Review Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol: Ada yang Lebih Horor dari Setan

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol: Ada yang Lebih Horor dari Setan
Poster Film Korban Jatuh Tempo (Instagram/ afici_entertainment)

Jujur deh, nggak nyangka bakal ketawa dan merinding dalam waktu yang hampir bersamaan. Itulah yang terjadi waktu nonton "Korban Jatuh Tempo - Pinjol", yang ngajak kita masuk ke dunia kost-kostan, tapi disulap jadi arena teror absurd yang terasa dekat dan nyata.

Film ini disutradarai Bram Ferino, lalu diproduksi Afici Entertainment bekerja sama dengan Binasol Pictures, dan sudah tayang di bioskop sejak 17 April 2025. Pas tahu ini adalah gabungan genre horor dan komedi, hasil akhirnya benar-benar menyegarkan alias tontonan yang nggak cuma menghibur, tapi juga punya isi.

Sekilas tentang Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol

Cerita berpusat pada Sondang, seorang ibu kos yang mengelola rumah kost kecil yang dihuni anak-anak rantau dari Medan dan Bangka. Semuanya berjalan biasa aja sampai tragedi menimpa salah satu penghuni kost bernama Musdalifah. Karena terlilit utang pinjaman online alias pinjol, Musdalifah memilih mengakhiri hidupnya.

Sejak saat itu, suasana di kost berubah total. Kamar yang dulu ditempati Musdalifah jadi sumber gangguan. Bukan cuma penampakan makhluk halus yang mulai sering muncul, tapi juga debt collector yang makin agresif. Lucunya, kedua ‘teror’ ini punya caranya sendiri buat bikin stres. Hantu bikin merinding, tapi tagihan bikin napas sesak.

Yang unik, film ini nggak menampilkan semuanya dalam nada serius dan menyeramkan doang. Justru di tengah tekanan dan ketegangan, muncul banyak momen lucu. Kayak interaksi antar penghuni kost yang sering adu mulut, strategi kocak mereka buat ngusir hantu, sampai usaha bersama menghadapi tukang tagih yang beringas tapi absurd.

Kocak deh!

Impresi Selepas Nonton Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol

Film ini juga hidup berkat jajaran pemain yang tampil total. Ada Lilis Suganda, Juni Irsandi, Inung Hartati, Arjuna Tarigan, Gelby Mathew, Shinta Ardiana, dan masih banyak bintang pendukung lainnya dengan karakter yang beragam. Dari yang sok berani, skeptis, sampai yang terlalu santai.

Aku suka bagaimana masing-masing karakter dibuat nggak satu dimensi. Mereka punya keunikan masing-masing dan kelihatan seperti orang-orang nyata yang mungkin pernah kita temui di kehidupan sehari-hari. Apalagi buat yang pernah hidup di kost, rasanya kayak pulang ke masa lalu, tapi yang kali ini penuh gangguan gaib dan utang pinjol.

Aku pun merasa film ini berhasil nyentuh dua sisi emosi secara bersamaan. Ada momen-momen yang bikin aku tertawa lepas karena kekonyolan para karakter. Di sisi lain, aku juga dibuat berpikir soal tekanan ekonomi, utang digital, dan gimana masyarakat kita masih sering abai sama isu kesehatan mental.

Pendekatan komedi-horor yang dipakai film ini menurutku oke banget. Alih-alih cuma menakut-nakuti, film ini justru menyuguhkan satire sosial yang dibungkus rapi dengan cerita yang menghibur. Aku bisa merasa frustrasi dan takut kayak para karakter, tapi juga nggak bisa menahan tawa waktu mereka panik bareng-bareng, entah karena hantu atau tagihan yang berulang kali datang. 

Percaya deh, film ini asyik banget buat diikuti. Kisahnya memang simpel, bukan berarti buruk ya. Tergantung ekspektasi juga sih, kalau kamu mengharapkan film dengan kisah serius dan penuh plot twist, jelas bukan di sini tempatnya. 

Oke deh. Buat Sobat Yoursay yang pernah tinggal di kost, pernah punya utang pinjol (atau hampir), atau sekadar ingin nonton film yang beda dari horor biasanya, film ini bisa jadi pengalaman nonton yang menyenangkan. Selamat nonton. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak