Setiap orang memiliki waktu yang sama setiap harinya, yakni 24 jam sehari semalam. Memanfaatkan waktu dengan baik dan bijak mestinya selalu kita upayakan agar kita tak menjadi orang yang merugi di kemudian hari. Jangan sampai waktu luang yang ada malah dihabiskan untuk melakukan aktivitas sisa-sia tanpa ada nilai ibadah di dalamnya, persis seperti yang dikatakan buku Nilai Waktu Menurut Ulama karya Abdul Fattah Abu Ghuddah.
Sayangnya, sebagian orang kerap melalaikan waktu yang dimilikinya. Perihal pentingnya menjaga waktu, Rasulullah Saw. pernah menjelaskan bahwa kesehatan dan kesempatan adalah dua kenikmatan yang banyak dilalaikan orang. Apa yang pernah beliau jelaskan seyogianya dapat selalu menjadi renungan. Waktu adalah nikmat yang agung dan pemberian yang besar. Hanya saja hal ini tidak disadari dan tidak banyak dimanfaatkan, kecuali oleh orang-orang yang cerdas dan mendapat taufiq dari Allah Swt. (Nilai Waktu Menurut Ulama, halaman 11).
Bila direnungi, apa yang pernah dijelaskan oleh Rasulullah Saw. mengenai kesehatan dan kesempatan yang banyak dilalaikan oleh para manusia, memang sangat benar adanya. Kita misalnya, juga kadang atau bahkan sering mengalami hal serupa. Kadang, saat tubuh sedang dalam kondisi sehat, kita lupa cara mensyukurinya dan tak bisa memanajemen waktu dengan baik.
Namun, ketika sedang menderita suatu penyakit, biasanya kita baru tersadar betapa sangat berharganya nikmat sehat yang kerap kita abaikan. Karenanya, harta benda sebanyak apa pun, terasa tak ada harga dan nilainya sama sekali ketimbang nikmat sehat yang sangat kita dambakan tersebut.
Menggunakan waktu yang kita punya dengan sebaik-baiknya adalah hal yang niscaya. Mari kita selalu berusaha untuk tidak banyak waktu luang yang terbuang sia-sia, tanpa memperbanyak ibadah dan aktivitas positif. Sungguh sangat merugi orang-orang yang tak menggunakan waktunya dengan baik dan semoga kita tidak termasuk di dalamnya. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena telah banyak menyia-nyiakan waktu.
Perihal penyesalan atas waktu yang terbuang sia-sia, Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: “Saya tidak pernah menyesali suatu hal, seperti penyesalan saya atas hari saya yang telah berlalu, di mana umurku telah berkurang dan aku tidak sempat menambah amal baikku” (Nilai Waktu Menurut Ulama, halaman 17).
Terbitnya buku inspiratif Nilai Waktu Menurut Ulama (1996) karya Abdul Fattah Abu Ghuddah ini semoga bisa menjadi bahan introspeksi bersama. Mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang selalu bisa menggunakan waktu dengan baik agar kita kelak dapat termasuk orang-orang beruntung dan hidup dalam kebahagiaan.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
4 Serum Ekstrak Lemon yang Ampuh Bikin Wajah Cerah Seketika, Kaya Vitamin C
-
The Apothecary Diaries Umumkan Musim 3 dengan Misteri Baru di Luar Istana
-
Dia Bukan Ibu: Ketika Komunikasi Keluarga Jadi Horror
-
Jangan Sampai Ketipu! Bongkar 7 Trik Jitu Bedakan Sepatu KW vs Ori
-
AXIS Nation Cup adalah Kampus Nyata Para Champion Masa Depan