Mei 2012-Mei 2022. Tepat sepuluh tahun bertugas jadi guru sekolah dasar. Tidak pernah bercita-cita jadi guru. Tentu tidak. Sebab, meski senang belajar, tapi (dulu) tidak menikmati berada di sekolah. Bawaannya kepengin libur panjang atau kalau berangkat, kepengin cepat-cepat pulang (bukan karena di sekolah di-bully, tapi memang nggak suka di tempat umum dengan banyak orang di waktu yang lama).
Meski senang dengan anak-anak, tapi sadar diri, bukan pribadi penyabar. (Dulu) gampang jadi naga atau minimal singa. Cita-cita waktu kecil, ingin jadi penulis/pengarang/wartawan. Sebab itu, suka bikin majalah-majalahan pakai kertas gambar yang dipotong-potong, ditulisi, dihias gambar, diwarnai, terus disteples.
Kirim tulisan pertama ke tabloid Hoplaa waktu kelas empat. Ditolak. Begitu pun tulisan-tulisan berikutnya. Hahaha.
Lulus SMA, Bapak dan Ibu menyarankan untuk masuk jurusan ini-itu (seperti kakak-kakak) atau coba mendaftar pekerjaan ini-itu (seperti pekerjaan hampir semua anggota keluarga kami). Tidak ada yang sreg.
Suatu pagi, pas lagi ngepel teras, nggak sengaja ketemu seorang tetangga. Namanya Pak Heri (allahu yarham). Dengan cara yang sederhana tapi membujuk, beliau meyakinkan untuk mendaftar kuliah jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Ternyata, orang tua tidak langsung setuju karena dalam keluarga, tidak ada yang jadi guru. Lewat jalan lumayan berliku, akhirnya diizinkan kuliah di jurusan pendidikan. Alhamdulillah.
Tujuh semester menempuh pendidikan, ternyata terasa amat cepat. Tandanya, menikmati. Memang demikian adanya. Hampir semua mata kuliah enak dikunyah. Dan di ruang kuliah, mulai ditempa untuk berbicara di muka umum, saling berbeda pendapat, dan berdebat. Ternyata asyik dan seru.
Lulus kuliah April 2012. Bulan-bulan sebelumnya, sudah kirim surat lamaran ke tiga sekolah swasta. Iya, sekolah swasta. Waktu itu, sama sekali tidak mendaftar ke sekolah negeri dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dari tiga sekolah, diterima di SD UMP setelah melewati sekian lapis seleksi dan bersaing dengan puluhan pelamar. Alhamdulillah. Bulan-bulan awal jadi guru, ternyata sesuai dugaan, tidak gampang tapi menantang.
Selama tujuh tahun bertugas, tempat ini benar-benar jadi kawah candradimuka buatku. Terima kasih untuk pelajaran hidup yang amat berharga.
Di tahun ketujuh itu pula, urutan hidup berubah. Dari mengemudikan tugas di sekolah swasta, haluan berubah. Tugas mengajar pindah ke sekolah negeri, tepatnya di SD Negeri 1 Karangbanjar, dengan 'budaya' yang sama sekali berbeda. Tapi malah lebih cepat beradaptasi. Alhamdulillah.
Sepuluh tahun menjadi guru. Manis, pahit, getir, semua terangkum dalam satu kata: bahagia. Terima kasih kepada semua anak didik, orang tua siswa, teman-teman guru, para pengawas sekolah, dan terutama keluarga yang dengan cara masing-masing, hari ke hari, kian mempertebal keyakinan betapa menjadi guru adalah sebuah Dunia Bernama Gembira. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Wapres Gibran ke Mendikdasmen: Zonasi Sekolah Harus Dihilangkan!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Bisa Jadi Pemasukan Tambahan, Pemprov DKI Bakal Tarik Retribusi Kantin Sekolah
-
Anak-Anak Nia Ramadhani Sekolah di Mana? Uang Sakunya Tembus Jutaan Rupiah
-
Gratis! Ini Kumpulan Logo dan Poster Hari Guru Nasional 2024 Format PNG
Kolom
-
Trend Lagu Viral, Bagaimana Gen Z Memengaruhi Industri Musik Kian Populer?
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Standar Nikah Muda dan Mengapa Angka Perceraian Semakin Tinggi?
-
Indonesia vs Arab Saudi: Mencoba Memahami Makna di Balik Selebrasi Seorang Marselino Ferdinan
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg