Hari kamis aku di sini kembali.
Sejak awal bulan Juli ku mulai memasuki kantor kelabu.
Deretan di pojok-pojok mulai aku perhatikan dengan saksama.
Teras yang indah berjejer rentang mobil-mobil mewah.
Para penguasa sungguh nyaman hidup bersenda gurau di gedung-gedung tinggi.
Pikiranku sudah melayang ke mana-mana atas apa yang aku pikirkan.
Kadang jua aku tak tahu maksudnya seperti apa.
Telah lama sembari saya perhatikan pada ruang-ruang di kantor kelabu.
Siang tepat hari ini, aku duduk di kursi yang berjejer dengan rapi.
Ruang sunyi dan berteman sepi pada dunia maya.
Dunia makin canggih, seketika aku juga mencari-cari informasi terkini.
Kantor kelabu telah memberikan wadahnya hari ini.
Aku duduk dan tak terasa arah jarum jam dinding berada di angka 2.
Kantor kelabu, kantor penyelenggara pesta demokrasi.
Kantor kelabu yang akrab sapaanya KPU.
Kantor kelabu, kini aku ingin menimba ilmu di sini selama dua bulan.
Kantor kelabu kini telah kau berikan pengalaman dalam sejarah hidupku ke depan.
Baca Juga
-
Media Sosial, Desa, dan Budaya yang Berubah
-
Media Sosial dan Dunia Anak: Antara Manfaat dan Tantangan
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
-
Pendidikan, Kunci Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
-
9 HP Kamera 0,5 Harga 1-2 Jutaan Terbaik 2025, Foto Ramean Jadi Full Team!
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Review Vivo V60 Lite: Tampilan Mewah ala iPhone dengan Harga Lebih Ramah
-
Diproduseri Cillian Murphy, Sekuel Serial Peaky Blinders Resmi Digarap
-
Kevin Diks dan Upgrade Karier Profesionalnya yang Timbulkan Sedikit Kekecewaan
-
Gender Reveal! Nino Fernandez dan Steffi Zamora Siap Miliki Anak Perempuan
-
Rizky Kabah, TikToker yang Dilaporkan Hina Suku Dayak?