Ilustrasi Orang Yang Terkecoh. (Pixabay)
Di penghujung fajar aku masih asyik dengan diri sendiri.
Menikmati mimpi-mimpi indah dalam tidur panjangku.
Terlelap hingga aku lupa diri.
Dalam batinku merasakan kebahagiaan walau dalam hayalan.
Sudah lama aku tertidur.
Saat aku bangun ternyata sudah siang.
Pagiku telah pergi.
Pagiku membuat aku terkecoh.
Aku pikir kalau pagi itu aku libur dalam profesiku.
Sehingga di awal malam aku tak menyusun rencana akan hari-hari esoknya.
Aku pun bersantai dan begadang sampai pada ujung-ujung malam.
Hingga akhirnya aku tertidur sampai siang hari.
Kenapa saat aku bangun, aku baru tahu kalau hari itu bukan hari libur.
Maka aku pun menerima resikonya.
Aku alpa untuk masuk kantor.
Masuk di rumah-rumah para pelayan masyarakat.
Camba Majene, 10 Agustus 2021
Tag
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Iklan Premium, Isi Refill: Mengapa Pemimpin Kompeten Sulit Menang?
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Remaja, Keranjang Oranye, dan Ilusi Bahagia Bernama Checkout
-
Banjir Sumatra dan Mimpi Indonesia Emas: Mau Lari ke Mana Kalau Lantainya Amblas?
-
Ahli Gizi: Pahlawan Super yang Cuma Ditelfon Kalau Badan Sudah Ngeluh Keras
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku This is How You Heal, Kumpulan Esai untuk Pulih dari Kesedihan
-
Kisah Akbar, Disabilitas Netra yang Berkelana di Ruang Sastra Tukar Akar
-
Menghayati Realita Hidup dari Keteduhan Kata dalam Kumpulan Puisi Kawitan
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Terinspirasi Puisi Penyair Palestina, JILF 2025 Angkat Tema Homeland in Our Bodies
Sastra
Terkini
-
Paradoks Media Sosial: Semakin Terhubung, Semakin Merasa Kurang, Semakin Tertekan
-
Misteri Aroma Kembang Kantil yang Terus Mengikuti
-
Menjelang Petang, Bocah itu Melambai dan Tertawa ke Area Persawahan Sepi
-
Suara Cekikikan Perempuan dari Dahan Pohon Mahoni
-
Review Novel Companions of the Night: Petualangan Vampir Minus Lovey Dovey