Ulasan Novel 40 Hari: Takdir itu Bernama Hidup dan Mati

Sekar Anindyah Lamase | Shufya Nida
Ulasan Novel 40 Hari: Takdir itu Bernama Hidup dan Mati
Cover novel 40 Hari karya Adeigama (Bukukita.com)

40 Hari merupakan novel karya Adeigama yang diterbitkan oleh MediaKita pada tahun 2018. Novel ini memiliki 178 halaman dan mengusung genre psychological thriller novel.

Seiring berjalannya zaman, teknologi juga ikut berkembang. Di tahun ini, sedang marak mengenai kecerdasan buatan yang sudah dipakai di film, desain, pendidikan, dan riset medis. Kecerdasan buatan saja sudah canggih sampai tidak menggunakan manusia. Bagaimana dengan tahun-tahun berikutnya? Bisa jadi, akan ada teknologi yang lebih canggih daripada kecerdasan buatan. Novel ini akan membuktikan bagaimana teknologi akan mengubah seseorang menjadi berbeda.

Novel ini menceritakan mengenai Natasha, perempuan yang bekerja di komunikasi massal. Natasha digambarkan sebagai sosok yang cantik, memiliki rambut sebahu yang lurus tanpa pewarna, dan wajahnya hasil dari kombinasi Indonesia dan Portugis.

Pertemuan dengan klien mempertemukannya dengan Abdi. Laki-laki itu cukup menarik perhatian Natasha. Biasanya, Natasha tidak akan menceritakan dan hanya perlu memberikan jawaban jika ditanya. Namun, dengan Abdi rasanya berbeda. Natasha bebas mengekspresikan semuanya dan Abdi setia mendengarkannya. Tidak menyela dan tidak mengeluarkan ponselnya walaupun Natasha mendengar jelas dering ponsel Abdi. 

Selanjutnya, masih ada pertemuan-pertemuan yang memang direncanakan. Keduanya merasa klik dan memutuskan untuk bersama. Natasha merasa bahwa Abdi adalah kompas hidupnya. Sedangkan menurut Abdi, Natasha adalah alasan dia masih hidup untuk sekarang ini.

Tiga tahun bersama, Natasha dan Abdi memutuskan untuk menikah setelah Abdi datang ke rumah Natasha untuk melamarnya. Semua persiapan pernikahan diputuskan oleh Natasha dan Abdi karena Natasha menginginkan untuk mengurusnya sendiri. Walaupun sedikit kewalahan, Natasha masih bisa mengatasinya.

Di hari-hari terakhirnya menjadi lajang, Abdi tetap menyelesaikan pekerjaannya sebelum mengambil cuti keesokan harinya. Berbeda dengan Natasha yang sudah cuti dan menggeluti bantal-bantalnya. Sorenya, Abdi akan menjemput Natasha yang selesai membeli baju dan perintilan di mal. 

Hujan yang deras dan jalanan yang macet membuat Abdi kesulitan menjemput Natasha. Dia memutar otak bagaiamana dia bisa keluar dari kemacetan ini. Konsentrasi Abdi pecah oleh suara keras, seperti bunyi bom. Abdi kebingungan karena tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya.

Sampai akhirnya kebingungannya terjawab. Tiang reklame raksasa di belakang Abdi menimpa atap mobil Abdi hingga ringsek. Abdi tewas di tempat, tubuhnya terhimpit atap mobil. Kecelakaan itu diketahui Natasha dan membuat Natasha kalang kabut menuju rumah sakit.

Mendapati kabar kecelakaan Abdi terasa menakutkan dan membuat kewarasannya hilang setelah tiba di rumah sakit. Polisi itu mengatakan bahwa tunangannya meninggal dunia. Bagaimana bisa? Natasha baru saja mendengar suara Abdi tadi sore. 

Kehilangan Abdi membuat Natasha kehilangan penunjuk hidupnya. Dia tidak menemukan apa yang dia mau lakukan. Kehilangan minat dan tidak ada semangat untuk hidup. Keluarganya khawatir Natasha melakukan hal yang nekat. Febi, sahabat Natasha sering berkunjung walaupun Natasha bersikap ketus padanya.

Sampai ketika Febi memberitahu teknologi canggih yang bisa menghubungkan Abdi dan Natasha hanya dalam waktu 40 hari, barulah Natasha keluar dari hidupnya yang kelam. Natasha tenggelam dalam kebahagiaannya tanpa tahu bahwa teknologi telah mengubahnya menjadi orang yang berbeda. Natasha tidak menyadari, keinginannya untuk tetap hidup bersama Abdi, ada takdir yang tidak bisa dipermainkan dengan teknologi tercanggih sekali pun.

Lalu, bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah setelah 40 hari Natasha akan mengikhlaskan kepergian Abdi? Atau justru berbuat hal yang nekat agar tetap bersama tunangannya?

Untuk mengetahui kelanjutan ceritanya, kamu dapat membaca di novel 40 Hari karya Adeigama.

Novel ini benar-benar unik karena mengkolaborasikan antara teknologi dengan cinta. Hubungan antara Natasha dan Abdi memang sangat dekat dan erat. Penulis berhasil membawakan ending yang memukau terlebih di akhir cerita. Saya dibuat terharu dengan kasih sayang seorang Ibu.

Gaya bahasa yang digunakan juga membuat pembaca nyaman ketika membacanya. Saya belum menemukan kekuarangan dari novel ini. Alur juga mengalir lancar dan dieksekusi dengan baik. Pemberian judul membuat saya penasaran dan setelah membaca sinopsisnya, saya lebih penasaran dengan novel ini.

Cover sepertinya agak kurang sesuai karena Natasha digambarkan memiliki rambut sebahu dan bewarna hitam di awal pertemuan mereka. Atau bisa jadi ilustrasi tersebut digambarkan setelah Natasha memiliki rambut panjang? Saya kurang tahu benarnya bagaimana.

40 Hari lebih dari ekspetasi saya. Secara keseluruhan, saya menyukai novel ini dan berharap pembaca dapat membacanya sampai akhir cerita. Memang benar selera orang itu berbeda, tapi untuk yang satu ini mungkin boleh dibaca.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak