? Lanjut baca sampai akhir ya!

Segala Hal Terkait Impresi Selepas Nonton Series Hati Ketiga

Drama seperti ini butuh penggarapan yang kuat di banyak aspek, mulai dari sinematografi, dialog, hingga akting para pemainnya. Kalau salah satu aspek ini lemah, bisa-bisa cerita yang seharusnya penuh emosi malah terasa datar.

Dari segi visual, series ini punya tampilan yang cukup rapi dan nyaman dilihat. Warna-warna yang digunakan cenderung hangat. Pemilihan lokasi dan pencahayaan juga cukup mendukung suasana dramatis, meskipun nggak terlalu menonjol dalam aspek artistik.

Terlepas dari itu, yang paling penting dalam drama seperti ini adalah akting para bintang utama. Di antaranya:

  • Fendy Chow sebagai Regan punya tugas berat memerankan karakter suami yang terlihat baik di luar, tapi ternyata punya sisi gelap yang menghancurkan rumah tangganya. Dia harus bisa membangun karakter yang nggak cuma "suami selingkuh", tapi juga punya konflik batin yang menarik.
  • Hanisah Halim sebagai Olivia rupanya bisa menggambarkan perjalanan emosional seorang istri yang awalnya percaya penuh pada suaminya, lalu perlahan harus menghadapi kenyataan pahit.
  • Adelia Rasya sebagai Renata yang punya peran nggak kalah penting, ternyata mampu memperkaya konflik. 
  • Selain trio utama ini, drama ini juga didukung sama Naura Hakim, Helene Kamga, Chema Mahrey, dan Wina Marrino, yang juga memperkuat konflik dan dinamika cerita.

Lepas dari para bintangnya, aku pun tertarik dengan relevansi dan dampak yang mungkin related dengan kehidupan nyata. 

Gitu deh. Banyak pasangan yang di luar terlihat baik-baik saja, tapi ternyata menyimpan masalah yang nggak kelihatan dari luar.

Perselingkuhan bisa terjadi bukan cuma karena ketidakpuasan dalam hubungan, tapi juga karena banyak faktor lain, seperti komunikasi yang buruk, trauma masa lalu, atau bahkan alasan yang lebih kompleks. Semua itu seringnya terjadi di sekitar kita. 

Yang jelas, drama ini bukan sekadar soal perselingkuhan, tapi juga soal bagaimana menghadapi kenyataan pahit dalam hubungan. Tontonlah kalau mau nonton, tapi teguhkan imanmu ya. Ups!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak