Buku Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus: Ajarkan Makna Penerimaan Tanpa Syarat

Sekar Anindyah Lamase | Inggrid Tiana
Buku Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus: Ajarkan Makna Penerimaan Tanpa Syarat
Buku Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus (Dok. Pribadi/Inggrid Tiana)

Sebagai seorang perempuan, kamu pasti sering mendengar kalimat seperti “Kamu cantik, tapi coba deh kurusin sedikit,” atau “Kalo kamu kurus, pasti deh lebih menarik.” Lama-kelamaan, kata-kata seperti itu membuat saya bertanya, benarkah cantik itu harus kurus? Apakah tubuh yang tidak memenuhi standar umum otomatis tidak layak disebut cantik?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu dijawab dengan sangat lugas dan menyentuh oleh Ririe Bogar lewat bukunya yang berjudul "Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus". Buku ini secara sederhana ingin mengubah cara pandang banyak orang terhadap definisi kecantikan, terutama untuk para perempuan yang hidup di bawah bayang-bayang standar tubuh ideal versi media dan masyarakat.

Sebagai penulis, Ririe membawa pembaca menyelami perasaan-perasaan yang mungkin selama ini mereka pendam, yakni rasa tidak percaya diri karena bentuk tubuh, ketakutan akan penilaian orang lain, atau keinginan untuk menjadi seperti mereka agar merasa lebih diterima.

Namun, alih-alih menyuruh pembaca untuk mengubah diri mereka agar sesuai standar, buku ini justru menyemangati kita untuk menerima diri apa adanya, dan bukan menyerah, melainkan mencintai diri sendiri sembari terus berkembang.

Salah satu hal yang sangat mengena bagi saya saat membaca buku ini adalah keberanian penulis menyuarakan bahwa kata gendut bukan kutukan. Kata ini, yang seringkali dianggap menghina, dalam buku ini justru diberi ruang yang jujur dan netral.

Ririe menuliskan bahwa tubuh gemuk bukanlah alasan untuk tidak bisa bahagia, berprestasi, atau dicintai. Ia mengajak pembaca untuk berdamai dengan tubuh mereka sendiri, dan memahami bahwa nilai seseorang tidak terletak pada kilogram, melainkan pada kemampuannya untuk bertahan, berusaha, dan percaya pada diri sendiri.

Buku ini juga menyoroti realita sosial yang kita hadapi setiap hari. Media sering kali hanya menampilkan sosok perempuan yang tinggi, putih, dan langsing sebagai definisi utama dari kecantikan.

Dalam tayangan iklan, majalah, hingga media sosial, standar ini terus diulang, membuat banyak perempuan merasa tidak cukup hanya karena tubuh mereka berbeda.

Namun, melalui tulisan-tulisan di buku ini, Ririe seakan ingin berkata, “Tidak apa-apa. Kamu tetap cantik, bahkan jika kamu tidak sesuai standar itu.” Dan kalimat-kalimat seperti ini, meski sederhana, rasanya seperti pelukan hangat bagi mereka yang selama ini merasa dikucilkan karena bentuk tubuh.

Selain itu, buku ini juga mengingatkan kita bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh bentuk tubuh. Ririe menjelaskan bahwa siapa pun bisa sukses, terlepas dari apakah ia kurus atau gemuk.

Ukuran tubuh bukanlah penghalang, melainkan hanya satu bagian dari diri kita. Jika kita mampu melihat potensi yang lebih besar dari sekadar penampilan, maka akan terbuka banyak jalan untuk berkembang.

Dari sudut pandang penulis, buku ini bukan hanya sekadar afirmasi positif, tapi juga bentuk perlawanan terhadap narasi kecantikan semu yang selama ini menguasai ruang sosial.

Ririe ingin menunjukkan bahwa menjadi cantik bukan soal siapa yang paling kurus atau paling modis, melainkan siapa yang paling mampu menerima dirinya dengan tulus dan tetap berjalan maju meski dinilai sebelah mata.

Yang juga menarik, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi lucu yang memperkuat emosi dalam setiap kutipan. Ilustrasinya sederhana, tapi berhasil membungkus pesan-pesan dalam tulisan dengan penuh makna. Dan ini membuat pengalaman membaca terasa lebih personal, seolah-olah penulis sedang berbicara langsung kepada pembaca.

Pada akhirnya, "Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus" adalah buku yang sangat dibutuhkan di tengah arus budaya yang seringkali menuntut kesempurnaan fisik. Buku ini memeluk kita yang pernah merasa minder, yang pernah dihina karena bentuk tubuh, dan yang sedang belajar menerima diri. Buku ini mengingatkan bahwa kecantikan sejati berasal dari penerimaan dan rasa syukur, bukan dari ukuran celana atau angka timbangan.

Jika kamu sedang mencari buku yang bisa menyentuh hati sekaligus membangun kepercayaan diri, "Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus" adalah pilihan yang sangat tepat. Buku ini tidak hanya menghibur, tapi juga membebaskan kita dari belenggu standar kecantikan yang tidak manusiawi.

Identitas Buku

Judul: Cantik Itu Ejaannya Bukan Kurus 

Penulis: Ririe Bogar

Penerbit: PT Elex Media Komputindo 

Tahun Terbit: 2015

Tebal Buku: 136 halaman

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak