Anak "pemalas" sering kali menjadi perbincangan orang tua, pendidik, dan masyarakat. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang terlihat tidak bersemangat dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau aktivitas lainnya.
Namun, sebelum memahami dan menilai secara langsung, penting untuk mengetahui fakta yang sebenarnya. Yuk disimak baik-baik enam mitos dan fakta tentang anak "pemalas" seperti disarikan dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tentang kesehatan mental anak.
Mitos 1: Anak "pemalas" tidak pintar.
Fakta: Sebenarnya, tingkat kecerdasan tidak sepenuhnya terkait dengan semangat anak dalam beraktivitas. Anak yang terlihat "pemalas" mungkin saja memiliki potensi intelektual yang tinggi, namun mereka mungkin perlu dukungan atau inspirasi tambahan untuk mengeksplorasi bakat mereka.
Mitos 2: Anak "pemalas" tidak memiliki motivasi.
Fakta: Motivasi bisa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk lingkungan, kesehatan mental, dan ketertarikan. Boleh jadi anak kehilangan semangat karena merasa tidak tertantang atau kurang mendapatkan dukungan positif dari orang-orang terdekat.
Mitos 3: Anak "pemalas" tidak mau belajar.
Fakta: Anak-anak belajar dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa anak lebih responsif terhadap metode pembelajaran tertentu, sementara yang lain mungkin memerlukan pendekatan yang lebih interaktif dan kreatif.
Mitos 4: Anak "pemalas" tidak peduli dengan masa depan mereka.
Fakta: Anak-anak memiliki berbagai tingkat kesadaran tentang masa depan. Memang tidak semua anak telah memahami dan menyadari pentingnya mempersiapkan masa depan mereka, sementara yang lain tidak memerlukan pendampingan untuk mengidentifikasi tujuan, cita-cita dan harapannya.
Mitos 5: Anak "pemalas" harus ditegur dan dipaksa bekerja lebih keras.
Fakta: Memaksa anak untuk bekerja tanpa memahami akar masalahnya tidak akan memberikan hasil yang baik. Lebih baik melakukan pendekatan pada anak dengan membangun pengertian, berbicara dengan mereka, dan mencari cara untuk meningkatkan semangat dan keterlibatan mereka dalam aktivitas.
Mitos 6: Anak "pemalas" akan tetap malas sepanjang hidup mereka.
Fakta: Sifat dan perilaku anak dapat berubah seiring waktu, terutama jika mereka mendapatkan dukungan dan bimbingan yang tepat.
Oleh karena itu, di sini pentingnya peran orang tua dan orang terdekat anak agar menghadirkan lingkungan yang positif. Dengan dukungan yang baik, dinilai bisa membantu anak mengembangkan sikap yang lebih proaktif dan bersemangat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
5000 Langkah dan Satu Liter Bensin, Refleksi Tentang Ketidakadilan
-
Membincang Pertolongan Pertama pada Psikologis
-
Menyambangi Bukit Rhema dan Eksplorasi Perjalanan Spiritual di Gereja Ayam
-
Sudah Tahu Well Being? Ini Cara Mewujudkannya agar Hidupmu Jadi Lebih Baik
-
Mengulik Polemik Iuran Tapera yang Diprotes Banyak Pekerja
Artikel Terkait
-
CEK FAKTA: PLN Beri Voucher Token Gratis Rp250 Ribu untuk Daya 450-2.200 VA
-
Cek Fakta: DPR Menghapus RUU Perampasan Aset dan Menggantinya dengan RUU Pemulihan Aset
-
Cek Fakta: Kim Jong Un Masuk Islam Setelah Berkunjung ke Indonesia
-
CEK FAKTA: Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia, Geser Patrick Kluivert
-
CEK FAKTA: Erick Thohir Mundur dari Jabatan Ketua Umum PSSI
Ulasan
-
Review Film High Rollers: Antara Cinta dan Misi Mustahil di Meja Perjudian
-
Ulasan Novel Drupadi: Rekonstruksi Mahabharata dan Citra Istri Lima Pandawa
-
Dibanding Season 1, Squid Game 2 Lebih Sadis atau Lebih Emosional?
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Film 'Setetes Embun Cinta Niyala', Dilema Cinta dan Perjodohan
Terkini
-
4 Rekomendasi Short Drama China Buat yang Suka Cerita Padat Bikin Nagih
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Pihak Academy Minta Maaf atas Respons Serangan Israel terhadap Hamdan Ballal
-
Gelar Konferensi Pers, Kim Soo-hyun Tuai Kecaman Keras Netizen: Dia Gila
-
Kim Hye Ja Comeback Akting, Intip Perannya di Drama 'Heavenly Ever After'