Terkadang tuh yang namanya fiksi terasa begitu nyata, dan itulah kesan pertama yang muncul ketika nonton Film The Running Man garapan Sutradara Edgar Wright yang tayang sejak 12 November di Indonesia.
Kali ini filmnya nantang nalar sekaligus adrenalin lewat remake dari kisah klasik Stephen King tentang masyarakat yang menjadikan penderitaan manusia sebagai hiburan massal.
Menarik, ya? Tentu dong! Film yang diproduksi Paramount Pictures serta Big Talk Productions, versi baru ini menampilkan sederet aktor yang kharismatik lho.
Glen Powell memimpin jajaran pemeran sebagai Ben Richards, sementara Colman Domingo memerankan karakter Bobby Thompson, sang pembawa acara flamboyan yang licik.
Josh Brolin pun terlibat sebagai Dan Killian, si produser kejam di balik layar. Selain mereka ada Michael Cera, Lee Pace, Jayme Lawson, hingga William H. Macy dalam peran-peran penting yang memperkaya semesta film ini.
Seberapa Menarik Kisahnya? Yuk, Kulik Bareng!

Kisah distopia ini ada pada suatu tempat yang dikuasai korporasi, kemiskinan, dan media yang memanipulasi kebenaran. Rakyat kecil hidup dalam penderitaan tanpa harapan.
Kita akan diperkenalkan pada Ben Richards, pria biasa dengan amarah luar biasa terhadap ketidakadilan yang menjerat keluarganya.
Dia tinggal di apartemen sempit bersama istrinya Sheila (Jayme Lawson) dan bayi mereka yang sakit parah. Yang sayangnya, nggak bisa mendapatkan perawatan karena biaya medis yang nggak terjangkau.
Ben bukan kriminal. Dia hanya manusia biasa yang menolak tunduk. Namun, di negeri yang sudah berubah jadi negara totaliter, penolakan adalah dosa besar.
Setelah dituduh melakukan kejahatan yang nggak pernah dia lakukan, Ben akhirnya terjerumus ke dalam permainan maut di sebuah acara televisi paling populer bernama: The Running Man.
Di acara itu, para ‘Runner’ harus bertahan hidup selama tiga puluh hari, bersembunyi di antara masyarakat, sementara para pemburu bersenjata profesional (Hunters) mengejar mereka demi rating dan hadiah besar. Masyarakat pun ikut terlibat melalui aplikasi khusus, yang mana mereka bisa melapor keberadaan Runner dan mendapatkan uang.
Seketika semuanya berubah jadi arena berdarah yang disiarkan langsung ke seluruh penjuru negeri. Dipandu Bobby Thompson, acara ini jadi lebih mirip pesta gila ketimbang tontonan. Sementara di balik layar, sang produser Dan Killian terus memanipulasi narasi agar publik melihat Ben bukan sebagai korban, melainkan penjahat.
Untungnya Ben punya rencana. Dia nggak hanya ingin bertahan hidup, tapi juga ingin membongkar kebusukan sistem yang menindas rakyat.
Sudah Terasa Seberapa Menarik Film The Running Man, Kan?

Tentu saja! Aku sudah lama menunggu versi baru ‘The Running Man’. Versi 1987 yang dibintangi Arnold Schwarzenegger memang ada pesonanya sendiri yang absurd, over the top, tapi tetap menghibur.
Namun Edgar Wright mengambil pendekatan yang jauh lebih kelam dan realistis. Dia menyingkirkan sisi ‘campy’ dari film lawasnya, menggantinya dengan dunia yang terasa sangat mungkin terjadi hari ini di tengah algoritma, media sosial, dan obsesi masyarakat pada konten viral.
Dari menit pertama, film ini langsung menendang gas penuh tanpa ngasih jeda lho. Kendatipun begitu (tampaknya) sang sutradara tahu betul bagaimana mengatur ritme.
Selain di balik ketegangan nonstop itu, ‘The Running Man’ juga menyimpan sindiran tajam terhadap tatanan sosial kita. Dunia yang digambarkan bukan sekadar fiksi masa depan, melainkan bayangan masa kini yang diperbesar. Ketimpangan ekonomi, sistem kesehatan yang kejam, eksploitasi tenaga kerja, dan publik yang kehilangan empati karena terbiasa menonton penderitaan orang lain lewat layar.
Sebagai remake, ‘The Running Man’ menurutku bukan sekadar memperbarui cerita klasik, tapi jelas nantang penonton buat ngaca. Iya, film ini memang memadukan hiburan aksi cepat, sindiran sosial, dan kritik budaya pop menjadi satu paket.
Memang, film ini bukan tanpa cacat. Karakternya kurang dalam, beberapa subplot terasa terburu-buru, dan temponya terlalu cepat hingga kehilangan momentum emosional. Kendatipun begitu, ini film yang keren kok. Dan bila Sobat Yoursay mau nonton, tontonlah sebelum turun layar!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS