Mimpi kerap kali hanya dianggap sebagai bunga tidur. Namun bagi kelompok masyarakat tetentu, ada yang menganggap bahwa mimpi merupakan bagian dari perjalanan spiritual.
Sebenarnya ada banyak asumsi terkait arti dari sebuah mimpi.
Namun, alih-alih menganggap hanya sekedar bunga tidur atau malah datang dari gangguan makhluk astral, Sigmund Freud dalam bukunya yang berjudul 'The Interpretation of Dreams' mencoba menginterpretasi makna dari mimpi secara ilmiah.
Mengapa interpretasi mimpi adalah sesuatu yang sebenarnya penting?
Sebab, kita semua tentu pernah bermimpi. Faktanya, mimpi adalah sebuah petunjuk yang bisa membawa kita pada isi pikiran bawah sadar.
Dengan menganalis makna dari simbol-simbol yang ada dalam mimpi, lalu mengaitkannya dengan peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan nyata, kita bisa menggali emosi tersembunyi yang ada pada diri kita.
Sebagai tokoh yang menggagas psikoanalisis, Sigmund Freud telah menginterpretasi kurang lebih 1000 mimpi dari pasiennya.
Dalam interpretasi tersebut, Freud menemukan beberapa pola yang dianggap terkait dengan hal-hal yang terjadi di kehidupan nyata pasien.
Kadang pula mimpi merupakan wujud dari keinginan terselubung yang tidak kesampaian.
Mimpi juga kerap datang dengan membawa objek-objek masa kecil.
Mungkin kita kadang heran, mengapa di kebanyakan mimpi, kita amat sering berada dalam situasi yang pernah terjadi belasan hingga puluhan tahun yang lalu.
Ternyata, apa yang sudah lama dilupakan oleh pikiran sadar akan mencuat kembali lewat pikiran bawah sadar.
Kita mungkin sudah lupa pernah berada di tempat tertentu, namun lewat mimpi kita kembali diingatkan mengenai realitas tersebut.
Secara keseluruhan, ada banyak hal menarik yang dibahas oleh Sigmund Freud dalam buku ini.
Namun pada beberapa pembahasan, buku ini sedikit bertele-tele.
Ada hal-hal yang sebenarnya terasa tidak perlu. Belum lagi ada sedikit teori yang sepertinya kurang relevan karena buku ini adalah manuskrip yang ditulis pada abad ke-18.
Mengingat sedikitnya referensi yang membahas tentang interpretasi mimpi secara ilmiah, maka terlepas dari banyaknya kekurangan, buku ini tetaplah menjadi sebuah karya yang amat berharga khususnya di bidang psikologi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Schadenfreude: Mengapa Kita Senang Melihat Orang Lain Susah
-
4 Rekomendasi Bacaan Tipis yang Cocok bagi Pemula Pembaca Buku
-
4 Tips untuk Atasi Reading Slump, Jangan Biarkan Berlarut-larut!
-
4 Rekomendasi Buku Non Fiksi untuk Mengenal Sejarah Indonesia Lebih Dalam
-
4 Rekomendasi Novel dari AU NCT, Sijeuni Wajib Baca!
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Nasib Tragis Luffy di Elbaf: Spekulasi Panas Kalangan Penggemar One Piece
-
Bumi Watu Obong Jadi Wajah Budaya Gunungkidul di Malam Puncak Mataf Unisa
-
Divonis 9 Tahun, Vadel Badjideh Tetap Ngeyel dan Tolak Mengaku Bersalah
-
Gak Perlu Panik! Ini Cara Mudah Nabung Buat Pernikahan Meski Gaji Pas-pasan
-
Ramalan Kiamat di Uganda: Ratusan Warga Tinggalkan Rumah dan Masuk Hutan