Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Alex Marquez (Instagram/alexmarquez73)
Desyta Rina Marta Guritno

MotoGP musim 2025 sudah hampir sampai pada puncaknya. Perebutan gelar juara dunia tampaknya sudah tidak banyak menyisakan tanda tanya, karena Marc Marquez dengan keunggulan poin yang begitu jauh berada di jalur mulus meraih trofi juara.

Namun, bukan berarti kompetisi sudah usai. Perhatian kini beralih ke persaingan memperebutkan posisi kedua klasemen alias runner up, yang juga menarik untuk disimak.

Alex Marquez saat ini berdiri kokoh di peringkat kedua klasemen. Meski peluangnya menantang Sang Kakak untuk titel dunia nyaris tertutup, ia masih punya misi mempertahankan tempatnya di belakang Marc.

Sayangnya, performanya mulai dipertanyakan dalam tiga balapan terakhir. Dari tiga kesempatan mengumpulkan poin penuh, Alex hanya mampu membawa pulang total 19 angka, catatan yang tak memuaskan jika dibandingkan dengan awal musim yang sangat baik.

Kendati demikian, posisinya untuk saat ini belum benar-benar terancam. Dia memiliki selisih 52 poin atas Pecco Bagnaia yang berada di urutan ketiga.

Jarak tersebut cukup memberi ruang bernapas, terutama karena Bagnaia sendiri belum menunjukkan performa maksimal pasca mengalami serangkaian hasil mengecewakan. Kondisi ini membuat Alex masih bisa merasa aman, walau ia sadar betul bahwa situasi bisa berubah dengan cepat di dunia MotoGP.

Kendati demikian, walaupun unggul cukup jauh, Alex menegaskan dirinya tidak boleh terlena. Dia tahu benar bahwa Bagnaia tetap lawan berbahaya.

Pembalap Ducati itu bisa saja bangkit kapan pun, apalagi jika motor dan kondisinya kembali stabil. Alex pun menolak menganggap remeh selisih poin saat ini. Baginya, Bagnaia tetaplah ancaman utama dalam perburuan posisi dua besar.

"Saat ini Pecco, karena dia lebih dekat daripada Bezzecchi,” ujar Alex, dilansir dari laman Crash.

Selain Bagnaia, ada dua nama lain yang juga mulai mendekat, yaitu Marco Bezzecchi dan Pedro Acosta. Jika keduanya berhasil menjaga konsistensi di sisa delapan seri terakhir, bukan tidak mungkin mereka bisa ikut mengganggu posisi Alex.

"Tapi Bezzecchi sudah sangat cepat sejak awal musim, dia hampir saja absen di kualifikasi. Dan memang benar di balapan-balapan terakhir, dia juga cukup cepat di kualifikasi. Jadi, akan menarik untuk melihat seberapa cepat dia bisa pulih," katanya.

Bagi Alex, untuk tetap mempertahankan runner up hingga akhir musim, ia tidak boleh kehilangan lebih banyak poin di tiap seri. Performa yang angin-anginan belakangan ini mau tidak mau juga harus segera diakhiri.

Pasalnya, semakin sedikit seri yang tersisa, persaingan untuk mendapatkan posisi runner-up ini juga akan semakin ketat.

Jika semua berjalan sesuai rencana, Alex punya peluang besar menutup musim dengan finis di posisi kedua, tepat di belakang Marc Marquez. Hasil itu tentu akan menjadi pemandangan menarik, dimana dua bersaudara menguasai dua peringkat teratas dunia.

Bagi Alex sendiri, menjadi runner up sudah punya arti besar. Walaupun bukan gelar juara, posisi ini bisa menjadi bukti konsistensinya sepanjang musim serta tanda bahwa ia mampu bertahan di papan atas, meskipun tekanan begitu besar.

Terlebih, jika mengingat bahwa Alex masih dibekali dengan motor spesifikasi tahun lalu, GP24, berbeda dengan Marc Marquez, Pecco Bagnaia, atau Marco Bezzecchi yang sama-sama menggunakan motor tahun ini.

Dengan menjaga performa agar tetap stabil, memperbaiki kesalahan di seri-seri sebelumnya, dan memanfaatkan peluang yang ada, Alex bisa menutup tahun dengan pencapaian terbaik dalam kariernya di MotoGP sejauh ini. Kalau menurut kalian, apakah Alex bisa bertahan di posisi dua sampai akhir musim?

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS