Manusia-Manusia Langit memuat sebelas epik karya Helvy Tiana Rosa. Epik sendiri dapat diartikan sebagai epos atau wiracarita atau kisah kepahlawanan (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sebelas epik dalam buku ini membentang dengan latar belakang daerah konflik dalam maupun luar negeri, mulai dari Ambon, Kashmir, Palestina, Uni Sovyet, Serbia, Filipina, Myanmar, Chechnya, dan Afganistan.
Sebagaimana tertera dalam halaman sampul belakang, epik dalam buku ini mengusung genre sastra jurnalistik, yakni mengangkat kisah-kisah dari fakta-fakta yang kerap tak terberitakan lantaran ditutup-tutupi media.
Dalam Kata Pengantar Penulis, Helvy menulis, "Sebelum resmi bergabung dengan Annida, saya sudah sering menulis kisah ini. Mulanya karena saya geregetan dengan berbagai kejadian yang menimpa kaum muslimin di dunia. Terutama fenomena tentang negeri mereka yang dijajah tetapi ketika masyarakatnya bangkit melawan penjajahan dan pembantaian, malah dituduh sebagai teroris. Sementara penjajah durjana justru dianggap sebagai masyarakat yang cinta damai.
"Standar ganda pelaksanaan HAM, berita-berita (termasuk) sejarah yang terdistorsi, yang kian membuat kaum muslimin tersudut dan menderita telah menggugah saya. Saya pikir, seharusnya, atas nama kemanusiaan, juga menggugah siapa pun yang masih mempunyai nurani." (halaman v-vi).
Guna menulis epik-epik ini dan yang lainnya, Helvy kerap berlama-lama mengeram di perpustakaan, menelusuri literatur. Dia juga memanfaatkan jaringan internet untuk mencari berita dari sumber primer. Pun menemui dan banyak bertanya kepada orang atau tokoh yang pernah mengunjungi daerah konflik maupun yang memang berasal dari daerah tersebut.
Dari sebelas epik, sembilan di antaranya mengusung tokoh utama perempuan. Dan tokoh-tokoh perempuan ciptaan Helvy selalu memiliki ciri khas, yakni vitalitas dan daya juang tinggi.
Mereka tidak bertekuk lutut di hadapan kezaliman. Meski serba terbatas, semangat mereka demikian menggelora. Seperti Sjerva (dalam cerpen Kesaksian Sjerva), korban perang Bosnia. Dia diperkosa, kakinya ditembak hingga pincang, ibu-kakak-adik perempuannya dibunuh lalu digantung di langit-langit rumah, ayah-kakak-adik lelakinya digilas tank di depan rumah ibadah. Dia kemudian tinggal bersama Gruvanic, muslimah buta setelah kedua matanya dicongkel penjahat perang.
Ketika Gruvanic dibunuh, mayatnya digantung di langit-langit rumah, Sjerva yang kembali hendak diperkosa, melawan dengan pisau kecil yang dia sembunyikan di balik baju.
Dalam melukiskan epik-epiknya, Helvy menggunakan bahasa yang mengerikan karena memakai frasa darah, tengkorak, tubuh yang pecah, dan sebagaimana. Namun pilihan kata tersebut amat berhasil menghunjam sanubari pembaca, menerbitkan empati dari lubuk hati kepada para korban kebengisan kaum adidaya.
Membaca buku ini adalah upaya menyemai pesan kemanusiaan dalam diri sekaligus mengajak orang-orang lain untuk menyingsingkan lengan baju, membantu saudara di belahan bumi sana yang terus digilas penjajahan serta penindasan.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
Ulasan
-
5 Buku Parenting Seru dengan Ilustrasi Menarik untuk Orang Tua Modern
-
Mamaku Hebat: Keteguhan Seorang Ibu di Tengah Keterbatasan
-
Film Animasi Anak Rasa Dewasa! 'The Twist' Tawarkan Humor dan Kritik Sosial
-
Review Film Rosario: Kutukan yang Menggali Luka Keluarga dan Identitas!
-
Lucu dan Heartwarming! 3 Novel Jepang Terjemahan Terbaru tentang Kucing
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Dituntut Sanksi Hukuman 50 Kerbau usai Stand Up Comedy Singgung Adat Toraja
-
Jessica Iskandar Bangga dengan Hasil Rapor El Barack: You Are My Einstein!
-
4 Serum Korea Glutathione, Bikin Wajah Glowing Merata dan Cegah Flek Hitam!
-
Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya
-
Onad Terseret Narkoba, Menguak Apa Itu Ganja dan Ekstasi serta Bahayanya