Clash of the Worlds merupakan penutup dari trilogi House of Secrets, sebuah seri novel petualangan fantasi untuk anak dan remaja yang ditulis oleh Chris Columbus dan Ned Vizzini.
Setelah dua buku sebelumnya mengajak para pembaca berpetualang menembus berbagai dunia fiksi ciptaan Denver Kristoffu.
Buku ketiga ini kembali hadir dengan skala cerita yang lebih besar, konflik yang lebih dalam, dan kejutan-kejutan baru yang membuat perjalanan Cordelia, Brendan, dan Eleanor Walker belum bisa dikatakan usai.
Sinopsis Singkat
Saat ketiga bersaudara Walker mengira hidup mereka akan kembali tenang usai petualangan yang berbahaya, kenyataannya justru sebaliknya.
Mereka kembali masuk ke dunia aneh yang dipenuhi berbagai tantangan seperti makhluk aneh dan penyihir jahat.
Petualangan kali ini tidak hanya tentang menyelamatkan dunia dari kehancuran, tapi juga tentang memilih siapa yang pantas dipercaya di antara teman dan musuh yang ternyata sama-sama menyimpan rahasia.
Kelebihan Cerita
Salah satu keunggulan novel ini ada di pengembangan karakter yang terasa lebih dewasa dibandingkan dua seri sebelumnya.
Karakter Cordelia, Brendan, dan Eleanor kini tampil sebagai individu dengan yang lebih dewasa. Hal ini tergambar dari berbagai tantangan yang akan mereka hadapi.
Mereka perlu berfikir kritis tentang pilihan-pilihan sulit yang akan menentukan nasib mereka sendiri serta orang-orang di sekitarnya.
Banyak pembaca akan menyukai bagaimana penulis memperlihatkan sisi-sisi baru dari Cordelia, Brendan, dan Eleanor.
Di bagian ini, Cordelia menghadapi ujian akan kepemimpinannya. Tidak hanya fisik, ketegasan serta ketulusannya diperlukan untuk menghadapi keputusan-keputusan sulit.
Brendan pun mulai mempertanyakan kemampuannya dan kepercayaan diri yang selama ini ia bangun. Eleanor, si adik bungsu, mulai menunjukkan sisi emosional yang semakin matang seiring berjalannya cerita.
Jarang sekali ada novel anak-anak yang berani memasukkan konflik psikologis karakter di sela-sela cerita fantasi yang penuh ketegangan dan aksi.
Inilah yang membuat Clash of the Worlds terasa lebih istimewa dan memiliki kedalaman emosi yang tidak terlalu terlihat di dua buku sebelumnya.
Kekurangan Cerita
Namun sayangnya, meskipun kekuatan utama buku ini ada pada pendalaman karakter, alur ceritanya justru terasa terlalu cepat.
Beberapa bagian tampak terburu-buru, sehingga ada momen penting yang kurang sempat diolah dengan baik.
Beberapa adegan penting kurang diberi ruang yang cukup untuk berkembang.
Beberapa konflik besar dalam cerita sayangnya diselesaikan terlalu cepat, padahal sebenarnya bisa dikembangkan menjadi lebih menegangkan.
Hal ini terlihat seperti penulis ingin segera menyelesaikan buki ini, sehingga akhir cerita terasa terburu-buru.
Ditambah lagi, petualangan yang makin luas justru membuat beberapa bagian cerita terasa terlalu padat dan berdesakan.
Kehadiran banyak karakter baru dan dunia fiksi tambahan memang memperkaya cerita, tapi di sisi lain membuat fokus pembaca sedikit terpecah.
Beberapa momen yang seharusnya emosional jadi kurang terasa karena pembaca belum cukup mengenal karakter-karakter pendukung baru yang tiba-tiba muncul.
Meskipun alur ceritanya memiliki beberapa kekurangan, aksi seru di dunia fantasi yang imajinatif membuat kisahnya tetap seru untuk dinikmati.
Buku ini tetap cocok dinikmati oleh pembaca usia 10-14 tahun yang gemar dengan cerita petualangan fantasi berisi makhluk ajaib, pertempuran, dan kejutan-kejutan tak terduga.
Terlebih bagi yang sudah membaca dua seri sebelumnya, rasanya sayang jika tidak menuntaskan kisah Walker bersaudara sampai akhir.
Untuk pembaca dewasa yang menyukai kisah petualangan ringan dengan bumbu konflik batin para karakter, novel ini bisa menjadi teman bacaan yang asyik di waktu santai.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS