Sebagian besar perilaku yang sedang viral saat ini memang memiliki keterkaitan dengan teknologi dan internet, termasuk dengan aktivitas mengemis online.
Dalam era digital saat ini, banyak orang yang memanfaatkan teknologi dan internet untuk melakukan berbagai hal, seperti membeli barang, berkomunikasi, atau bahkan mengemis.
Mengemis online merupakan istilah yang digunakan untuk mengindikasikan seseorang yang melakukan kegiatan mengirim atau menerima uang melalui internet.
Istilah ini sering digunakan dalam konteks pembayaran atau transfer uang melalui aplikasi atau platform keuangan digital. Dalam hal ini, apakah orang yang melakukan transaksi tersebut boleh disebut sebagai mengemis online?
BACA JUGA: Klitih Bukan Bagian dari Keistimewaan Yogyakarta, Kenapa Terus Lestari?
Mengemis online bisa dilakukan melalui berbagai platform, seperti aplikasi pembayaran, situs jejaring sosial, atau bahkan melalui email.
Perilaku mengemis online ini sering dikaitkan dengan beberapa tren atau gaya hidup yang sedang populer, seperti gaya hidup digital.
Tentunya, mengemis online juga memiliki beberapa risiko, seperti keamanan dan privasi, penipuan, dan risiko kebocoran informasi pribadi.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memahami risiko-risiko terkait dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan informasi pribadi mereka.
Faktor penyebab mengemis online
1. Kemudahan akses internet
Dengan semakin mudahnya akses internet, banyak orang yang memanfaatkan teknologi untuk melakukan berbagai kegiatan, termasuk mengemis online.
2. Kemudahan transaksi
Platform-platform mengemis online menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi, seperti tidak perlu keluar rumah atau menunggu waktu lama.
3. Keamanan transaksi
Banyak platform mengemis online yang menjamin keamanan dan privasi transaksi, sehingga membuat orang merasa lebih nyaman dan aman melakukan transaksi melalui internet.
4. Kebutuhan akan kecepatan dan efisiensi
Dalam era digital saat ini, banyak orang yang menginginkan kecepatan dan efisiensi dalam melakukan berbagai hal, termasuk dalam hal pembayaran dan transfer uang.
5. Adanya promosi dan peningkatan kesadaran
Banyak platform mengemis online yang melakukan berbagai promosi dan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan popularitas platform mereka, sehingga membuat lebih banyak orang tertarik untuk mencoba mengemis online.
BACA JUGA: Fenomena Ngemis Online, Apa Saja yang Harus Dilakukan untuk Mengatasinya?
Dampak mengemis online
Dampak mengemis online dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung dari bagaimana cara seseorang melakukan transaksi dan bagaimana mereka mengelola informasi pribadi mereka.
Beberapa dampak mengemis online setidaknya ada 2 hal, yaitu:
1. Dampak positif
Kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi, seperti tidak perlu keluar rumah atau menunggu waktu lama. Keamanan transaksi yang lebih baik, karena platform mengemis online sering menjamin keamanan dan privasi transaksi.
Kebutuhan akan kecepatan dan efisiensi terpenuhi, karena transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
2. Dampak negatif
Risiko keamanan dan privasi, seperti pencurian informasi pribadi atau penipuan melalui internet.
Risiko kebocoran informasi pribadi, karena informasi pribadi yang diterima oleh platform mengemis online dapat dibocorkan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dampak sosial dan budaya, seperti meningkatnya kecanduan teknologi dan menurunnya interaksi sosial secara langsung.
Maka tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa meskipun mengemis online memiliki keuntungan, tetap penting untuk menjaga keamanan dan privasi informasi pribadi saat melakukan transaksi melalui internet.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan mengemis online dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan informasi pribadi mereka.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
-
5000 Langkah dan Satu Liter Bensin, Refleksi Tentang Ketidakadilan
-
Membincang Pertolongan Pertama pada Psikologis
Artikel Terkait
-
Filosofi Tongkrongan: Saring Pikiran Biar Gak Jadi Ujaran Kebencian
-
Review Film Pinjam 100 The Movie: Perjuangan, Tawa, dan Salam dari Binjai
-
Scroll Tanpa Tujuan: Apakah Kita Sedang Menjadi Generasi Tanpa Fokus?
-
Mengenal Kopino, Anak-anak dari Ibu Filipina Korban Pria Korea Selatan
-
Fenomena Brain Rot: Pembusukan Otak karena Sering Konsumsi Konten Receh
Kolom
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern