Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Buku 'Menyelami Bacaan Shalat.' (DocPribadi/SamEdy)

Shalat lima waktu merupakan tiangnya agama. Orang Islam yang selalu berusaha menjaga shalat lima waktunya sama artinya ia sedang menegakkan agamanya. Sebaliknya, orang Islam yang enggan mendirikan shalat lima waktu sama saja sedang merobohkan agama Islam. 

Shalat, selain ibadah yang diperintahkan oleh-Nya, juga menjadi cara bagi umat Islam untuk mensyukuri segala karunia nikmat-Nya. Berbicara tentang nikmat Tuhan, tentu sangat banyak dan tak mungkin kita bisa menghitungnya. Sayangnya, terkadang sebagian dari kita kurang menyadari hal tersebut. Sudah dikasih nikmat yang tak terhitung jumlahnya, tapi disuruh bersyukur dengan cara, misalnya menunaikan shalat lima waktu, merasa enggan dan malah mengabaikannya.

Sebagai umat Islam, mestinya kita harus selalu berusaha tak meninggalkan shalat, bagaimana pun kondisinya. Perihal tata cara shalat dan hal-hal yang dilakukan sebelum shalat, akan diulas secara panjang lebar oleh Fajar Kurnianto dalam bukunya yang berjudul Menyelami Bacaan Shalat (edisi panduan) yang diterbitkan oleh Quanta (2017). 

Wudu adalah ibadah yang dilakukan sebelum kita mengerjakan shalat. Wudu, selain termasuk ibadah yang bagus dirutinkan, juga memiliki keutamaan bagi umat Islam. Di antara keutamaan wudu yakni tubuhnya menjadi putih cemerlang, berguguran dosa-dosanya, diangkat derajatnya, dan bisa memasuki surga dari pintu mana pun. Wudu juga termasuk sebagian dari iman (Menyelami Bacaan Shalat, halaman 3-6). 

Shalat lima waktu (Dzuhur, Asar, Magrib, Isya, dan Subuh) memiliki keutamaan yang banyak bagi umat Islam yang mengamalkannya. Di antara keutamaan shalat, sebagaimana dipaparkan oleh Fajar Kurnianto, yakni: merupakan kafarat atau penebus dosa (kecil), amalan yang paling dicintai oleh Allah, amalan yang menenteramkan hati, pencegah perbuatan keji dan munkar, kunci utama mendapatkan keridaan Allah dan ampunan-Nya.

Selain itu, shalat juga memiliki keutamaan sebagai jaminan keselamatan bagi pelakunya kelak di akhirat. Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, Rasulullah Saw., pernah bersabda, “Siapa saja yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa saja yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf (Menyelami Bacaan Shalat, halaman 44-45). 

Terbitnya buku Menyelami Bacaan Shalat ini dapat dijadikan sebagai salah satu panduan shalat bagi umat Islam. Saran saya, hal-hal yang belum dipahami terkait shalat dan tata caranya, alangkah lebih baiknya ditanyakan langsung kepada orang yang ahli di bidangnya, misalnya para kiai atau ustadz yang memiliki wawasan luas tentang hukum Islam. Sebab yang namanya belajar tentang agama, bagaimana pun juga harus melalui guru yang mumpuni keilmuan agamanya. Tak cukup hanya dengan membaca buku panduan saja. Selamat membaca.

Sam Edy Yuswanto