Review Anime Girls Band Cry, Realitas Pahit Industri Musik Indie

Sekar Anindyah Lamase | Sandy Hermawan
Review Anime Girls Band Cry, Realitas Pahit Industri Musik Indie
Poster anime Girls Band Cry (Crunchyroll)

Anime Girls Band Cry mengisahkan Nina, seorang gadis SMA yang dikeluarkan dari sekolahnya dan memutuskan untuk pergi ke Tokyo dengan harapan bisa kuliah. Di sana, ia bertemu dengan Momo, seorang gitaris yang putus asa dan berjuang untuk mewujudkan mimpinya di industri musik indie yang keras.

Bersama dengan Rena, seorang drummer misterius, dan Subaru, seorang bassist yang penuh semangat, mereka membentuk band Togenashi Togeari. Anime ini menggambarkan perjuangan mereka dalam menghadapi kerasnya persaingan, tekanan finansial, dan tantangan pribadi saat mereka berusaha meraih kesuksesan di dunia musik indie yang penuh dengan realitas pahit. 

Anime ini secara gamblang memperlihatkan betapa sulitnya bagi band indie untuk bertahan secara finansial. Mereka harus bergulat dengan biaya sewa studio latihan yang mahal, pengadaan peralatan musik yang tidak murah, dan minimnya pendapatan dari pertunjukan di panggung-panggung kecil.

Adegan-adegan yang menggambarkan mereka mencari pekerjaan sampingan atau berhemat dalam segala hal memberikan gambaran yang relatable bagi banyak musisi indie di dunia nyata. 

Industri musik indie adalah lautan band dan musisi berbakat yang saling berkompetisi untuk mendapatkan perhatian. "Girls Band Cry" tidak menyembunyikan fakta bahwa Togenashi Togeari harus berjuang keras untuk menonjol di antara banyaknya band lain. Mereka menghadapi penolakan, tampil di hadapan sedikit penonton, dan harus terus membuktikan diri di setiap kesempatan.

Persaingan ini bukan hanya antar band, tetapi juga persaingan internal dalam mempertahankan eksistensi dan relevansi di tengah perubahan tren musik. Mendapatkan dan mempertahankan basis penggemar adalah tantangan konstan bagi band indie.

Anime ini menggambarkan bagaimana Togenashi Togeari harus aktif melakukan promosi sendiri, bermain di berbagai acara kecil, dan memanfaatkan media sosial untuk menjangkau audiens. Perjuangan untuk menarik perhatian di tengah hiruk pikuk informasi dan hiburan menjadi fokus yang signifikan. 

Industri musik terus berkembang, dan band indie harus mampu beradaptasi dan berinovasi agar tidak tertinggal. Anime Girls Band Cry mungkin akan mengeksplorasi bagaimana Togenashi Togeari menghadapi tekanan untuk terus menciptakan musik yang menarik, mempertahankan identitas mereka sambil tetap relevan dengan selera pasar yang berubah-ubah.

Tekanan ini bisa datang dari diri mereka sendiri, dari ekspektasi penggemar, atau bahkan dari sedikit perhatian yang mungkin mereka dapatkan. Dengan menampilkan realitas-realitas pahit ini, anime Girls Band Cry memberikan penghormatan yang tulus kepada dedikasi dan ketekunan para musisi indie. Anime ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga potret yang jujur tentang perjuangan di balik musik yang kita dengarkan. 

Setiap lagu yang dibawakan Togenashi Togeari kemungkinan besar akan menjadi representasi dari kondisi emosional dan perjuangan yang sedang dialami oleh para anggotanya. Lirik-liriknya mempunyai berbagai makna seperti keraguan, harapan, kemarahan, atau kegembiraan yang mereka rasakan saat menghadapi berbagai rintangan di industri musik indie dan dalam kehidupan pribadi mereka. Melalui melodi dan aransemen, emosi-emosi ini diperkuat dan disampaikan kepada penonton dengan cara yang mendalam. 

Perjalanan Togenashi Togeari sebagai sebuah band akan tercermin dalam evolusi musik mereka. Lagu-lagu awal mungkin terdengar mentah dan penuh semangat pemberontakan, seiring dengan nama band mereka yang berarti "Duri dan Anjing." Namun, seiring dengan bertambahnya pengalaman, menghadapi tantangan, dan menjalin ikatan yang lebih kuat, musik mereka kemungkinan akan matang dan menunjukkan perkembangan dalam gaya, teknik, dan kedalaman emosional.

Meskipun fokus utama anime Girls Band Cry terlihat pada perjuangan band indie dan dinamika antar karakternya, anime ini memiliki potensi yang signifikan untuk menyentuh isu-isu sosial yang relevan dengan kehidupan anak muda, khususnya mereka yang berjuang meraih cita-cita di tengah kerasnya realitas. Latar belakang karakter yang beragam dan tantangan yang mereka hadapi dapat menjadi pintu masuk untuk membahas masalah yang lebih luas. 

Kisah Nina yang dikeluarkan dari sekolah dan memilih jalur yang tidak konvensional dapat membuka diskusi tentang tekanan akademik, stigma terhadap pilihan karir di luar jalur "normal," dan ekspektasi sosial terhadap generasi muda. Bagaimana masyarakat memandang impian di bidang seni, dan bagaimana individu melawan tekanan tersebut, bisa menjadi tema yang dieksplorasi. 

Mengingat fokus pada industri musik indie yang seringkali diwarnai kesulitan finansial, anime ini berpotensi menyoroti isu-isu ketidaksetaraan ekonomi dan bagaimana latar belakang sosial-ekonomi dapat mempengaruhi akses seseorang terhadap peluang dan sumber daya dalam mengejar impian. Perjuangan band untuk bertahan hidup secara finansial bisa menjadi cerminan dari kesulitan yang dihadapi banyak anak muda dalam meraih kemandirian.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak