Menjaga hubungan baik dengan sesama merupakan hal yang mestinya selalu kita upayakan. Jangan sampai hanya gara-gara masalah sepele, hubungan kita dengan orang lain yang sebelumnya terjalin dengan baik, mendadak retak dan tak lagi saling bertegur sapa.
Mungkin di antara kita pernah ada yang mengalami hal demikian. Misalnya, pernah berkonflik dengan teman, lalu setelahnya hubungan menjadi tak lagi seakrab dulu, bahkan salah satunya memilih untuk menjauh.
Menurut saya, hal terpenting yang seyogianya direnungi adalah: ketika suatu hari kita berkonflik dengan seseorang, berusahalah untuk segera menyelesaikan masalah (konflik) tersebut, selesaikan secara baik-baik. Memang sih, ada saja orang yang sepertinya enggan diajak berbaikan ketika sedang berkonflik dengan orang lain.
Kalau saya pribadi sih, berusaha untuk berbaikan dengan siapa saja. Terserah bagaimana tanggapan orang tersebut nantinya. Seumpama dia tetap tak mau berdamai, itu bukan urusan kita, yang penting kita sudah beriktikad untuk berdamai dan tak bermusuhan dengannya.
Menjaga hubungan baik dengan semua orang memang bukan perkara mudah, butuh perjuangan untuk menahan diri dari melukai sesama. Misalnya, menahan diri tidak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.
Ada sebuah kisah menarik yang saya peroleh dalam buku kumpulan cerpen berjudul Sesuatu di Kota Kemustahilan karya Rosi Ochiemuh. Salah satu cerpen yang menarik disimak berjudul Perihal Pedas. Berkisah tentang curahan hati seorang karyawan perempuan yang memiliki bos arogan, suka bicara dengan kalimat menyakitkan, marah-marah, dan enggan mendengarkan penjelasan karyawannya. Misalnya, saat dia telat tiba di kantor, si bos langsung marah-marah dan tak mau mendengar penjelasan atau alasan keterlambatannya itu.
Berikut ini saya kutip sebagian paragrafnya:
“Kamu pikir bisa seenaknya pergi ke kantor? Kamu pikir saya akan dengarkan semua curhatan kamu di jalan raya, ha? Lihat dong kerjaan jam delapan pagi sudah menumpuk. Jika kamu tunda karena menjelaskan hal tak berguna itu, habis waktunya. Saya bertanya dan tak perlu penjelasan!”
Bagi karyawan perempuan itu, kata-kata si bos memang terasa pedas dan menyakitkan. Bahkan mungkin terasa lebih pedas dari semua jenis makana kesukaannya. Baginya, hanya satu rasa pedas yang tidak bisa dilawan dengan segenap hati, yakni yang dikeluarkan dari lidah atasan kerjanya alias di bos yang arogan tersebut.
Kisah si bos yang arogan dan gemar bicara kasar kepada karyawannya tersebut semoga menjadi bahan renungan bagi para pembaca, agar selalu berusaha menjaga pergaulan dengan sesama tanpa saling menyakiti. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat.
Tag
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
8 Pelatihan Soft Skill yang Paling Penting untuk Karyawan
-
5 Tanda Terjebak Abusive Relationship, Begini Cara Mengakhirinya
-
Ketahui Pentingnya Pencegahan DBD di Tempat Kerja untuk Menjaga Kesehatan Karyawan dan Keberlanjutan Perusahaan
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Apa Itu Silent Treatment, Penyebab Perceraian Faby Marcelia dan Revand Narya
Ulasan
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Review Film The Burial, Kisah Nyata Pengacara yang Menemukan Sahabat Sejati
-
Calvin Verdonk Ungkap Pengalaman Berkesan di Indonesia: Semua Orang Mengenalimu