Stranger Things, serial sci-fi horror ikonik dari Netflix yang diciptakan oleh Duffer Brothers, mencapai puncaknya di Season 5 sebagai musim terakhir. Berlatar tahun 1987 di Hawkins, Indiana, season ini melanjutkan saga supernatural yang melibatkan Upside Down, Vecna (Jamie Campbell Bower), dan sekelompok remaja pemberani.
Dengan durasi episode yang panjang—rata-rata 90 menit—Season 5 dibagi menjadi tiga volume: Volume 1 (episode 1-4) rilis 26 November 2025, Volume 2 (episode 5-7) pada 25 Desember 2025, dan finale episode 8 pada 31 Desember 2025.
Di Indonesia, tayang secara global melalui Netflix, dengan waktu rilis sekitar pukul 08.00 WIB untuk finale, sesuai konversi zona waktu Jakarta (WIB) dari jadwal Netflix yang biasanya 12.00 AM PT. Ini memungkinkan penonton Indonesia menikmatinya bersamaan dengan dunia, meski mungkin di pagi hari untuk volume terakhir.
Sinopsis Musim Terakhir: Pertarungan Epik Melawan Vecna!

Season 5 membuka dengan Chapter One: The Crawl, di mana geng—Mike (Finn Wolfhard), Will (Noah Schnapp), Dustin (Gaten Matarazzo), Lucas (Caleb McLaughlin), Eleven (Millie Bobby Brown), dan lainnya—menghadapi militer yang menguasai Hawkins pasca-rift dari Season 4.
Mereka mencari Vecna di Upside Down, tapi ancaman lebih dekat: penculikan anak-anak seperti Holly Wheeler (Nell Fisher). Plot berkembang cepat di episode 2, The Vanishing of Holly Wheeler, dengan serangan brutal di rumah Wheeler, memaksa Mike dan Nancy (Natalia Dyer) menghadapi rahasia mereka.
Eleven dan Hopper (David Harbour) melakukan misi penyelamatan, sementara Will mendapatkan visi tentang rencana Vecna. Di episode 3, The Turnbow Trap, Will memanfaatkan koneksinya dengan hive mind Vecna untuk menjebak musuh, tapi Holly menjelajahi dunia gelap yang baru. Puncak Volume 1 di episode 4, Sorcerer, menampilkan pelarian berani Mike, Lucas, dan Robin (Maya Hawke), dengan Eleven berhadapan langsung dengan Vecna.
Volume 2 dimulai dengan Chapter Five: Shock Jock, di mana geng merencanakan koneksi Will ke hive mind melalui rencana listrik, tapi ketegangan meledak di Upside Down's Hawkins Lab. Plot semakin kompleks: ternyata Upside Down bukan dimensi alternatif seperti yang diasumsikan, melainkan jembatan ke dunia lain bernama Abyss.
Vecna berencana menggabungkan Hawkins dengan Abyss menggunakan 12 anak sebagai vessel untuk amplifikasi kekuatan, mirip bagaimana ia menggunakan Will di Season 1. Kali (Linnea Berthelsen), saudari psikis Eleven dari Season 2, kembali sebagai tahanan militer, menambah lapisan emosional.
Episode 6, Escape from Camazotz, fokus pada perjuangan Holly dan Max (Sadie Sink) melarikan diri dari pikiran Vecna, sementara Eleven mencoba masuk ke pikiran Will. Joyce (Winona Ryder) bergulat dengan rasa bersalah, dan Jonathan (Charlie Heaton) serta Nancy menghadapi titik balik romansa.
Di sini, Will mengembangkan kekuatan dari Vecna, tapi itu datang dengan harga: momen self-actualization di mana ia menerima identitas gay-nya dan naksir pada Mike.
Episode 7, The Bridge, terjadi di hari jadi penculikan Will, di mana party bersatu untuk pertempuran akhir dengan implikasi dunia. Endingnya tegang: rencana Steve (Joe Keery) untuk ledakan besar, tapi Kali memprediksi korban jiwa. Rating episode ini rendah (5.4/10) karena review bombing atas adegan coming out Will.
Intinya, Season 5 kuat dalam pengembangan karakter. Will menjadi pusat, dengan arc emosional yang mendalam—dari visi hingga coming out—menjadikannya MVP bersama Dustin, yang tetap jenaka dan cerdas. Eleven berkembang dari gadis super menjadi pemimpin matang, sementara Hopper dan Joyce kembali ke dynamic teman dekat, meski kurang romansa seperti season 4. Penambahan Kali menyegarkan, menghubungkan lore lama. Aksi epik, seperti pertarungan demogorgon dan set piece besar, memukau, dengan CGI yang lebih baik meski dikritik sappy di beberapa bagian.
Review Serial Stranger Things Season 5

Kelemahan utamanya menurutku sih ada pada pacing: episode awal lambat, penuh dialog panjang saat urgensi tinggi, membuatnya terasa crowded. Strategi rilis bertahap memberi waktu overthink, menurunkan momentum. Aku menyebutnya sebagai genre fare captivating. Plot twist tentang Upside Down sebagai bridge inovatif, tapi rumit bagi penonton kasual.
Season 5 solid sebagai penutup, mengikat misteri sejak Season 1 dengan emosi tinggi dan aksi bombastis. Meski tak sempurna—terlalu algoritmik di akhir—ia mempertahankan hati serial: persahabatan, pertumbuhan, dan melawan kegelapan. Finale The Rightside Up dijanjikan feature-length, mungkin membawa resolusi memuaskan atau bittersweet. Bagi fans, ini perpisahan pahit-manis dari era 80-an yang penuh nostalgia.