Supernova adalah salah satu novel serial karya Dee Lestari yang amat populer di kalangan para pencinta novel fantasi lokal. Terdiri atas 6 jilid novel, yakni Ksatria Putri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan Inteligensi Embun Pagi.
Yang membuat novel Supernova ini menarik adalah tidak hanya menyajikan ide cerita yang anti-mainstream, tapi juga di dalamnya ada banyak kutipan-kutipan menarik yang layak untuk direnungkan. Kutipan-kutipan itulah yang kemudian dirangkum Dee Lestari dalam buku berjudul 'Kepingan Supernova' ini.
Kalau menurut Dee, kalimat baginya adalah musik, yang punya ketukan, irama, dan melodi. Sehingga tak heran, dalam setiap novel yang ia lahirkan, selalu ada kalimat-kalimat berisi refleksi namun begitu mengena di hati.
Hal tersebut bisa kita temukan dalam buku ini. Lewat Kepingan Supernova, pembaca bisa menghadirkan kembali seluruh kutipan menarik yang ada dalam serial Supernova. Sebagaimana kutipan berikut ini.
"Berhenti menilai baik-buruk dari apapun. Bukan untuk itu Anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan hakim". (Halaman 49)
Kutipan di atas mungkin terdengar biasa-biasa saja tapi sebenarnya amat menohok. Betapa banyak diantara manusia yang hidup layaknya menjadi hakim atas tindakan orang lain. Begitu mudah memberi label baik dan buruk berdasarkan perspektifnya sendiri. Padahal kita bukanlah tim penilai yang diberi wewenang untuk menetapkan standar baik dan buruk tersebut.
Selanjutnya, ada satu bait puisi yang menurut saya cukup menyentuh. Saya rasa, temanya tentang cinta namun sarat akan ketidakpastian. Puisi ini adalah salah satu bagian dari prolog serial Supernova yang terasa indah, tapi juga menghadirkan perasaan kelam dalam satu waktu.
Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan
Engkaulah petunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudera terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama, tapi terasa ada
Ajarkan aku
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bangun dari ilusi, tapi tak memilih pergi
Selain beberapa kutipan di atas, masih banyak quotes berkesan yang hadir dalam Kepingan Supernova.
Membaca kalimat-kalimat pendek dalam buku ini rasanya mampu menghadirkan kembali serunya alur cerita Supernova sekaligus banyaknya inspirasi yang didatangkan oleh Dee Lestari dalam karya populernya tersebut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Belajar Cara Belajar', Keahlian Paling Penting Manusia Modern
-
Ulasan Buku Daya Pikat Guru, Menjadi Guru yang Dicinta Sepanjang Masa
-
Review Buku I Love You, Mom: Kumpulan Kisah Kasih Seorang Ibu
-
Tiga Rekomendasi Buku Anak Islami Bertema Kesehatan dari Ziyad Books
-
Beredar Buku Kenangan Alumni Fakultas Kehutanan UGM, Ada Biodata Jokowi
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
Tayang di Noice! 'Film Gak Nikah Gapapa Kan?' Bakal Mengaduk-aduk Emosimu
-
4 Mix and Match Blazer Anti-Boring ala Noh Sang Hyun, Gaya Makin Macho!
-
Rektor UI Harumkan Indonesia: Penghargaan Tohoku University Lengkapi Lompatan UI di Peringkat Dunia
-
Suporter SMAN 3 Cibinong Panaskan Grand Final AXIS Nation Cup 2025
-
Aksi Seru dan Komedi Berpadu, Prime Video Bagikan Trailer Film Playdate