Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Gambar Buku "Menikmati Hidup".[iPusnas]

Setiap orang dibekali dengan kelebihan dan kekurangan. Satu sama lain mestinya bisa saling melengkapi agar tercipta harmoni kehidupan. Meski kita memiliki kekurangan, tapi yang paling penting adalah berusaha untuk fokus pada kelebihan yang ada pada diri masing-masing.

Tak perlu merasa minder, kecil hati, rendah diri, dan perasaan-perasaan sejenisnya ketika melihat pencapaian orang lain. Fokus saja pada bagaimana kita berusaha menggali potensi diri, mengembangkannya dengan penuh kesungguhan, sehingga kita pun dapat melakukan hal-hal yang dapat membuat hidup kita lebih bermakna, bermanfaat, dan menyenangkan.

Hidup ini sangat indah, jadi jangan sampai dilewatkan begitu saja. Jangan sampai kita malah sibuk meratapi nasib. Bergeraklah dan nikmati hidup ini dengan penuh keceriaan. Nikmati setiap nikmat yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita, seperti nikmat kesehatan, nikmat memiliki anggota tubuh yang utuh, dan seterusnya.

Tak perlu bersusah payah melakukan beragam cara agar kita disukai oleh semua orang. Sebab, tak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang bisa menyenangkan dan memuaskan semua orang. Jadilah diri sendiri dan tak perlu menggunakan topeng agar semua orang suka pada kita.

Dalam buku ‘Menikmati Hidup’ karya Ahmad Rifa’i Rif’an dijelaskan, setiap manusia diciptakan dengan sangat sempurna. Sejak kecil mungkin pelajaran itu terus diulang sampai bosan kita mendengarnya. Tetapi sayangya, kita sering kali melupakan pelajaran berharga itu. Padahal kesempurnaan penciptaan Allah atas kita sebenarnya sudah cukup membuat kita hidup sewajarnya, tampil apa adanya, tanpa merasa perlu menutupi diri kita dengan beragam topeng.

Sebab kita lahir dengan keunikan yang dikaruniakan Tuhan. Tidak usah kita menampilkan diri sebagai orang lain hanya demi meraih simpati. Sudah saatnya kita berkata, “Aku ya gini ini. Inilah aku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Inilah aku dengan segala masa lalu dan mimpi-mimpiku. Inilah aku dengan latar belakang keluarga yang kuterima dengan ikhlas,” (hlm. 21).

Selain bersyukur, menggali potensi, dan menjadi diri sendiri, masih banyak cara yang bisa kita gunakan untuk menikmati hidup yang indah ini. Salah satunya yakni menggunakan anggota tubuh untuk memperbanyak kebaikan. Misalnya menggunakan mulut untuk berbicara yang baik-baik dan tidak gemar menyakiti hati orang lain.

Berzikir juga menjadi cara yang sangat bagus untuk menikmati hidup. Salah satu hal yang menyebabkan hati terasa gundah dan gelisah adalah karena kita jarang atau enggan untuk berzikir.

Zikir adalah amal saleh yang telah banyak dilupa. Kemodernan membawa manusia pada tingkat kesibukan yang amat sangat terhadap rutinitas dunia. Manusia lebih peka terhadap laparnya perut ketimbang mendeteksi laparnya batin. Manusia modern lebih pintar mencukupi gizi fisiknya ketimbang mencukupi gersang jiwanya (hlm. 141-142).

Melalui buku karya Ahmad Rifa’i Rif’an yang diterbitkan oleh penerbit Quanta (Jakarta) ini, kita dapat merenungi kehidupan dengan lebih baik dan bijaksana. Selamat membaca dan menikmati hidup yang penuh warna.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy