Pelatih timnas Guinea U-23, Kaba Diawara menyebut timnas Indonesia U-23 yang telah dihadapi oleh anak asuhnya pada laga play-off Olimpiade Paris 2024 kemarin merupakan tim yang sangat kuat. Melansir dari laman berita suara.com, pelatih yang juga mantan pemain tim nasional Guinea tersebut mengakui performa Marselino Ferdinan dkk sangat luar biasa dalam laga tersebut. Dirinya menyebut skud garuda muda memiliki performa yang cukup baik sehingga hanya mampu kebobolan 1 gol saja.
“Kami menyadari akan kesulitan ini, namun kami juga gagal membuatnya menjadi lebih mudah karena kami melewatkan banyak peluang. Kami seharusnya bisa mengamankan kemenangan pada babak kedua dengan skor 3-0,” ujar Kaba Diawara.
Timnas Guinea U-23 sendiri memang hanya mampu menang dengan skor tipis 0-1 atas Indonesia di laga play-off Olimpiade Paris yang digelar Kamis (09/04/2024) kemarin. Gol semata wayang dalam laga tersebut dicetak oleh mantan pemain klub FC Barcelona, Ilaix Morriba di menit ke-29 melalui titik pinalti. Selain itu, timnas Guinea U-23 memang beberapa kali mengancam lini pertahanan skuad garuda muda. Namun, selalu gagal karena buruknya penyelesaian akhir yang dilakukan oleh wakil dari benua Afrika tersebut.
Netizen Soroti Kemampuan Fisik Pemain Guinea U-23
Di sisi lain, laga play-off antara timnas Indonesia U-23 melawan Guinea U-23 juga tak lepas dari sisi drama. Melansir dari akun twitter/X @idexetratime, timnas Indonesia U-23 harus diganjar 2 kali hukuman pinalti oleh wasit dalam laga tersebut. Pinalti pertama terjadi di babak pertama saat pemain Guinea U-23 dilanggar di kotak terlarang. Namun, setelah tayangan ulang diperlihatkan, Witan Sulaeman justru terlihat melakukan pelanggaran di luar kotak pinalti.
Ilaix Morriba yang ditunjuk sebagai eksekutor sukses melakukan tugasnya dan membuat skuad garuda muda tertinggal 1-0. Pinalti kedua diberikan kepada Guinea U-23 karena Alfeandra Dewangga dianggap melakukan tekel di babak kedua. Karena keputusan yang dianggap tidak tepat tersebut, pelatih timnas Indonesia U-23 melakukan protes kepada wasit dan akhirnya harus diganjar kartu merah setelah sebelumnya diberikan kartu kuning.
Selain itu, netizen Indonesia juga menyoroti kemampuan fisik para pemain Guinea U-23 yang dianggap seringkali melakukan diving dan mudah terjatuh saat terjadi duel kontak fisik. Bahkan, hal ini sukses membuat media sosial ramai dengan bahasan kekuatan fisik pemain Guinea U-23 jauh dibandingkan dengan skuad garuda muda.
“Guinea yg katanya pemainnya pernah maim bareng Messi, dan mayoritas main di Eropa, ternyata ga beda jauh sama Vietnam mainnya. Ayo guys, kita bisa! #TimnasDay,” tulis komentar @play******.
“Badan doang sangar disentuh dikit jatoh ilah #TimnasDay,” tulis komentar @imma*****.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Media Italia Bongkar Masa Depan Jay Idzes Bersama AC Venezia, Seperti Apa?
-
Patrick Kluivert Nilai Lini Depan Buruk, Dua Nama Ini Bisa Jadi Solusi Timnas Indonesia
-
Panggil Jens Raven, Gerald Vanenburg Ingin Maksimalkan Potensi Sang Pemain?
-
5 Pemain Persib Dipanggil Timnas U-23, Bukti Regenerasi Klub Berjalan Baik?
-
AFF U-23: Menebak Alasan Gerald Vanenburg Panggil Pemain Lokal ke Skuad
Artikel Terkait
-
PSSI Kecam Aksi Rasis Netizen Indonesia ke Pemain Guinea: Jangan Nodai Perjuangan Timnas U-23!
-
Shin Tae-yong Disebut Jadi yang Paling Berani Head to Head Lawan Wasit Tanpa Kenal Rasa Takut
-
Kiper Timnas Wanita U-17 Akui Komunikasi Masih Menjadi Kendala di Skuad
-
Tak Hanya Hadir, Petinggi FIFA Juga Berikan Pesan Ini di Instagram: Usut Tuntas Wasit?
-
Pemain Guinea Alseny Soumah Dikabarkan Pemalsuan Umur Saat Lawan Timnas Indonesia U-23, Netizen: Usianya 25 Tahun
Hobi
-
Media Italia Bongkar Masa Depan Jay Idzes Bersama AC Venezia, Seperti Apa?
-
Patrick Kluivert Nilai Lini Depan Buruk, Dua Nama Ini Bisa Jadi Solusi Timnas Indonesia
-
Pecat Imran Nahumarury, Malut United FC Bakal Rekrut Pelatih Asing?
-
Panggil Jens Raven, Gerald Vanenburg Ingin Maksimalkan Potensi Sang Pemain?
-
5 Pemain Persib Dipanggil Timnas U-23, Bukti Regenerasi Klub Berjalan Baik?
Terkini
-
Ulasan Novel Built to Last: Pertemuan Dua Hati di Tengah Renovasi
-
Review Novel Ikhlas Penuh Luka: Bukan tentang Melupakan, Tapi Merawat
-
Lemon Drop oleh ATEEZ: Pengakuan Cinta yang Manis dan Menyegarkan
-
Jarang Diketahui! Ini 5 Cara Efektif Pahami Fitur dan Layanan Aplikasi BMKG
-
25 Tahun Sanggar Anak Alam: Ada Pasar Pangan Sehat hingga Sinau Bareng Kiai Kanjeng dan Sabrang MDP