Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku "Menghidupkan Raja dari Kematian" (Dokumen pribadi/ Sam Edy)
Sam Edy Yuswanto

Ada sebuah dongeng menarik yang mengisahkan seorang pemimpin adil dan begitu dicintai oleh rakyatnya. Dongeng tersebut berjudul Menghidupkan Raja dari Kematian karya Ahmad Ijazi H. Sebuah dongeng yang bagus diresapi maknanya oleh para pembaca, terutama bagi para pemimpin.

Dikisahkan, negeri Mezika dipimpin oleh Raja Fiere, seorang raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Hal ini tentu sangat wajar karena Raja Fiere mampu memimpin negeri tersebut dengan adil dan bijaksana.

Sayangnya, sebuah kabar tiba-tiba datang begitu mengejutkan. Raja Fiere dikabarkan meninggal dunia. Tak ayal, seluruh penduduk Negeri Mezika pun berduka karenanya. Kabar meninggalnya Raja Fiere yang memerintah di kerajaan Vortele terasa sulit dipercaya karena di hari sebelumnya ia tampak sangat sehat.

Di sebuah kamar khusus, tubuh Raja Fiere dibaringkan dan diawetkan. Ratu Sema terlihat sangat sedih. Perdana Mentri Kim memanggil dayang-dayang untuk menghibur Ratu Sema. Tetapi kedatangan dayang-dayang itu malah membuat Ratu Sema semakin berduka. “Hanya Raja Fiere yang bisa mengobati kesedihanku,” kata Ratu Sema, “seandainya saja Raja Fiere bisa dihidupkan kembali, pasti aku akan sangat bahagia.”

Singkat cerita, berdasarkan penjelasan Habib Lillo, kemungkinan besar Raja Fiere bisa dihidupkan kembali dengan satu syarat ada seseorang yang bersedia mengorbankan nyawanya untuk dipindahkan ke tubuh Raja Fiere. Namun, sayangnya tak satu pun petinggi istana yang bersedia untuk mengorbankan dirinya.

Keesokan harinya, Perdana Mentri Kim langsung mengumumkan kepada seluruh penduduk Negeri Mezika. Tapi tetap saja, tak seorang pun yang mau mengorbankan dirinya. Para prajurit pun dikerahkan. Setelah memasuki perkampungan dan mendatangi rumah-rumah warga, akhirnya para prajurit berhasil membawa seorang lelaki kurus yang bersedia mengorbankan nyawanya.

Lelaki kurus itu bernama Gele yang telah memiliki istri dan lima anak. Tak tampak kesedihan di wajahnya. Justru ia tampak begitu bahagia saat tiba di istana dan mendapat jamuan istimewa. Ada jawaban yang begitu berkesan ketika Gele ditanya satu hal oleh Perdana Mentri Kim, “Kau memiliki seorang istri dan lima orang anak, apakah kau tidak bersedih harus meninggalkan mereka?”

Ini jawaban Gele: “Tentu saja aku sedih, tetapi aku jauh lebih sedih saat mengetahui negeri ini harus kehilangan pemimpin terbaiknya. Raja Fiere terkenal bijaksana dan sangat dicintai rakyatnya. Jangankan menghidupi istri dan anak-anakku, menghidupi rakyat di seluruh negeri ini saja beliau mampu. Semoga kelak beliau diberi usia yang panjang. Sehingga kebaikan-kebaikan beliau bisa terus rakyat rasakan di seluruh penjuru negeri.”

Kisah pun berakhir dengan indah. Ternyata, Raja Fiere tidak benar-benar meninggal dunia. Dari seorang rakyat biasa, Raja Fiere jadi mengerti arti sebuah ketulusan. Buku Menghidupkan Raja dari Kematian (penerbit Sip Publishing, 2021) yang berisi kumpulan dongeng yang ditulis oleh sederet penulis yang memiliki latar belakang beragam ini menarik dijadikan bacaan menarik dan menghibur.