Review Anime Golden Kamuy Season 2, Perburuan Emas Semakin Memanas!

Sekar Anindyah Lamase | Sandy Hermawan
Review Anime Golden Kamuy Season 2, Perburuan Emas Semakin Memanas!
Golden Kamuy season 2 (Crunchyroll)

Season kedua ini melanjutkan petualangan Sugimoto dan Asirpa dalam mencari peta harta karun emas Ainu yang tersembunyi. Perburuan semakin memanas dengan munculnya faksi-faksi baru yang memiliki tujuan masing-masing. Aliansi dan pengkhianatan menjadi bumbu utama dalam cerita, membuat penonton terus bertanya-tanya siapa yang bisa dipercaya.

Di season kedua anime Golden Kamuy tidak hanya melanjutkan perburuan harta karun, tetapi juga memperdalam lapisan-lapisan intrik dan misteri yang telah dibangun di musim pertama. Perjalanan Sugimoto dan Asirpa kini diwarnai oleh kehadiran faksi-faksi baru dengan agenda tersembunyi, yang membuat penonton sulit menebak arah cerita. 

Musim ini memperkenalkan karakter-karakter baru yang membawa ambisi dan tujuan mereka masing-masing. Misalnya, kelompok Kiroranke dan Sofia Golden Hand, yang memiliki hubungan dengan masa lalu Asirpa, menambah dimensi baru dalam perburuan emas. Kehadiran Divisi ke-7 yang semakin agresif, di bawah komando Letnan Tsurumi yang karismatik namun berbahaya, meningkatkan ketegangan dan konflik.  

Dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian, aliansi dapat berubah sewaktu-waktu, dan pengkhianatan mengintai di setiap sudut. Karakter-karakter dihadapkan pada pilihan sulit, yang menguji kesetiaan dan moral mereka. Ketidakpercayaan menjadi tema sentral, membuat penonton terus bertanya-tanya siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang memiliki motif tersembunyi. 

Misteri tato tahanan yang menjadi petunjuk peta harta karun semakin berkembang. Musim kedua ini menggali lebih dalam makna dan rahasia di balik tato-tato tersebut, mengungkap hubungan antara para tahanan dan harta karun Ainu. Setiap tahanan yang ditemukan membawa potongan teka-teki baru, yang secara bertahap membuka tabir misteri yang lebih besar. 

Perjalanan Sugimoto dan Asirpa membawa mereka ke berbagai lokasi berbahaya di Hokkaido, dari hutan belantara yang luas hingga penjara Abashiri yang terpencil. Setiap lokasi menghadirkan tantangan dan rintangan baru, baik dari alam maupun dari musuh-musuh yang mengintai. 

Golden Kamuy season tidak ragu-ragu dalam menampilkan kekerasan yang realistis, mencerminkan kerasnya kehidupan di era Meiji. Pertarungan antar faksi digambarkan dengan sangat detail, memperlihatkan konsekuensi mengerikan dari setiap tindakan.

Penggunaan senjata tradisional seperti pedang dan busur, serta teknik bertarung tangan kosong, menambah kesan autentik pada adegan aksi. Penonton dapat merasakan ketegangan dan bahaya yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam setiap pertarungan.

Adegan-adegan aksi ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga untuk menggambarkan brutalitas dan kekejaman zaman tersebut. Ini menambah dimensi yang lebih dalam pada cerita, memperlihatkan betapa berharganya kehidupan di tengah kekacauan. 

Di tengah kekerasan dan intrik, anime Golden Kamuy season 2 juga menyajikan momen-momen emosional yang menyentuh hati. Hubungan antara Sugimoto dan Asirpa menjadi salah satu daya tarik utama anime ini. Persahabatan mereka yang unik dan kuat, yang tumbuh di tengah bahaya dan kesulitan, memberikan harapan dan kehangatan dalam cerita.

Momen-momen ketika mereka saling mendukung dan melindungi satu sama lain sangatlah berkesan. Selain itu, anime ini juga menggali lebih dalam latar belakang dan emosi karakter-karakter lainnya. Momen-momen ketika mereka menghadapi trauma masa lalu, mengungkapkan kerentanan mereka, atau membuat pengorbanan yang menyentuh hati, menambah kedalaman pada cerita. Penggambaran akan budaya Ainu, dan bagaimana budaya itu terancam, menambah nilai emosional yang sangat tinggi. 

Salah satu aspek yang membuat "Golden Kamuy" istimewa adalah penggambaran budaya Ainu yang kaya dan mendalam. Di musim kedua ini, kita semakin diperkenalkan dengan tradisi, kepercayaan, dan kuliner masyarakat Ainu. Asirpa berperan sebagai pemandu kita dalam memahami budaya Ainu. Penjelasannya tentang berbagai aspek budaya Ainu, seperti cara berburu, memasak, dan membuat pakaian, memberikan wawasan yang berharga bagi penonton.

Musim kedua ini menggali lebih dalam tradisi dan kepercayaan Ainu, kepercayaan animisme yang meyakini bahwa semua benda di alam memiliki roh. Kita diperkenalkan dengan upacara-upacara adat Ainu, seperti upacara Iyomante (pengiriman roh beruang), yang digambarkan dengan sangat detail dan penuh hormat. Anime ini juga menjelaskan tentang kepercayaan Ainu terhadap roh-roh pelindung, yang diwujudkan dalam bentuk ukiran kayu dan benda-benda ritual. 

Golden Kamuy season 2 menampilkan berbagai hidangan khas Ainu, seperti daging rusa yang dimasak dengan rempah-rempah hutan, sup ikan salmon, dan hidangan-hidangan dari tanaman liar. Asirpa, sebagai ahli kuliner Ainu, menjelaskan cara memasak dan bahan-bahan yang digunakan dalam setiap hidangan. Penjelasan ini tidak hanya informatif, tetapi juga menggugah selera. Anime ini juga memperlihatkan bagaimana masyarakat Ainu memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, menghormati alam dan menjaga keseimbangan ekosistem. 

Golden Kamuy season 2 menampilkan kerajinan tangan Ainu yang indah, seperti ukiran kayu, anyaman, dan sulaman. Pakaian tradisional Ainu, dengan motif-motif geometris yang khas, juga digambarkan dengan sangat detail. Anime ini menjelaskan makna dan simbol yang terkandung dalam setiap motif dan desain, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang seni dan budaya Ainu.

Anime ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Ainu berusaha untuk menjaga warisan budaya mereka, di tengah tekanan dari luar. Dengan menampilkan budaya Ainu secara positif dan akurat, anime Golden Kamuy season 2 berkontribusi pada upaya pelestarian budaya Ainu dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati keberagaman budaya.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak