The Boss on My Bed: Ketika Kuasa dan Cinta Bertabrakan

Hikmawan Firdaus | Miranda Nurislami Badarudin
The Boss on My Bed: Ketika Kuasa dan Cinta Bertabrakan
Novel The Boss on My Bed (Dok. Pribadi/Miranda)

Cinta tidak selalu datang dengan cara yang sopan. Kadang ia muncul di malam yang salah, dari orang yang tak seharusnya disentuh. Begitulah awal kisah Stefi Almira — perempuan biasa yang tak pernah menduga bahwa satu malam penuh kesalahan akan menyeretnya ke pusaran perasaan yang rumit, memalukan, sekaligus sulit dijelaskan.

Malam itu, Stefi hanya ingin melupakan hari yang berat. Tapi takdir menautkannya dengan seorang pria bernama Remi Ardata, sosok karismatik yang belakangan ternyata adalah… bosnya sendiri.

Dari Satu Malam ke Seribu Penyesalan

Despersa membuka cerita dengan langkah berani — bukan pertemuan romantis di bawah langit senja, melainkan sebuah malam impulsif yang berakhir dengan rasa bersalah.

Bagi Stefi, itu bukan cinta, hanya kekeliruan yang ingin segera dihapus. Namun hidup tak semudah itu. Dunia seolah mengejeknya ketika ia menyadari bahwa pria yang kini duduk di kursi direktur kantornya, yang memimpin rapat dengan suara tenang dan tajam, adalah laki-laki yang pernah membangunkannya dari kasur yang sama.

Dari sinilah ketegangan dimulai: antara rahasia yang ingin dikubur dan tatapan yang sulit dihindari.

Cinta di Bawah Bayang Kuasa

Remi adalah sosok atasan yang berwibawa, tapi juga berbahaya. Ia tahu caranya memimpin, tapi juga tahu cara menembus pertahanan orang lain. Hubungan antara mereka perlahan bergeser dari rasa bersalah menjadi tarik-menarik yang rumit — antara kuasa, rasa ingin memiliki, dan ketertarikan yang sulit dijinakkan.

Despersa tidak menulis Remi sebagai pria ideal. Ia punya masa lalu, punya ego, punya kelemahan yang membuatnya manusiawi. Justru di situlah cerita ini menemukan nadanya: ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, ketika seseorang dihadapkan pada pilihan antara profesionalitas dan perasaan.

Stefi tahu posisinya. Ia karyawan, ia perempuan, dan ia sadar akan pandangan orang. Tapi di balik tatapan datar dan ucapan tegasnya, ada badai yang ia sembunyikan: badai tentang cinta yang tak seharusnya tumbuh, tapi tetap tumbuh.

Luka yang Tak Hanya Satu

Novel ini menggali luka keduanya dengan pelan — luka karena kesepian, karena salah memilih, karena tak berani jujur.

Stefi mencoba melupakan, tapi Remi justru mendekat. Ia hadir di setiap ruang kerja, di setiap percakapan singkat, membawa suasana canggung yang perlahan berubah jadi ketergantungan.

Di titik ini, Despersa tidak menulis kisah cinta yang indah, melainkan kisah cinta yang berantakan tapi nyata.

Pembaca diajak memahami bagaimana seseorang bisa jatuh cinta pada orang yang seharusnya dijauhi, dan bagaimana rasa bersalah bisa berjalan berdampingan dengan rindu.

Antara Hasrat dan Keberanian

Judulnya mungkin terdengar berani, tapi Despersa menulis dengan nada yang tetap hangat. The Boss on My Bed bukan sekadar kisah romantis dengan bumbu sensual, melainkan tentang kerentanan dua manusia yang mencoba memahami cinta di tengah bayang dosa dan kuasa.

Setiap adegan kedekatan bukan untuk menggoda, tapi untuk menunjukkan bagaimana dua orang bisa menanggalkan topeng — Remi sebagai bos, Stefi sebagai karyawan — dan menjadi manusia yang sama-sama ingin dicintai tanpa syarat.

Ada kejujuran di balik keintiman itu. Sebuah kejujuran yang sering kali justru lebih menyakitkan daripada kebohongan.

Ketika Kuasa dan Perasaan Tak Lagi Seimbang

Yang membuat cerita ini menarik bukan hanya ketegangan antara mereka, tapi juga bagaimana keduanya tumbuh.

Stefi belajar tentang harga diri — bahwa mencintai bukan berarti menyerah pada kuasa seseorang.

Remi belajar tentang tanggung jawab — bahwa memiliki seseorang tidak sama dengan mengendalikannya.

Despersa menulisnya dengan ritme emosional yang naik-turun, membuat pembaca ikut terseret antara keinginan dan penyesalan.

Di akhir, bukan cinta besar atau akhir bahagia yang menjadi fokus, melainkan keberanian untuk menatap diri sendiri dan bertanya: apakah cinta ini layak diperjuangkan, atau justru harus dilepaskan agar kita bisa sembuh?

Cinta yang Tumbuh dari Kesalahan

Akhir cerita mungkin tak memberi jawaban pasti — tapi justru di situlah kekuatannya. Buku novel The Boss on My Bed menghadirkan kisah yang mengguncang batas moral tanpa kehilangan sisi manusiawinya. Ini bukan tentang hubungan yang sempurna, tapi tentang dua orang yang belajar bahwa cinta, seaneh apa pun jalannya, selalu datang membawa pelajaran.

Dan kadang, pelajaran itu datang di tempat yang paling tak terduga: di antara meja kerja, rapat pagi, dan sisa penyesalan dari satu malam yang mengubah segalanya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak